𝟏𝟕. 𝐍𝐞𝐰𝐟𝐨𝐮𝐧𝐝 𝐏𝐫𝐨𝐛𝐥𝐞𝐦

16 9 1
                                    

"Kerinduan ini bagaikan embun yang tak sempat jatuh di pagi hari—hanya bisa menunggu, menahan diri dalam sepi."

***


Hari Minggu berlalu dengan cepat, dan saat itu Azalea masih memikirkan kejadian di sekolah. Paginya, dia menunggu Januar di lantai 3, tapi tiba-tiba ada anak OSIS yang berkeliaran di sana.

"Mereka kok di sini sih?" gumamnya dengan cemas, kemudian memutuskan, "Mending aku ke kelas aja deh"

Setibanya di kelas, dia duduk sambil menunggu teman-temannya datang. Azalea segera menghampiri Lamia begitu melihatnya.

"Kak, tadi aku lihat anak-anak OSIS di lantai 3 pas aku mau nungguin Januar," bisiknya pada Lamia.

"Lebih baik kamu hati-hati deh. Mereka suka ngadu ke wali kelas kita," ucap Lamia.

"Iya, takut aja kalau mereka sampai tahu soal aku dan Januar," kata Azalea gelisah.

"Mending hari ini kita main sama-sama dulu, nanti pas pulang sekolah baru temuin Januar," ujar Nia menenangkan.

"Iya, setuju. Nanti kita ke kantin bareng aja ya," sahutnya sambil mengangguk.

Bel istirahat pun berbunyi, dan kami segera menuju kantin.Banyak siswa yang duduk di kantin.

"Ayo, kita ke kantin, aku udah lapar banget nih," ujar Nia.

"Ya udah, ayo kita beli makan," kata Lamia. "Kalian mau pesan apa?"

"Aku nasi goreng," jawab Nia. "Kamu,Lea?"

"Aku nasi goreng juga, plus roti dan air mineral"

Mereka segera membayar di kantin dan kembali ke kelas. Namun, hatinya masih diliputi rasa cemas. "Kak, aku takut kalau guru tahu soal aku pacaran gini," kata Azalea dengan raut wajah yang khawatir.

"Tenang aja, Lea. Kamu harus bersikap biasa, anggap aja kayak teman sama Januar," bisik Lamia sambil menenangkannya.

"Iya, aku bakal coba bersikap biasa," jawab Azalea, meski rasa khawatir itu tak kunjung hilang.

Sepulang sekolah, Azalea dan teman-temannya berjalan menuju koridor. Azalea melihat banyak siswa menatapnya dengan tatapan yang membuatnya semakin tak nyaman.

"Lea, kenapa mukamu murung begitu?" tanya Lamia.

"Nggak apa-apa, kok," jawab Azalea sambil tersenyum kecil, mencoba menutupi kekhawatirannya.

Di koridor, Azalea akhirnya bertemu dengan Januar. Dia tersenyum dan segera duduk di sebelahnya.

"Kok tadi nggak ketemu pas istirahat?" tanya Januar.

"Maaf ya, tadi aku sibuk tugas, jadi nggak sempat," jawabnya sambil menghindari tatapan matanya.

Januar menatapku tajam, seolah bisa membaca pikirannya. "Kamu lagi bohong, ya?"

"Haa, maksud kamu?" tanya Azalea gugup.

"Sebenarnya aku udah tahu yang kamu sembunyikan," jawabnya sambil tersenyum tipis.

Azalea terkejut dan bingung, tapi tiba-tiba Januar mengalihkan pembicaraan. "Lupain aja. Kamu inget nggak hari ini hari apa?"

Azalea terdiam sejenak, lalu mengangguk. "Inget kok, ini tanggal 29, kan?"

Dengan lembut, Januar mengeluarkan bunga mawar biru dari tasnya dan menyodorkannya padanya. "Ini, buat kamu. Cepetan simpan di tas biar nggak ada yang lihat"

𝐆𝐋𝐈𝐌𝐏𝐒𝐄 𝐎𝐅 𝐔𝐒 | Re-publishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang