Pagi hari ini berbeda bagi Rasha, karena dirinya kali ini terbangun dari kamar kakaknya. Yang seharusnya ada Lukas ketika dia bangun, tapi kenyataannya Lukas tidak ada di sebelahnya.
Bunyi gemericik air terdengar berisik, Rasha hanya melihat sekilas pintu kamar mandi. Kemudian beralih ia lihat ke seisi kamar kakaknya, baru kali ini Rasha masuk ke dalam kamar Lukas yang tak pernah sekalipun dibuka bahkan orang tua atau orang yang bekerja di rumah mereka tak pernah diizinkan untuk masuk. Entah ada rahasia besar apa,
Lama sekali Rasha diam di tempat, sampai Lukas keluar dari kamar mandi Rasha masih betah sekali duduk di ranjang Lukas. Lukas yang masih mengeringkan rambutnya pun menatap heran ke arah adiknya,
Rasha menatap Lukas, keduanya saling bertatapan. "Lo ga usah sekolah dulu, tadi udah gue bilangin ke Christian buat disalamin ke adiknya" Rasha mengangguk. "Sekarang Lo mandi dulu, tadi bibi udah siapin air anget di kamar Lo sendiri," kata Lukas sebelum akhirnya masuk ke dalam sebuah ruangan yang pastinya Rasha sendiri tidak tahu ruangan apa itu.
Mata Rasha mengikuti kemana Lukas pergi sampai tak terlihat, kemudian ia ikut beranjak dari kasur dan berinisiatif membereskan tempat tidurnya. "Ga usah diberesin, nanti biar gue beresin sendiri!" teriak Lukas membuat Rasha melongo, bagaimana bisa Lukas tau apa yang sedang dirinya kerjakan.
Rasha segera keluar setelah itu, kembali ke kamarnya dan membersihkan tubuhnya yang sudah lengket karena sepulang sekolah kemarin ia belum mandi sama sekali.
Begitu sampai di kamarnya, Rasha mendapati ada makanan serta minuman di atas nakas dan ia juga sadar ada selembar kertas kecil di dekat piring.
Rasha tersenyum miring, kemudian berlalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh lengketnya. Sedangkan kondisi di meja makan semuanya sudah berkumpul dan pastinya kecuali Rasha,
Bian sedari tadi tadi fokus menatap Lukas, ia pun akhirnya bertanya kepada Lukas. "Kemana Rasha?" tanyanya.
Lukas berhenti menyendok makanannya dan menatap papanya. "Ada di kamar, badannya anget. Lebih baik dia makan di kamar, sekalian istirahat" jawabnya lalu kembali fokus dengan makanannya. Lukas menyadari ada yang kurang, "Danella sama Daisy mana?"
"Baru aja berangkat, Kak sama sopir. Kata mereka ada persiapan praktikum gitu, makanya mama suruh berangkat duluan" jawab Olivia dan Lukas hanya mengangguk-angguk paham.
Karena hanya mengambil sedikit nasi goreng, Lukas jadi selesai lebih dulu. Ia langsung beranjak pergi, tapi pertanyaan Olivia menahannya. "Kamu mau kemana, Kak?"
"Mau siap-siap, kan ada mata kuliah pagi hari ini"
"Mau bawa bekal?"
Lukas menggeleng. "Ga usah, Ma. Cuma satu mata kuliah aja kok," Olivia mengangguk paham dan Lukas akhirnya benar-benar pergi ke kamarnya.
Sepeninggalan Lukas, sekarang hanya tersisah Daniel dengan kedua orang tuanya. Daniel terus berharap orang tuanya tidak merusak mood nya pagi ini,
KAMU SEDANG MEMBACA
The William
RandomMenceritakan tentang kisah 3 remaja, Daniel Reifando William, Lukas Azkara William, Bhavya Rasha William. Tiga saudara yang tidak akan pernah lepas dari yang namanya persaingan dalam perihal apapun, entah itu pendidikan, pasangan, atau bahkan setiap...