23. | Perhatian

139 123 3
                                    

"HUAAAAAA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HUAAAAAA...... SETANNN!!" Teriak mereka bersamaan.

"Eh stop dulu, dia bukan hantu." Ujar Malik.

"E-eh manusia asli kah?" Ucap Bono sembari melihat ke arah jendela.

"Kak, maaf bikin kaget tapi aku boleh ngomong sebentar sama kalian?" Tanya wanita itu.

"R-raisya?" Favian yang kenal dengan wanita itu langsung keluar dari mobil dan diikuti oleh yang lain.

"Mau ngomongin apa lo?" Tanya Favian dengan wajah dingin nya.

"S-sebenarnya aku denger percakapan kalian di belakang panggung tadi, aku sebenarnya masih nggak percaya. Tapi, apa benar yang kak Favian bilang tadi?" Tutur Raisya dengan airmata yang mulai menggenang di matanya.

"Emang kalo bener, kenapa?" Ketus Favian dan Malik yang melihat Favian yang mulai terpancing emosi lagi, dengan segera menyuruh Theo dan Bono untuk menarik Favian ke belakang.

"A-aku cuman mau tau kebenaran nya aja, kak." Ucap Raisya yang sudah tak sanggup menahan airmata nya.

"Apa yang dibilang sama Favian semua nya benar, lo nggak salah denger. Tapi, lo jangan khawatir adek gue udah ngeikhlasin semuanya." Sahut Malik yang langsung masuk ke dalam mobilnya dan yang lain pun mengikuti nya.

***

Mereka semua pergi kerumah sakit ditempat Maria dirawat, Malik mengetuk pintu dan membuka nya. Maria yang melihat kehadiran mereka, seketika langsung tersenyum ceria.

"Kak Malikk!!" Teriak Maria yang langsung memeluk kakak nya itu.

"Gimana kondisi lo? Udah makan? Bibi, bisa pulang biar saya yang jaga Maria." Ucap Malik sembari mengusap kepala Maria dengan lembut.

"Baik, den." Bi Inem pun keluar dari bilik kamar Maria.

"Kakak..." panggil Maria dengan manja.

"Hmm?" Sahut Malik yang masih setia mengusap kepala adik nya itu.

"Kakak, habis darimana? Kok malam gini baru kesini." Tanya Maria yang memeluk Malik.

"Gue tadi ada urusan sedikit, lo udah makan?" Tanya Malik dan diangguki oleh Maria.

Melihat keakraban Malik dan Maria membuat Favian iri, seandainya keluarganya bisa seperti itu apakah sekarang ia masih berada dirumah. Eza yang menyadari ekspresi dari sahabatnya itu, dengan cepat langsung merangkul nya.

"Lo masih ada gue dan orangtua gue, jangan anggap lo sendiri." Eza menepuk bahu Favian dan Favian hanya bisa tersenyum.

Maria yang baru saja menyadari kehadiran Favian, Eza, Theo, dan Bono langsung menyapa mereka.

"Hai, kalian jalan sama kak Malik? Kok ada Eza juga?" Tanya Maria yang heran dengan kehadiran Eza.

"Oh, sorry gue lupa bilang sama lo. Sebenernya gue sama Arjune itu udah temenan dari SMP, tapi semenjak dia pindah ke Qatar kita jadi lost contact dan baru ketemu beberapa hari yang lalu." Ucap Eza dan lagi lagi Maria hanya bisa mengangguk.

HARSA {Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang