"Mirip banget sama buatan Mama, kak!" seru Gilang saat merasakan cookies coklat buatan kakaknya tadi.
Davin juga mencobanya, dan jelas sekali rasa cookies itu membuatnya nostalgia. Resep kue seperti ini biasanya resep kue jadul, dan Hellen berhasil membuatnys.
"Syukurlah, tadi kakak kira gak bakal mirip."
"Lo jago masak juga." kata Davin lalu kembali menggigit cookies di tangannya.
Hellen tersenyum bangga. "Iyalah! Gue ini bisa jadi model, chef, guru, atlet renang, artis, penyanyi, dancer, idol, pengusaha, ibu rumah tangga, atlet basket-"
"Halah bohong! Gue gak setuju sama yang terakhir lo sebutin! Dribble aja masih gak bisa, udah sok-sok an mau jadi atlet." potong sang adik.
Hellen berdecak. "Berisik lo! Ganggu gue aja!"
Gilang menatap kakaknya aneh. "Orang gila! Ngomong sendiri!"
"Engga ya! Gue ngomong sama Davin, ya kan?" Hellen menatap Davin.
Tapi Davin malah menggeleng tidak mengiyakan perkataan Hellen.
"Najis, kalian berdua sama aja! Semua cowok sama aja!" decaknya kesal. Gadis itu sedikit memakan cookiesnya dengan kasar.
"Ahahah! Ngambek tuhkan bang! Dia tuh gampang di kalahin, tinggal diemin aja."
Hellen melotot pada adiknya itu. "Udah diem! Lo ngerusak suasana! Mending lo mandi kek, bersih-bersih rumah kek, bukannya ngegangguin gue mulu!"
"Kalau gue gak mau?"
"Gue bunuh."
"Takut..🥺." ucap Gilang dengan ekspresinya yang sangat menyebalkan.
Hellen hendak melemparkan tutup toples cookies itu pada Gilang, tapi Davin menahan lengan gadis itu. Ia memegang tangan lentik Hellen, perbedaan tangan mereka cukup terlihat, tangan Davin berurat dan lebih besar dari tangan Hellen.
"Udah, ngalah sama adik." kata Davin.
Hellen menghempaskan tangannya yang di genggam Davin. "Iya yaudah!" Gadis itu terlihat cemberut.
Davin menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Hellen. Ketika di rumah ternyata di model kebanggaan SYNK itu sangat kekanak-kanakan.
"Makasih bang! Nanti gue beliin lo jajanan di minimarket seberang ok?"
"Lo salah nawarin orang, Davin bisa beli 10 toko minimarket langsung." celetuk Hellen.
Davin tersenyum miring mendengarnya. "Gue gak sekaya itu, Katrina."
Hellen menatap Davin sengit. "Iya! Gausah sok merendah untuk meroket, gak ada bensinnya." ia berusaha melawak tapi kedua pria itu sama sekali tidak tertawa.
"Haha, lucu." kata Gilang garing.
"Berisik lo!"
Davin hanya menghela nafasnya lelah melihat kedua adik kakak itu malah terus berkelahi lagi dan lagi.
••••
Ivona dan Felicia sedang berada di salah satu cafe dekat gedung SYNK. Mereka berdua hendak membicarakan tentang undangan dari suatu acara TV untuk Hellen dan Davin.
Felicia meneguk kopinya, sedangkan Ivona sedang meminum smoothies strawberry kesukaannya.
"Bagaimana ini? Karena photoshoot kemarin banyak mendapatkan berbagai respon dari penggemar, banyak acara TV dan podcast youtube yang mengundang mereka berdua. Ini akan sangat membingungkan, Iv." kata Felicia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner With Benefits ✓
Fanfiction"Katrin, lets play a game." "What's game?" "Partner with benefits." "What the fuck?" [ Karina yoo x Jeno Lee ] ‼️ANAK KECIL DILARANG BACA‼️ [ ON GOING ] #402 in fanfiction [160424] #1 in karinaaespa [200524] @anothervelvets.