36

557 32 1
                                    

Berita dan rekaman tersebut telah terdengar dan sampai kepada yang bersangkutan.

Hellen yang masih berada di atas ranjangnya pun menggigit jarinya resah. Jantungnya pun berdetak tidak karuan, perasaannya sangat tidak enak.

Sudah pasti Pak Yong dan Ivona mengetahui berita ini.

Untung saja, Hellen sengaja mengunci pintu kamar dan pintu rumahnya setelah Gilang berangkat kesekolah barusan. Itu tidak direncanakan, namun sepertinya Hellen tidak menyesal telah melakukannya.

"Apa yang harus gue lakuin?"

"Siapa dalang dari rekaman itu?"

"Gue bakal dipecat sebentar lagi-?"

Hellen mengoceh, entah kepada siapa. Yang pasti perasaannya sangat tidak enak. Suasananya mendadak tegang dan juga membuat hatinya resah.

Ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dan meringkuk didalamnya.

Pikirannya kacau.

Apakah pekerjaannya akan hilang begitu saja?

Harusnya Hellen tidak menerima ajakan Davin dari waktu itu. Sekarang, Hellen baru sangat menyesalinya.

Sudah dipastikan ia akan dikejar-kejar media, begitupun dengan pihak agensi. Semua orang pasti akan menunggu klarifikasi dari Hellen ataupun Davin langsung.

Hellen ingin berlari sejauh mungkin, agar bisa kabur dari semua masalah ini. Namun di satu sisi ia juga merasa bahwa ini adalah salahsatu konsekuensinya.

Ya, katakan saja Hellen pengecut.

Tapi meskipun begitu, Hellen masih bisa mengakui bahwa semua ini memang ada campur tangan dirinya. Dan masalah ini juga ada karena Hellen dan Davin sendiri.

Karena tidak mau ambil pusing, Hellen mematikan ponselnya. Hellen ingin tenang sementara, jelas sekali ia belum siap melihat semua berita dan gosip tentangnya bertebaran. Pasti akan banyak yang mengata-ngatainya wanita murahan. Hellen sudah sakit kepala hanya karena membayangkannya, apalagi itu benar-benar terjadi? Hellen mungkin bisa kehilangan akalnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Berbeda dengan Hellen yang mengurung diri dirumah. Davin malah bisa-bisanya berdiri santai di balkon mansionnya. Sembari menatap langit-langit, ia menghela nafasnya.

Berita itu memang sudah sampai ketelinga Davin. Namun pria itu sama sekali tidak ingin ambil pusing dan berusaha menenangkan diri. Meskipun memang ia belum siap juga mendapatkan beribu-ribu pertanyaan dari penggemarnya.

Ponselnya pun dimatikan juga.

Bagaimana pun juga, mereka harus tenang sebelum akhirnya akan menghadapi semua kemungkinan yang akan datang. Seperti dipecat, dibenci, dimaki atau bahkan diblacklist dari daftar model papan atas.

Mendadak hati Davin merasa ter-iris.

Disaat-saat seperti ini pun, Davin masih sempat memikirkan bagaimana kondisi Hellen?

Pasti Hellen sudah mendambakan kehidupannya sebagai model berjalan normal kembali. Namun sekarang, semuanya malah tergantikan dengan rekaman dan berita kejam tersebut. Davin tau, pasti Hellen sedang sangat kacau sekarang.

"Katrina.." lirihnya.

Davin ingin memaki dirinya sendiri. Kenapa ia malah terjebak dipermainannya sendiri? Sudah dari awal, Davin bersikeras untuk tidak membawa perasaan kedalam hubungan terlarang ini, tapi malah dirinya sendiri yang terjebak.

Dan sekarang, rasanya sangat perih membayangkan kekacauan Hellen.

Bukan itu saja, rasa bersalah juga menyelimuti dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Partner With Benefits ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang