Hilang

99 4 0
                                    

Hilang √√

[22]

"Pagiku cerah..
Matahari bersinar—"

"Diem bocah gausah nyanyi terus!" Potong Agler dengan jengkel sejengkel jengkelnya.

Ekspresi laki laki itu sudah tidak enak dipandang membuat Farrel menatap dramatis Agler. Tidak tahu situasi!

"Daritadi sensi mulu sama dedeq" ucap Farrel nelangsa.

Entah kenapa mereka sekelompok! Membuat Agler yang kesabaran nya setipis tisu dibagi dua langsung ngomel terus. Padahal dulu engga gitu kan pak Alka? Tetapi entah kenapa saat di raga Agler sifatnya jauh berbeda, bawaan nya marah mulu kalau Farrel sudah bertingkah. Maybe bawaan Agler asli yang tersisa?.

Posisi mereka pada lagi mencari jejak, karena biasanya mencari jejak pagi hari. Tapi karena pagi ada acara mendadak membuat undur dan mencari jejak menjadi sore hari menjelang malam.

"Udah sabar kita udah mau nyampe" dan lagi lagi abangnya juga satu kelompok menjadi ketua lagi. Iya Agler tidak bisa protes dong kan setiap sekolahan dipilih satu kelompok cewe dan cowo beserta cadangan nya. Udah kaya lagi main bola kan? Tapi memang beginilah kemah.

"CK, harusnya ni bocah jadi pendukung aja di tenda" kesal Agler berjalan cepat mendahului mereka.

"Ketuanya sapa si main ninggalin aja. Kejar jangan sampai ketinggalan!" Pekik Tama membuat beberapa anggota nya langsung ikut berjalan cepat menyesuaikan jalannya Agler yang terkesan terburu-buru. Ada apa si Agler ini, dari kemarin emang sensian orangnya.

"Ler, Lo oke kan?" Tanya Aidan saat sudah menyamai langkah lebar Agler.

"Oke sih, entah kenapa aja nih ya perasaan dari kemarin ga enak terus" kok kesannya Agler jadi curhat sih?.

"Cuma perasaan Lo aja kali" emang Aidan kalau dikeramaian tentu akan seperti biasa layaknya teman beda kalau lagi sepi pasti bakal layaknya ayah dan anak. Mereka juga sudah akrab banget.

"Nyampe nih minum buru minum haus gue daritadi" ucap Agler langsung berlari mencari minuman segar.

"Daritadi ngedumel cuma haus? What the pusk?!" Gavin geleng-geleng kepala heran pada adek temannya yang berubah, pokoknya setelah kejadian itu membuat Agler jadi berubah total!.

"Pusk? Kesannya kaya pup loh" sahut Farrel kembali ke sifat aslinya. Daritadi ia menahan diri buat tidak mereog karena tidak ingin dapat Omelan dari Agler yang nyelekit jiwa raga.

Mereka menghiraukan Farrel yang kembali menggila, segera menghampiri Agler yang sudah duduk selonjoran seraya meminum minuman dingin. Memang sangat pas buat mengurangi stresnya.

"Gabaik minum dingin dingin disore menjelang malam" nasihat Tama yang di abaikan Agler.

"Dibilangin ngeyel ya, gue aduin mama nih atau papa biar mampus tuh telinga dengerin ceramah panjang lebar dari kedua nya" Tama berkacak pinggang seperti emak yang memarahi anaknya.

"Tuh dengerin ler, si emak gadungan udah ngomel-ngomel" cetus Gavin yang menahan tawanya. Masalah nya ni muka Tama tampak konyol saat memandang Agler yang terlihat santai seperti sedang dipantai.

Masih lengkap dengan pakaian Pramuka nya mereka ikut duduk setelah mengambil minum.

"Seger sih" celetuk Farrel menyesap-ngesap minuman.

"Dengerin gue ga si Lo" hanya Tama yang masih berdiri berkacak pinggang menatap jengah Agler yang diam saja, masih menikmati minuman dinginnya.

"Diem yaela cuma sekali aja juga" ketus Agler.

AGLER ZEIROUN √√ {On going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang