"Hidup dengan penuh keindahan" itulah kata yang sesuai untuk Maria Sofia Isabella wanita cantik dengan banyak talenta yang dia miliki serta otak yang cerdas.
Bagaimana jadinya jika semua keindahan yang dimiliki Maria sekarang akan menghilang satu pe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bel pun berbunyi yang menandakan bahwa jam pelajaran terakhir telah selesai, dan seluruh siswa siswi berhamburan keluar ruangan untuk segera pulang. Maria pun mengajak Kyla pulang dan Favian yang melihat hal itu menjadi bingung, bukan kah biasanya Maria akan pulang bersamanya? Favian mencoba mengajak Maria pulang bersama. Akan tetapi, Maria malah menghindari nya.
Favian seketika menjadi heran dengan sikap Maria, ia berpikir apakah Maria balas dendam karena dari tadi Favian mencoba menghindari nya. Lagi dan lagi Favian mencoba menghampiri Maria, dan usaha nya tetaplah gagal.
Favian pun berinisiatif untuk pergi kerumah Maria dengan tujuan minta maaf. Sesampainya disana, Favian tak menemukan Maria yang ia temukan hanyalah Malik.
"Ngapain lo kesini?" Tanya Malik dengan muka khas bangun tidur.
"Maria nya ada dirumah nggak?" Tanya Favian kembali.
melihat hal itu, Malik hanya menaik turunkan bahu nya sambil menggaruk tekuk leher nya yang tak gatal.
"Serius bang, Maria ada dirumah apa enggak?" Tanya Favian dengan wajah datar nya.
"Kan berangkat bareng lo, harusnya pulang juga bareng lo. Kenapa lo nanya gue, anjir. Dah lah gue ngantuk mau lanjut tidur, ganggu aja lo." Ucap Malik sembari menutup pintu.
Favian semakin merasa ada hal yang tak beres, yang membuat sikap Maria berubah drastis. Ia pun mencoba mengingat hal hal apa saja yang membuat Maria marah kepada nya, semakin ia mengingat nya semakin pula ia bingung.
Disaat Favian bingung, Maria dan Kyla pun datang. Dengan cepat, Favian menghampiri kedua nya.
"Habis dari mana lo?" Tanya Favian ke Maria dengan wajah yang khawatir.
"Emang urusan nya sama lo apa?" Tanya Maria dengan nada dingin.
"Maria, kan lo berangkat sama gue dan seharusnya lo juga pulang sama gue." Sahut Favian.
"Terserah gue mau pulang sama siapa, emang lo pacar gue? Lo nggak ada hak buat ngatur ngatur hidup gue." Ucap Maria dengan nada ketus nya.
"Iya, gue nggak ada hak. Tapi, gue cuman mau bertanggung jawab karena gue yang udah ngajak lo berangkat bareng. Kalo sampai lo kenapa kenapa, yang disalahin siapa? Pasti gue." Ujar Favian dengan nada yang sedikit meninggi.
"Yaudah, mulai sekarang lo nggak usah jemput atau nganter gue pulang lagi! Thanks, buat semua nya." Sahut Maria sambil marah dan meninggalkan Favian ke dalam rumah.
Favian yang semakin bingung, mencoba menanyakan tentang Maria ke sahabat nya yaitu Kyla.
"Sahabat lu kenapa sih? Perasaan tadi pagi baik baik aja." Tanya Favian dengan wajah yang masih bingung.
"Emang nggak sadar kesalahan lo apa?" Tanya Kyla. Favian berusaha memecahkan teka teki mengenai Maria, akan tetapi hasilnya tetap saja.
"Lo nggak tau kenapa Maria semarah itu sama lo?" Tanya Kyla yang disahuti dengan gelengan kepala Favian.