29. Kunci Lama dari Masa Lalu

80 14 2
                                    

Ponsel Bastian berdering. Pesan dari Emily.

Emily : Bas, kamu jadi terima tawaran acara Indonesia Berbakat, kan? Produser udah setuju untuk pilih kamu sebagai juri. Mereka udah lihat prestasi kamu di International Senior Taekwondo tahun lalu.

Bastian : Aku masih pertimbangin, Mily.

Emily : Secepatnya ya, Bas. Besok kutunggu jawabanmu.

Bastian menarik napas panjang. Baru saja ia ingin memutuskan hubungannya dengan Emily. Sesuatu selalu terjadi lagi.

Bima mengetuk kamar Bastian. Ia menunjukkan sebuah kliping dari koran lawas yang bentuknya seperti album foto. Di dalam kliping itu memuat banyak berita tentang prestasi Bastian sejak tahun 2011 sampai sekarang. Kliping itu tersusun secara rapi sesuai dengan penanggalan yang beraturan. Wajah mudanya terpampang besar di berita utama.

"Beta bangga sekali dengan Abang. Semoga beta bisa sehabat Abang Ali. Beta dan Papa selalu menyimpan semua koran yang ada nama Abang Ali agar ketika tua nanti, kami semua bisa melihat kembali saksi sejarah atas prestasi Abang," jelas Bima.

Bastian tersenyum membaca berita tentang dirinya. Dilihatnya sebuah headline pada koran daerah yang memuat tulisan: Atlet Taekwondo Asal Maluku Berhasil Meraih Emas Pertamanya Pada Ajang Korea Junior Championship 2012. Kemudian ia membaca isi artikelnya. Terdapat satu paragraf penuh berisi kutipan Bastian di masa lalu kepada awak media.

Kemenangan Bastian Alrie Sangadji tidak akan berhasil tanpa dukungan Visalikipan. Ali, begitu sapaannya mengatakan bahwa ia telah kehilangan kontak teman-temannya sejak tahun 2010. Ia ingin mencari keberadaan teman-temannya melalui bantuan media. Dan salah satu upayanya yang ia bisa lakukan adalah terus berjuang memenangkan segala kejuaraan taekwondo agar ia bisa menemukan teman-temannya yang hilang. 

Bastian terkesiap setelah membaca artikel koran itu. Ingatan masa lalunya samar-samar mulai tersusun. Ada sebuah momen penting di mana ia pernah memiliki teman yang spesial―yang telah menemaninya di masa tersulit dalam hidupnya. Kejadian di tahun 2010―di mana ia memiliki dua momen yang berbeda. Saat masih tinggal di Saleman bersama Tete dan Nene atau saat dirinya sudah pindah ke Ambon bersama Papa dan Bunda. Rasanya tidak mungkin jika kejadian itu mengacu saat dirinya sudah tinggal di Ambon. Pasti ada sesuatu yang terjadi di Negeri Saleman. Teka-teki itu membuat Bastian semakin penasaran. Siapakah Visalikipan? Mengapa sedikit pun ia tidak mengingatnya?

Bastian kembali memfokuskan pada ingatan masa lalu. Di mana ia pernah sangat menggebu untuk bisa diliput oleh media. Ia bukan mengejar kepopuleran, melainkan ia ingin dikenal oleh orang yang pernah hilang dari ingatannya. Namun sayangnya, semua usaha itu perlahan-lahan meluntur seiring berjalannya waktu. Tak seorang pun mencari namanya. Kemenangan dan kepopuleran Bastian hanya dapat dikenali oleh sesama pecinta taekwondo. Sementara olahraga taekwondo tidak sebesar sepak bola atau bulu tangkis yang memiliki banyak penggemar. Sejak saat itulah Bastian melupakan kisah lamanya. 

Berkat kliping yang Bima berikan, Bastian tergerak untuk mencari lagi kepingian masa lalunya yang sempat menghilang. Ia ingin tahu siapa sosok Visalikipan yang ada di dalam artikelnya. Semoga saja jika ia kembali diliput media―namanya akan lebih dikenal lagi dan semoga saja Visalikipan masih mengingat sosok dirinya sebagai Ali bukan Bastian.

Dengan cepat Bastian membalas pesan Emily.

Bastian : Mily, aku setuju untuk jadi juri Indonesia Berbakat. Tapi, aku mau pakai nama panggung Bastian Ali―bukan Alrie.

***

"Van, sudah lama gue suka sama lo. Sejak gue jadi anak baru di kelas tujuh. Saat lo berusaha membantu gue membawa buku LKS. Mungkin lo udah lupa kejadian itu, tapi kenangan itu nggak akan pernah bisa gue lupain," ujar Ali Nando sambil menyetir.

Hello You Apps!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang