Penghianat

73 6 1
                                    

Penghianat √√

[23]

10 Agustus,

Telah menghilang tiga orang saat tengah mencari jejak, diduga kedua korban yang menghilang tengah mencari salah satu korban cewek yang dikabarkan hilang.

Terduga sebelum menghilang salah satu seorang lelaki marah besar pada gadis bernama Calista,

Tiga seseorang yang menghilang menurut laporan yang tersedia...

Grizelle Yaza Derandra
Aidan Aldrige
Agler Zeiroun
.......

"PAAA, PAPA!" teriakan wanita cantik itu mengejutkan sang papa yang tengah membaca koran di depan rumah.

"Astaga kenapa sih teriak-teriak ni istri" Bumi segera melipat koran dan meletakkan sembarangan, bergegas menghampiri istrinya yang tengah menonton televisi di ruang keluarga.

"Ad— loh kenapa nangis?" Bumi mengerutkan keningnya bingung saat mendapati sang istri Tengah menangis menatap televisi didepannya. Mungkin sinetron yang buat nangis.

"It—"

"Assalamualaikum ma, pa" lirih Tama yang berdiri kaku di pintu masuk ruang keluarga.

"Wallaikumsalam" sahut Bumi menoleh menatap bingung Tama, kenapa sudah pulang? Perasaan ini kemah belum berakhir deh.

Dengan langkah pelan Tama menghampiri kedua orangtuanya. "Maaf, Tama ga bisa jagain" lirih Tama dengan air matanya yang sudah meluruh.

"Kalian kenapa sih?" Tanya Bumi yang belum mengerti apa yang terjadi pada istri dan anak sulungnya.

"Liat televisi pa" pinta Kiana seraya memeluk Tama, kembali menangis histeris.

Bumi langsung menoleh menatap televisi yang menyiarkan berita, foto itu..

Tunggu tunggu, kenapa foto anaknya dan temannya ada disana. Bumi memandang dan mendengarkan seksama.

"ANAK GUE!!" pekik Bumi kala mengerti jika anak bungsunya telah menghilang beberapa jam yang lalu. Terbukti dengan berita yang menyiarkan ditempat kejadian. Tempat mereka kemah, bahkan disana sudah ada polisi dan Tim SAR untuk mencari korban hilang.

Sontak Tama dan Kiana terkejut mendengar pekikan keras Bumi.

"Pa, Agler pa.." Isak Kiana yang kini dipeluk Tama. Detik itu juga wanita itu tidak sadarkan diri, betapa sangat mengkhawatirkan anaknya yang sayang sekali jiwanya telah berbeda itu.

"Mama!"

"Ya Allah Kiana.."

*****

Di markas, suasana makin mencekam. Tidak ada canda tawa lagi, senyap seakan sudah tidak ada penghuni lagi. Mereka diam dengan tangisan tanpa suara bahkan ada yang histeris dengan hilangnya wakil ketua dan ketua.

Farrel dan Ervan nyatanya kedua laki laki itu menangis histeris sampai sampai mereka bingung bagaimana menghentikan tangisan mereka yang menggema di ruangan ini.

"Udah jangan kenceng - kenceng kalau nangis" Mahen tidak menangis ia hanya diam menatap tanpa ekspresi Ervan dan Farrel yang sudah seperti orang gila.

AGLER ZEIROUN √√ {On going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang