Teror
[16]
"Tama bangunin mereka gih buat sarapan"
Ucapan mama Kia membuat Tama terheran-heran, mereka siapa? Apakah kedua sahabatnya Agler sedang menginap?
Masih dengan wajah herannya Tama bangkit berdiri, dengan wajah heran dan terlihat malas Tama melangkah ke atas kembali dimana kamar Agler berada.
Tama membuka pintu yang tidak terkunci, dengan langkah malas Tama menghampiri Ranjang yang terlihat berbeda.
"Bener kan kedua sahabatnya lagi pada ngi- lah anak siapa ini?!" Tama melotot melihat pemandangan aneh didepannya. Terlihat Agler memeluk anak perempuan yang berada ditengah-tengah dan disamping anak perempuan itu ada anak laki-laki yang ikut memeluk Anak perempuan.
"Perasaan Agler anti banget sama bocil deh" Gumam Tama. Sepertinya Tama melupakan titah mama tercintanya, terbukti dengan wajah bengong Tama hanya berdiri kaku di samping ranjang tanpa melakukan apapun.
"Disuruh bangunin malah bengong" celetuk Bumi melangkah menghampiri Tama dengan tatapan sinisnya.
"Nak Alan, ayo bangun" ucapan Bumi lagi-lagi membuat Tama tambah bengong. Apakah papanya mengadopsi anak? Tapi kapan? Kenapa dirinya tidak tahu.
"Eugh.." Alan mengerjakan matanya sesaat setelah itu ia terduduk dengan wajah ngantuk nya.
"Waktunya sarapan jangan tidur lagi. Agler bangun nak" Bumi menggerakkan kaki Agler membuat laki laki itu terasa terusik.
"Lima jam" gumam Agler mengeratkan pelukannya pada putri kecilnya.
"Gada lima jam, cepat bangun udah ditungguin mama dibawah" tegas Bumi melepaskan pelukannya dan menggendong Lea yang sudah bangun.
"BOCIL GUE" Jerit Agler melotot menatap Bumi yang membawa kedua anaknya.
"Lah sejak kapan Lo suka sama bocil?" Tanya Tama membuat Agler sedikit terjingrak.
"Ngagetin lu. Sejak jaman Konoha" ketus Agler pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi setelah itu ia keluar kamar tanpa peduli dengan Tama yang terbengong-bengong.
"Gada yang bener, masa pada main rahasiaan sih" cetus Tama dengan wajah kesalnya.
*****
"Om Tama" panggil Lea dengan senyuman manis nya.
Tama mendelik, hey Tama masih mudah loh enak aja dipanggil om. "Gue bukan ommu" ketus Tama membuat senyuman manis Lea luntur.
"Bang jangan gitu sama calon ponakan Lo" ucap Agler melotot galak.
"Lah emangnya mau jadi ponakan gue?" Tanya Tama polos.
"Sejujurnya, udah jadi bang..dia tuh ponakan Lo dan anak anak gue yang paling tampan dan cantik anjs"
"Iya dong ' ucap Alan mengangkat dagunya angkuh.
"Anak sape Lo angkuh bener" ketus Tama menatap tak bersahabat.
"Anak bunda sama Ayah" sahut Lea dengan menepuk dada sombong.
"Mungut dimana si Lo, ni anak pinter nya kebangetan" dengan gemas Tama mencubit pelan pipi Lea.
"Atit tau!"Lea mencebik kesal.
"Lea omongannya jangan dibuat-buat" tegur Agler membuat Lea langsung menyengir lebar. "Maaf Kaka calon ayahnya Lea" ucapnya dengan tampang yang minta digaplok sama Tama.
"Anjirt langsung berubah.."
"Aku bukan utraman yang bisa berubah!"
"Berubah jadi megalodon aja gapapa kok"
KAMU SEDANG MEMBACA
AGLER ZEIROUN √√ {On going}
Teen Fictionkisah si Papa muda beranak dua yang bertransmigrasi ke tubuh anak SMA yang terkenal berandal dengan sifatnya yang dingin, kejam, dan semena mena. bagaimana kelanjutannya? langsung saja jelajahi cerita ini ‼️ ∆∆ Warning ∆∆ JIKA ADA KESAMAAN NAMA, TO...