"Ini kak, makanan yang kamu minta," ucap mama sambil menyodorkan makanan pada Azalea.
"Makasih, Ma," jawab Azalea sambil tersenyum.
Dari tempat duduk mereka, Kinara melihat Januar yang sedang latihan pionering. Matanya berbinar, terkesima melihatnya.
"Kak, lihat deh! Bang Januar lagi latihan pionering!" seru Kinara, sambil menunjuk ke arah Januar.
"Iya, Dek," sahut Azalea menenangkan.
Januar tak bisa menghampiri mereka karena tengah serius dalam latihannya.
"Januar, sini dulu," panggil mama.
"Iya, Ma," jawab Januar sambil mengangguk.
"Bang Januar!" seru Kinara lagi, antusias.
"Iya, Dek," sahut Januar sambil melambaikan tangan.
"Tapi aku latihan dulu, ya. Kalau ada waktu, aku mampir," ucap Januar sebelum kembali ke latihannya.
"Semangat ya, Januar!" sahut Azalea memberi dukungan.
Setelah itu,orang tua Azalea pamit pulang dan Azalea kembali ke tenda dan diumumkan akan ada pentas seni. Azalea tak begitu tertarik.
"Nanti ada pentas seni," ujar Lamia saat kami duduk bersama.
"Siapa ya yang bakal tampil malam nanti?" tanya Nia sambil meliriknya.
"Azalea aja, kamu kan jago nyanyi," ucap Dara.
"Ah, gak mau, Dara. Kamu aja, kan kamu lebih berbakat," jawab Azalea.
"Tapi aku juga lagi malas nyanyi," Dara mengeluh sambil tertawa kecil.
"Ya udah, aku aja yang tampil malam nanti," kata Dara akhirnya.
Mereka terus mengobrol santai sambil ngemil dan mereka memutuskan untuk mandi sebelum malam tiba.
Malam pun tiba. Januar duduk di samping kamar mandi bersama Devano. Ketika Azalea berjalan keluar dari kamar mandi, Azalea melihatnya di sana dan menyorotkan senter ke arah mereka.
"Hai, Januar," sapa Azalea.
"Hai. Maaf ya, kalau aku sering lupa tanggal jadian kita. Tapi, terima kasih sudah bertahan sampai enam bulan ini," ucap Januar tulus sambil berdiri di hadapannya.
"Tidak apa-apa," jawab Azalea sambil tersenyum.
Mereka saling berpelukan, sementara dari kejauhan, Devano melihat dengan sedikit cemburu sebelum akhirnya kembali ke tendanya. Azalea pun kembali ke tenda dan mendengar pengumuman tentang lomba pentas seni, tapi Azalea terlalu mengantuk untuk menontonnya.
"Kak, aku tidur dulu ya," pamit Azalea pada Lamia.
"Ya udah, tidur aja," jawab Lamia.
"Padahal rugi banget, gak lihat penampilan Januar main gitar nanti," Nia menggoda.
"Tidak apa-apa, biarin saja dia tidur," sahut Dara menenangkan.
***
Pagi harinya, cuaca cerah dan sejuk menyambut mereka saat berbaris untuk senam. Dari kejauhan, Azalea melihat Januar di barisan paling depan, tetapi dia seakan tak menyadari kehadirannya.
"Lea, kamu tau gak?" kata Lamia memecah lamunannya.
"Apa?" tanya Azalea.
"Penampilan Januar semalam keren banget! Kami sampai salah fokus lihat tangannya main gitar," Nia menambahkan sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐋𝐈𝐌𝐏𝐒𝐄 𝐎𝐅 𝐔𝐒 | Re-publish
RomanceAda satu masa ketika kehadiranmu adalah bagian dari hidupku yang tak terpisahkan. Kita menghabiskan waktu bersama, berbagi tawa dan kenangan, seolah segalanya akan bertahan selamanya. Namun, kisah kita berakhir tak seperti yang diharapkan, meninggal...