"Bagaimana mungkin aku bisa melupakanmu, ketika setiap bayangmu terus hadir di ingatanku, mengisi ruang yang tak pernah bisa benar-benar kosong?"
***
Azalea menoleh ke arah Mama, ingin berbagi semuanya, tapi kata-kata terasa sulit keluar. "Ma...aku enggak kenapa-napa kok," kata Azalea lirih.
Mama mengangguk, mendengarkan dengan penuh perhatian. "Yakin kamu gak kenapa-napa, kalau ada apa-apa cerita sama mama, ya," katanya dengan lembut, memberikan pelukan hangat yang membuat hatinya sedikit tenang.
Azalea menarik napas dalam-dalam, mencoba menguatkan diri. Mungkin, semua ini bagian dari proses belajar. Azalea tahu Mama benar—dirinya masih punya keluarga yang selalu mendukung, apapun yang terjadi.
"Terima kasih, Ma," ucap Azalea sambil menyeka air mata.
Mama tersenyum lembut dan berdiri. "Sekarang coba tenang, ya. Kalau kamu perlu sesuatu, Mama ada di luar. Istirahat yang cukup, Nak"
Azalea mengangguk, merasa sedikit lebih ringan setelah berbicara dengan Mama. Sore itu, Azalea main ke rumah tetangga sebelah—Gisela Ananta. Gadis berumur sebelas tahun itu memiliki wajah yang mirip seperti bule.
"Kak Lea jarang banget main ke sini," kata Gisela.
Azalea tertawa kecil mendengar ucapannya. "Maaf ya, kakak sibuk banget," jawab Azalea.
"Iya, Kak. Kinara mana, Kak?" tanya Gisela.
"Di rumah baru kakak yang masih dekat-dekat sini kok," jawab Azalea.
Gisela kemudian teringat kejadian minggu lalu. "Kak, kok bisa diserang sih? Gimana ceritanya?" tanyanya penasaran.
"Cerita gini ya, Dek. Kakak bikin konten sama Kinara kan terus dia komen di konten 'kakak anak tiri'. Nah dia yang mulai duluan, kakak balas kalau mamanya banyak utang," jawab Azalea sambil tertawa.
"Emang tuh anak nyari masalah, ya. Untung aku nggak main lagi sama dia," ujar Gisela.
"Bagus, memang. Dia suka cari masalah aja," kata Azalea.
"Iya, Kak. Mama juga nggak bolehin aku main sama dia," tambahnya.
Azalea mengamati rumah Gisela, seakan-akan mencari seseorang di dalam rumah itu. "Iya, Dek. Abang kamu mana?" tanya Azalea.
"Oh, Bang Gian lagi pergi sama Mama, Kak," jawab Gisela.
"Oalah, pantesan kakak perhatiin nggak ada," kata Azalea sambil tersenyum.
Gisela tiba-tiba mendekat dan bercanda, "Kakak kenapa nanya abang Gian? Jangan-jangan kakak suka sama abang aku ya?"
"Enggak kok," jawab Azalea sambil tersenyum.
"Kak!" panggil Mama dari luar.
"Mama kakak manggil, kakak pamit dulu ya, Dek," ujarnya.
Setelah dari rumah Gisela, Azalea membantu Mama beberes rumah. "Kamu ke mana aja tadi, Kak?" tanya Mama.
"Mau ke rumah Gisela, Ma. Dia ngajakin aku bikin es chocolatos," jawab Azalea.
"Boleh, Kak. Nah, sekarang bantu Mama cuci baju yang ada di bak, ya," kata Mama sambil menunjuk bak di kamar mandi.
"Siap, Ma!"
Azalea pun masuk ke kamar mandi untuk mencuci baju sembari memikirkan Januar.Saat Azalea sedang mencuci pakaian sampai selesai, dia ingin kabar Januar saat ini.
"Gimana kabar Januar ya? Tapi aku malas banget chatan sama dia," gumamnya.
Setelah mencuci baju, Azalea menghampiri Mama dan berkata, "Ma, aku ke rumah Gisela ya, mau bikin es Chocolatos bareng dia,"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐋𝐈𝐌𝐏𝐒𝐄 𝐎𝐅 𝐔𝐒 | Re-publish
RomanceAda satu masa ketika kehadiranmu adalah bagian dari hidupku yang tak terpisahkan. Kita menghabiskan waktu bersama, berbagi tawa dan kenangan, seolah segalanya akan bertahan selamanya. Namun, kisah kita berakhir tak seperti yang diharapkan, meninggal...