Hukuman

249 11 1
                                    

Hukuman √√

[9]


Beberapa anggota sayton membantu sang leader untuk meninggalkan lapangan dengan menahan malu dan dendam nya.

"Mantan mafia dilawan" Batin Agler dengan gaya angkuh.

"Rayain seperti biasa boz?" Tanya Ervan sedikit heran dengan gaya angkuh bosnya ini. "Cosplay jadi pangeran angkuh boz kuh??"

"Diem lu ah, gatahu orang lagi nyoba angkuh sama sombong dulu. Lakuin perayaan seperti biasanya" ketus Agler melenggang pergi meninggalkan beberapa anggota nya yang tengah cengo menatap nya.

"Cabut, cabut. Mood Agler lagi ga baik gegara jatuh" celetuk Farrel membuat para anggota inti menatap terkejut.

"Jatuh? Kok masih bisa berantem ya?" Gumam Ervan takjub.

"Cuma keseleo juga, lagian udah diobati" cetus Aidan berlalu pergi mengikuti Agler yang sudah cukup jauh.

"Jatuh dari mana tuh?" Tanya Iqbal yang kepo tingkat tinggi.

"Dari tangga ges, habis gegara tali sepatu lepas itu makanya jadinya enak lah ga sekolah"

Plak!

Usai menyelesaikan ucapannya dengan bersamaan geplakan ringan yang kaisar berikan. "Makanya jatuh dari lantai 4 sana biar enak ga sekolah" sahut kaisar melangkah pergi menyusul Agler dan Aidan yang sudah didekat motor nya.

"Nah betul, betul, betul." Ervan yang meniru kan gaya Ipin seraya bergegas pergi menyusul kaisar.

"Bener tuh saran si kai" sahut Iqbal terkekeh kecil seraya melangkah menyusul Ervan.

"Deritamu" Mahen dengan tampang lempeng nya seraya melangkah santai menghampiri mereka yang menunggu di pinggir lapangan.

"Punya temen kok gini amat" dramatis Farrel dengan wajah dibuat sedih, tidak lupa dengan berlutut seolah-olah tengah berputus asa.

"CEPETAN WOI JANGAN DRAMA KALAU GAMAU DITINGGAL BOCAH!"

*****

"AGLER ZEIROUN BANGUN UDAH MAU SIANG JANGAN KEBO! MAKANYA KALAU MALAM JANGAN KELUYURAN. TELAT MAMPUS KAU"

Teriakan cetar membahana dari sang papa mampu membuat Agler terbangun dengan kelimpungan. Bahkan laki laki itu terjungkal dan menabrak pintu saat akan masuk ke kamar mandi.

"Punya bokap gini amat" gerutu Agler seraya merapikan dasinya.

"AG—"

"IYA PA! LAGI RAPIIN DASI INI YA ALLAH" potong Agler dengan teriak menyahut Bumi yang akan berteriak kembali.

Setelah rapih Agler bergegas mengambil tas dan keluar menuruni tangga dengan perlahan takut kejadian kemarin terulang lagi.

"Udah langsung berangkat aja sana. Udah bisa nyetir kan? Atau mau papa antar? Udah ga sempet buat sarapan, Tama udah berangkat dari tadi" baru akan duduk udah disemprot papa negara dengan tatapan galaknya.

"Kok gitu, baru mau makan juga. Masih ada wak—"

"Sisa waktu itu cuma bisa buat jalannya, ga sempet buat sarapan udah sana keburu telat nanti" potong Bumi dengan tatapan tajam. Agler menghela nafas panjang seraya meminum tiga teguk susu.

"Sial, sial, sial" gumam Agler seraya melangkah keluar dengan membanting pintu nya.

"Astaghfirullah ni anak ngambek pula" Bumi hanya bisa menggelengkan kepalanya seraya mengelus dadanya sendiri. Lelah menghadapi cobaan kata mama Kia.

AGLER ZEIROUN √√ {On going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang