"Menghabiskan waktu bersamamu, aku menyadari bahwa momen kecil bisa memiliki makna yang tak terhingga."
***
Azalea duduk di ruang tengah, menikmati film kartun di televisi dengan cemilan favorit di tangan. Saat itu, Azalea teringat hari ulang tahunnya yang akan datang dan memeriksa ponselnya.Tak ada pesan ucapan, bahkan dari teman-teman terdekatnya.
"Mereka sibuk ya? Sampai lupa kalau besok ulang tahun aku..." gumamnya dengan raut wajah sedikit sedih.
Azalea melanjutkan menonton film, namun sesekali pikirannya melayang ke Januar. "Januar, kamu kok gak aktif, sih?" ucapnya pelan sambil memandang layar ponsel, merasa murung.
Saat Azalea sedang asyik menikmati film, tiba-tiba listrik padam. Terkejut, Azalea bangkit dan langsung menyalakan senter di ponsel, melangkah keluar untuk memeriksa. Di tengah gelapnya malam, terdengar suara yang mengagetkan.
"Happy birthday, Azalea!" seru beberapa suara dari arah tak terduga.
Azalea memutar badan dan melihat Januar serta teman-temannya berdiri dengan senyum di wajah mereka, membawa balon dan kue ulang tahun. Hatinya terkejut sekaligus bahagia.
"Kirain kalian lupa sama ulang tahunku..." katanya dengan suara bergetar, air mata bahagia mulai mengalir di pipi.
"Makasih ya, kalian semua udah kasih kejutan buat aku," ucap Azalea terharu.
"Iya, sama-sama, Azalea!" seru mereka serempak.
"Jangan nangis lagi dong, kamu kan lagi ulang tahun!" ujar Dara sambil tertawa kecil, mencoba menghibur Azalea.
Lamia, yang terlihat agak malu, berkata pelan, "Maaf ya, sebenarnya tadi aku sama Nia cuma akting doang..."
"Aku kira kalian beneran marah sama aku..." balas Azalea, lalu memeluk mereka erat.
"Udah, yuk kita masuk, gak enak berdiri di luar," ajak Azalea, mengundang mereka ke dalam rumah.
Di ruang tamu, mereka menyiapkan kue ulang tahun dan menyanyikan lagu ulang tahun untuknya. Senyumnya tak berhenti mengembang.
"Suapan pertama buat siapa nih?" tanya Nia penasaran sambil mengedipkan mata.
"Suapan buat Januar," jawab Azalea sambil menyuapkan kue ke mulutnya.
"Yah, bukan buat kita rupanya," kata Nia, berpura-pura kecewa.
Azalea tertawa kecil. "Suapan kedua buat ketiga temanku tercinta!"
Setelah itu, mereka menyerahkan kado yang sudah dipersiapkan. Nia dengan senyum lebar memberikanku kotak kecil yang dihias rapi. "Ini hadiah dari kita bertiga," katanya penuh semangat.
"Makasih ya, kalian semua teman kesayanganku..." ucap Azalea sambil memeluk mereka satu per satu.
"Aku gak dapet pelukan nih?" kata Januar tersenyum tanpa dosa.
"Gak boleh, kita gak muhrim, Januar!" jawab Azalea, menepuk pundaknya dengan bercanda.
"Haha, aku cuma bercanda kok. Ini, ada hadiah kecil dari aku juga," katanya sambil menyodorkan kotak hadiah lain pada Azalea.
Azalea membuka kotak itu dan melihat sebuah kalung dengan liontin cantik. "Wah, cantik banget kalungnya! Makasih ya, Januar..." kata Azalea, tersenyum bahagia.
Januar mengambil kalung itu dari Azalea, "Sini, aku bantu pasangin"
Azalea mengangguk pelan, membiarkan Januar memasangkan kalung itu di leherku. "Makasih banyak," bisiknya, merasa terharu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐋𝐈𝐌𝐏𝐒𝐄 𝐎𝐅 𝐔𝐒 | Re-publish
RomanceAda satu masa ketika kehadiranmu adalah bagian dari hidupku yang tak terpisahkan. Kita menghabiskan waktu bersama, berbagi tawa dan kenangan, seolah segalanya akan bertahan selamanya. Namun, kisah kita berakhir tak seperti yang diharapkan, meninggal...