Terbongkar

115 8 0
                                    

Terbongkar √√

[18]

"Dari awal gue curiga, kalau Lo bukan Agler yang gue kenal"

Perkataan Aidan membuat Agler terdiam kaku.

Apakah sudah waktunya?

Mengapa secepat itu?

Sejujurnya Agler belum ada keberanian, tetapi Aidan itu orangnya pinter melebihi Mbah Google. Dia memang pendiam namun sekalinya berbicara semua nya dibuat terbungkam tanpa tahu harus menjawab apa.

"L-lo ngomong apa si?" Sial Agler tergagap, hal itu membuat Aidan jadi sangat yakin kalau Agler dihadapan itu bukan Agler asli!.

"Semuanya sudah menjelaskan.

Gerak-gerik Lo selalu membuat gue curiga, gak mungkin kan gegara kegores tangannya sampai amnesia?"

Telak, Agler tidak bisa berkata-kata saat ini. Perkataan Aidan masuk akal dan sekarang Agler bingung harus bagaimana.

Apakah harus jujur mengungkapkan indentitas aslinya atau terus berbohong?

Tidak!

Berbohong dengan Aidan itu tidak akan bisa terjadi, Aidan akan selalu tahu bila dirinya berbohong.

Jadi selama ini Aidan selalu mengamati keseharian dirinya?

Sial, sial, sial. Apa sahabat nya Agler akan kecewa dan membenci dirinya jika mengetahui dihadapan ini bukan Agler yang selama ini Aidan kenal.

Aidan menatap penuh selidik. Semua perilakunya sudah jelas, sangat jelas.

"Jujur saja, gue ga bakalan marah kalau Lo jujur. Siapa diri Lo sebenarnya?"

Menghela nafas panjang, laki laki itu berbalik membelakangi Aidan. Semuanya sudah seperti ini tidak ada kebohongan lagi, dia tidak berniat berbohong but hanya bingung cara mengungkapkan yang sebenarnya bagaimana.

"Yang anda katakan memang benar, saya bukan Agler yang selama ini anda kenal" ungkap Agler dengan sekali tarik. Rasanya sudah seperti sedang sidang, namun sebisa mungkin terlihat biasa saja.

Aidan terdiam menatap punggung lebar Agler dengan tatapan rumit.

"Jadi? Siapa Lo sebenarnya? Kenapa bisa ada didalam diri Agler. Dan, dimana sahabat gue!?" Nada Aidan sudah berbeda, terdengar tegas dengan nada sedikit meninggi. Entah lah perasaan nya sekarang campur aduk tidak jelas.

Apa selama ini Aidan tidak tahu hal yang terjadi pada sahabat nya ini?.

Menghela nafas berkali-kali, Agler berbalik menatap dalam kedua netral hitam Aidan.

"Sejujurnya saya tidak ingin diposisi ini." Lirih Agler masih tetap menatap dalam Aidan.

Aidan terdiam menunggu kelanjutan ceritanya.

"Saya Alka Pratama, sosok lelaki yang sudah beristri dan memiliki dua anak. Dan mengapa saya begitu menyayangi dua anak kecil yang berada dirumah itu, ya. Karena mereka adalah anak kandung ku"

Sesuai kecurigaan nya selama ini. Jadi jiwa yang menepati raga sahabatnya itu sudah beranak dua, pantas lah seperti seorang dewasa tapi mengapa begitu mahir bela diri.

"Agler?"

"Sudah lama meninggal setelah goresan pada denyut nadinya. Hal yang tidak masuk akal tapi mereka mempercayai bukan" Agler tersenyum sendu berbalik mendongak menatap langit yang terlihat mendung.

"Apa yang terjadi pada sahabat ku?" Kedua matanya sudah berkaca-kaca siap mengeluarkan kristal bening.

Menatap langit mendung sembari menerawang kejadian kejadian yang menimpa dirinya sampai dipertemukan dengan Agler asli dialam bawah sadar, Agler menghela nafas panjang.

AGLER ZEIROUN √√ {On going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang