13

776 47 0
                                    

6 bulan berlalu begitu cepat.

Kerja sama antara Hellen dan Davin juga berkembang, keduanya tidak merasakan canggung lagi saat melakukan pemotretan. Para penggemar pun sudah jarang yang memberikan mereka komentar negatif, sebab semuanya sekarang percaya bahwa mereka hanya rekan kerja yang terikat kontrak.

Tapi berapa lama kontrak itu tidak mereka publikasikan. Sebab pihak agensi melarang mereka.

Berbeda dengan Davin dan Hellen yang semakin akrab, Ivona dan Felicia masih sama seperti awal-awal. Mereka hanya akur saat ada pekerjaan saat dan jika tidak sedang bekerja pasti mereka ribut tidak jelas.

Sore ini Davin mengajak Hellen untuk makan di restoran steak miliknya, yaitu J.Steak.

Kini mereka berdua tengah duduk berhadapan sembari memakan makanan mereka di meja.

"Ini gue gratis berarti kan?" tanya Hellen di sela-sela ia mengunyah.

Davin mengerutkan dahinya. "Gak, enak aja."

Hellen melotot tidak terima. "Heh! Tadi lo bilangnya 'gue yang traktir' loh ya?! Php lo!" katanya setelah menelan makanan dimulutnya.

"Ya maksudnya gue yang bayar, jadi gak gratis." kata Davin dengan tanpa dosanya.

Hellen memutar kedua bola matanya malas. "Dih?! Yaudah!"

Pria itu terkekeh melihat wajah kesal Hellen. Ekspresi itu terlihat lucu di wajah Hellen.

Selanjutnya keduanya hening, mereka hanya makan sembari menikmati suasana restoran yang sepi. Sebab ini bukan jam makan siang, dan Davin sengaja mengajak Hellen kesini saat sore hari agar tidak ada penggemar yang melihat mereka disini.

Di pintu masuk terdapat lonceng yang akan berbunyi ketika pintu tersebut terbuka---menandakan ada orang yang masuk.

Dan kini lonceng itu berbunyi, awalnya Davin dan Hellen tidak menghiraukannya mereka masih sibuk makan sembari mengobrol ringan.

"Isi ATM lo berapa sih, Vin? Kok bisa bikin restoran dan makanannya seenak ini?"

"Isinya gak bisa dihitung pake kalkulator."

Hellen mendadak ingin muntah mendengarnya. "Songong lo."

Davin terkekeh. "Terus makanannya ini resep gue sendiri, gue-"

"AHAHAHAH!" suara tertawa Hellen membuat ucapannya terpotong.

"Apa yang lucu?"

"Emang lo bisa masak? AHAHAHAHA! Perut gue sakit, gila!"

Davin menatap Hellen kesal. "Bisa, lo gak percaya?"

Hellen mengangguk yakin. "Iyalah! Gue ngakak dengernya."

"Asal lo tau-"

"Davin?!"

Hellen dan Davin menoleh ke sumber suara. Terlihat gadis berambut panjang berponi tipis itu menghampiri meja mereka. Hellen mengerutkan dahinya, ia tidak mengenal wanita itu.

"Davin? Akhirnya gue ketemu sama lo! Lo ganti nomor? Lo juga pindah rumah ya? Kenapa lo-"

"Bisa gak nanyanya satu-satu?" potong Davin malas.

Gadis itu terkekeh. "Maaf! Abisnya gue seneng banget ketemu lo disini."

Perhatian gadis itu beralih pada Hellen.

"Hallo? Lo Hellen Katrina ya?? Modelnya SYNK label? Yang lagi kerja sama sama Davin kan katanya?"

Hellen mengangguk kaku. "Iya, lo siapa ya?"

Partner With Benefits ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang