Beli PS berujung Maut

1.2K 72 6
                                    

Beli PS berujung Maut √√

[1]

Awal pertama ~~
Kubuat cerita ~~
Kini ku cobaaaa,,,

SELAMAT DATANG DI KISAH AGLER DAN ANTEK-ANTEKNYA....

CERITA TRANSMIGRASI,,
BUAT KALIAN YANG PENASARAN BACA AJA SAMPAI TAMAT!
BUT,,
JANGAN LUPA DI VOTE SAMA KOMENNYA YA.
MOHON BANTUANNYA READER:+)

Note:  cerita nya udah tamat pemirsa. Hanya saja saya publish tidak setiap hari, kalau mood seminggu sekali kalau ramai setiap hari. Menunggu situasi nya ini:+()

dek, kak, Bu, pak..
Ini cerita pertama ku,
Aku harap kalian suka ya,?
Kalau ga suka jangan komen yang bkin semangat author nya hilang.

Dibikin penuh drama ini loh -farrel

Yang drama mah si Farrel aja -Aidan

Panggil aja author Asya, sayang juga boyeh(⁠✿⁠^⁠‿⁠^⁠).

Yang penting, paling penting ini baca Baek Baek. Yang bikin otaknya hilang separuh jadi lama banget mikirnya. Bikinnya bahkan sampe tengah malam pas pagi kena omel emaknya -Agler

Selamat membaca adek-adek. Harap bijak membaca yaaa. Kadang ada typo jadi maklum in author nya ini kalau udah ngetik kaga ngerem jadi belepotan -Alka.

Heppy Reading reader sekalian!!

"AYAHH..."

Terlihat gadis kecil yang menghampiri ayahnya yang baru saja keluar dari mobil. Alka merentangkan kedua tangannya seraya berjongkok, menyambut kedatangan anak bungsunya dengan senyum merekah.

"Ayah kok lama?" Tanya gadis bernama Lea dengan menatap wajah tampan ayahnya.

Alka terkekeh seraya menjawil anaknya yang berada di gendongan nya.

"Maaf ya nunggu lama" ucap Alka dengan mencubit pipi gembul anaknya.

"Ayah, PS Alan mana?" Seruan dari ambang pintu membuat sosok yang ditanya menoleh ke arah nya. Alka meringis pelan, ia lupa untuk membelikan PS yang sudah dijanjikan dengan anak sulungnya.

Alka menghampiri Alan dengan senyuman tipisnya. Pria itu menurunkan Lea, setelah itu ia berjongkok didepan anak sulungnya seraya menautkan kedua tangannya.

"Maaf sayang, ayah lupa.." ucapnya seraya mengelus pelan bahu Alan.

Alan cemberut, menatap kesal pada sang Ayah. "Tadi udah janji. Masa ga dibeliin, ayah bohong" Alan melipat kedua tangannya (bersidekap) dengan tatapan marah nya.

Alka menghela nafas pelan. "Maaf, yaudah ayah beliin tapi jangan ngambek iya?"

"Lebih baik jangan sekarang ka" ucapan seseorang yang baru saja datang bersama istrinya.

Alka menoleh ke sumber suara. "Kalau ga sekarang nanti Alan ngambeknya ga kelar kelar El" ucapnya seraya berdiri. Alka menatap kedua sahabatnya yang datang tiba-tiba.

"Tumben kesini?" Tanya Alka menatap sahabatnya penuh tanya.

Elang menghela nafas seraya melirik istrinya. "Nemenin istri main" celetuk nya dibalas kekehan kecil sang istri.

Karina, istri Alka itu tersenyum kecil. "Lagian setelah pada nikah udah lama ga kumpul lagi" ucap Karina yang langsung dibalas anggukkan istrinya Elang.

"Ayahh, jadi beli gak!" Pekik Alan dengan sorot mata marahnya.

"Besok aja cil" balas Elang.

"Gamau!"

Alka menghela nafas berat. "Udahlah El, kaya mau kemana aja. Cuma beli PS buat nyenengin si sulung. Tadi udah janji, tapi gue lupa ngasih.."

"Tetap aja ga boleh sekarang" sentak Elang membuat mereka kaget. Ada apa dengan sahabatnya? Tidak biasanya ia seperti ini.

Sentakan Elang bahkan membuat Lea menangis. Dengan cepat Karina menggendong anaknya yang terlihat ketakutan itu.

"Maaf, gue ga bermaksud bikin anak Lo takut. Tapi please, kali ini dengerin gue. Jangan sekarang, besok aja." Jeda nya dengan menatap netra Alka rumit.

"Gue punya firasat buruk" lanjut Elang lirih.

"Itu cuma firasat Lo El. Semua bakal baik-baik aja. Jangan terlalu mikir yang negatif. Gue baik baik kok tenang aja, cuma buat beli PS ga lama juga" ucap Alka lembut seraya menepuk pelan pundak Elang.

Segera Alka bergegas menghampiri mobilnya, panggilan dari sahabat dan istrinya bahkan tidak dihiraukan. Pria itu langsung melaju meninggalkan halaman rumah dengan tatapan tanpa arti dari sahabatnya.

"Kenapa Lo ga dengerin gue..."

*****

Mobil sport berwarna putih Tengah melaju kencang untuk bisa sampai kerumahnya.

PS yang dijanjikan itu sudah ia beli, sekarang Alka akan pulang dengan senyum bahagia. Sebentar lagi anak sulungnya tidak akan mengambek lagi.

Tanpa disadari didepannya ada truck yang oleng tengah menuju cepat kearahnya.

Karna kecepatan dari keduanya, tabrakan maut tidak bisa dihindarkan. Truck dan mobil sport putih itu menabrak dengan sangat kencang membuat mobil depan rusak parah.

Alka ditengah kesadaran yang menipis itu melirik PS yang sudah hancur.

"Ma–maafin .... A–ayah n–nak..." Ucap Alka dengan terbata-bata. Alka bisa melihat ramainya para warga yang berbondong-bondong ketempat kecelakaan maut.

Pandangan nya semakin tidak jelas, luka dimana mana, bahkan ada serpihan kaca yang menancap di beberapa bagian tubuhnya. Kakinya terjepit membuat susah untuk keluar, seakan tenaganya juga menghilang.

"Maafin ayah nak. Ayah gagal bawa pulang PS. Ayah harap kamu bisa jaga adek dan bunda kamu nak. El, maaf. Gue udah ga dengerin omongan Lo. Jadi ini, firasat yang Lo maksud? Mungkin emang ini udah takdirnya. But, gue pengen dikasih kesempatan buat hidup. Walaupun itu mustahil"

Mata itu tertutup setelah membatin, hembusan nafasnya sudah tidak terasa, denyutan nadi dan detak jantungnya sudah tidak terdengar. Alka meninggal ditempat, bertepatan tubuhnya yang berhasil diangkat para warga dan dibawa kerumah sakit untuk diproses lanjutkan.


























To be continued

Pertama kali buat cerita transmigrasi, maaf kalau kurang menarik.
But,
Akan diusahakan agar para pembaca bisa menikmatinya...

Jangan lupa vote, komen and share juga ')

'-'

AGLER ZEIROUN √√ {On going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang