43-baby ben

119 23 0
                                    

Ruangan istirahat Indah selesai persalinan pagi ini kedatangan tamu penting, Bian dan orang tuanya yang baru sampai di Indonesia jam 3 dini hari tadi. Mereka bertiga membawakan banyak sekali perlengkapan bayi, namun kenyataannya Indah dan Daniel sudah menyiapkannya semua dibantu Olivia dan putra kandungnya disaat Bian tengah sibuk dengan bisnis-bisnisnya.

Olivia yang masih di kamar mandi belum tau kedatangan mantan suami sekaligus mertuanya. "Kalian berdua aja?" tanya Bian yang memang kebetulan tidak melihat siapapun selain Daniel dan Indah yang tengah menyusui baby Ben.

"Ada mama di toilet," Olivia mendengar percakapan mereka.

Bian mengangguk-angguk. "Olivia tidak dengan anak-anaknya?" sepertinya Oma Eliza benar-benar tak begitu menganggap anak-anak yang Olivia lahirkan sebagai cucunya.

"Mereka juga cucu, Oma" balas Daniel ketus, ekspresi Oma Eliza tentu saja langsung tak enak untuk dipandang. "Mereka menginap di hotel dan baru pulang pukul lima tadi,"

"Mereka yang nemenin kalian dari kemarin kah?" tanya Opa John.

"Iya, Opa. Awalnya kemarin Indah sama Daniel belanja sama check up dianter mama sama Rasha, tapi waktu check up ternyata posisi bayinya sungsang jadi mau nggak mau lahirannya dipercepat" jelas Daniel.

"Olivia masih sayang sama Daniel, masih peduli sama anak yang bukan darah dagingnya jadi jangan jahat-jahat sama Olivia. Apalagi kamu," pesan Opa John kepada Bian, sekaligus istrinya sendiri. Opa John kemudian mendekati baby Ben yang sedang digendong Indah. "Kalian kasih nama bayinya siapa?"

Ceklek...

"Ben Adriel Dachi William, Opa. Itu mama yang kasih nama," jawab Daniel dan Olivia tersenyum mendengarnya.

Selesai bunyi kenop pintu toilet, tak lama menampilkan Olivia, mantan istri Fabian Abraham William. "Selamat pagi, Om... Tante..." Olivia tak lagi memanggil Opa John dan Oma Eliza dengan sebutan 'papa' dan 'mama', meskipun begitu ia tetap bersalaman dengan mantan mertuanya itu.

"Pagi..." balas Opa John ramah. Melihat Olivia beres-beres barang setelah dari kamar mandi, Opa John terus mengikuti pergerakan Olivia. "Kamu mau pulang?"

"Iya, Om tapi ini masih mau tidurin Ben dulu. Soalnya bentar lagi jadwalnya Indah yang makan," bersamaan itu Indah mulai memindahkan baby Ben ke gendongan Olivia.

Oma Eliza dengan wajah juteknya mendekati Olivia, lalu merebut baby Ben dari Olivia. Menyaksikan Oma Eliza merebut baby Ben dengan cukup kasar karena tanpa persetujuan Olivia, mata Daniel dan Indah pun mendelik kaget.

"Oma..." Daniel hampir meninggikan nada bicaranya, beruntung Indah segera menyadarkannya. "Daniel minta buat Oma pelan-pelan ambil bayinya, Oma juga bisa bilang dulu kan? Ga perlu direbut kayak tadi," Daniel dengan sekuat tenaga mengontrol emosinya.

"Maafin, Oma ya..." ujar Opa John kepada semua orang, tapi yang ditatapnya begitu lama adalah Olivia. "Kamu mau pulang sendiri apa ada yang jemput?" ditanyain begitu Olivia langsung mengambil HP-nya di atas nakas dan  mengecek ruang obrolannya bersama anak-anaknya.

Selesai melihat gawainya, Olivia kemudian menatap kembali lawan bicaranya. "Ada Lukas sama Rasha, Om. Mereka masih di parkiran," jelasnya.

Olivia pun mulai berkemas lagi, kemudian mendekati Indah. "Kalau ada butuh apa-apa kasih kabar ke mama, mama bakal dua puluh empat jam sedia buat kalian" perasaan Indah dan Daniel tenang mendengar pesan Olivia.

"Ga perlu! Oma masih sanggup bantu kalian, kalau bisa cari babysitter aja" sahut Oma Eliza begitu ketus. Olivia tetap tersenyum, meskipun hatinya tergores ketika mendengar perkataan Oma Eliza.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The William Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang