Malam itu, Azalea berkumpul bersama keluargaku di ruang tengah. Mereka berbincang-bincang santai, terutama mengenai rumah baru yang akan segera kami tempati.
"Ayah, rumah baru kita itu ada taman belakangnya, nggak?" tanya Azalea penasaran.
"Iya, ada taman kecil. Kamu bakal suka, kak," jawab Ayah sambil tersenyum.
"Mama udah punya rencana buat dekorasi taman nanti," tambah Mama. "Biar makin nyaman buat kumpul keluarga"
Kinara yang duduk di sampingku ikut antusias, "Kak, nanti kita bisa main di taman setiap sore, seru kan?"
Azalea mengangguk sambil tersenyum. Rasanya menyenangkan membayangkan rumah baru mereka. Percakapan terus berlanjut, diiringi gelak tawa dan kehangatan yang membuat malam terasa begitu damai. Meski pindah rumah kadang terasa berat, bersama mereka, aku merasa siap menghadapi perubahan ini.
Esok paginya, Azalea bangun lebih cepat dari biasanya karena orang tua dan adiknya akan pergi ke kampung halaman kakek. "Mama, berangkatnya sekarang ya?" tanya Azalea, memastikan.
"Iya, Kak. Biar pulangnya gak terlalu sore," jawab Mama sambil mempersiapkan barang-barang terakhir.
Ayah menepuk bahunya, "Kak, jaga rumah ya. Jangan lupa beresin rumah juga"
Kinara melambaikan tangan sambil tersenyum, "Kak, kami pergi dulu ya!"
"Iya, hati-hati di jalan, dek," pesannya sambil membalas lambaian tangan mereka.
Setelah mereka berangkat, Azalea mulai membersihkan rumah, satu ruangan demi satu ruangan. "Capek juga ya," gumamnya sambil menyeka keringat di dahi. Azalea berhenti sejenak untuk istirahat, lalu mengambil nasi goreng yang Mama buat pagi tadi. "Wih, enak banget nasi gorengnya, terima kasih, Ma," pujinya sambil menikmati setiap suapannya.
Setelah sarapan, Azalea melanjutkan menyapu rumah hingga bersih. Ketika siang menjelang, Azalea ingat pesan adiknya untuk tidak melewatkan makan, jadi dirinya menuju dapur untuk makan siang. Selesai makan, aku mulai merasa bosan sendirian di rumah. "Duh, bosen banget. Enaknya ngapain ya?" gumamku sambil melihat sekeliling.
Akhirnya, Azalea memutuskan untuk tidur siang. "Tidur siang aja deh," batinku, lalu berjalan menuju kamar. Sebelum itu, dirinya memastikan pintu rumah terkunci dengan rapat.
Saat Azalea berbaring di kasur, dirinya mencoba memejamkan mata, tapi entah kenapa susah sekali untuk tidur. "Aduh, gak bisa tidur nih," keluhku. Akhirnya, dia bangkit dan menuju ruang keluarga. "Mending nonton TV sambil rebahan aja deh," ujar Azalea.
Azalea menyalakan TV dan memilih film kesukaannya, menikmati ceritanya sambil tertawa sendiri di beberapa adegan yang lucu. Waktu berlalu tanpa terasa, hingga sore hari. Menyadari bahwa orang tua dan adiknya akan pulang sebentar lagi, Azalea bergegas untuk membersihkan rumah kembali, memastikan semuanya tampak rapi dan nyaman saat mereka tiba.
Setelah selesai menyapu rumah, Azalea bergegas mandi untuk menyegarkan diri. Selesai mandi, aku kembali ke ruang tengah dan menyalakan TV, mencari tontonan yang seru. "Wah, seger banget abis mandi. Sekarang gue dandan biar tambah cakep!" ujarnya sambil bercermin, merapikan rambut, dan tersenyum pada bayangannya sendiri.
Di TV, ada adegan lucu yang membuatnya tertawa lepas. "Yah, jatuh kan dia! Lucu banget," kata Azalea, tertawa kecil sambil memeluk bantal.
Tiba-tiba terdengar suara motor yang familiar mendekat ke arah rumah. Azalea segera bangkit dan membuka pintu. "Benar kan, Mama pulang!" seruku senang begitu melihat Mama turun dari motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐋𝐈𝐌𝐏𝐒𝐄 𝐎𝐅 𝐔𝐒 | Re-publish
RomanceAda satu masa ketika kehadiranmu adalah bagian dari hidupku yang tak terpisahkan. Kita menghabiskan waktu bersama, berbagi tawa dan kenangan, seolah segalanya akan bertahan selamanya. Namun, kisah kita berakhir tak seperti yang diharapkan, meninggal...