"Hidup dengan penuh keindahan" itulah kata yang sesuai untuk Maria Sofia Isabella wanita cantik dengan banyak talenta yang dia miliki serta otak yang cerdas.
Bagaimana jadinya jika semua keindahan yang dimiliki Maria sekarang akan menghilang satu pe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Diruangan yang gelap gulita tampak seorang lelaki tengah terduduk diam di pojok ruangan dengan mata yang sembab penuh air mata, dan pria itu tidak lain adalah Theo.
Setelah kepergian Thya, Theo memilih untuk mengurung dirinya didalam kamar Thya sembari terus memeluk erat foto dirinya dan Thya. Ruangan itu terasa sangat dingin dan asing baginya, berbeda dengan sebelum kepergian saudara kembarnya itu.
Theo kembali teringat kenangannya bersama Thya, perlahan ia merebahkan diri di kasur milik Thya sembari terus menangis.
****
Sedangkan disisi lain ada seorang lelaki tengah menunduk sedih ditengah kuburan sembari mengusap pelan batu nisan yang bertuliskan nama Thya, lelaki itu menyesal belum pernah jujur tentang perasaannya terhadap Thya hingga akhirnya Thya pergi meninggalkan dirinya untuk selama lamanya.
"Gue harap ini cuman mimpi, Thya." Ucap Bono sembari mencium ujung batu nisan itu.
Air mata Bono mengalir dengan deras rasa penyesalan yang luar biasa begitu melekat didalam hati nya, ia berniat menggunakan Syaqila hanya untuk menggoda Thya dan berharap Thya cemburu dengan itu semua. Namun, Bono tak menyangka bahwa hari itu menjadi hari terakhir ia melihat Thya.
Bahkan hal itu juga diketahui oleh Theo dan yang lain, mereka sepakat itu membantu Bono dan Thya. Tapi sayangnya, hal yang tak terduga terjadi pada hari itu.
Bono tak henti henti nya menangis di makam Thya dengan berbagai ingatan kenangan yang kembali terulang, ia juga membawakan sebuah bunga yang ingin ia berikan ketika ia akan mengungkapkan perasaan nya. Dengan perlahan, Bono menaruh bunga itu dan mengeluarkan sepucuk surat yang ia tulis sendiri.
Dear Thya.
Thya, Lo suka bunga ini?
Sebenernya gue mau jujur sama Lo dan ini terdengar emang nggak mungkin buat Lo, Tapi ini semua gue tulis murni dari perasaan gue.
Gue suka sama Lo.
Iya, gue suka sama Lo.
Kalau Lo tanya dari kapan gue suka sama Lo, gue nggak tau pasti karena tiba tiba aja rasa suka itu hadir.
Terima kasih sudah suka sama seseorang kayak gue, Thya. Mungkin gue sudah terlambat tapi satu hal yang harus Lo tau, gue sayang sama Lo.
Air mata Bono kembali pecah membasahi surat yang ia pegang, hatinya terasa sakit ketika menyadari wanita yang ia sayangi telah pergi jauh meninggalkan dirinya.
"Maaf, Thya. Gue bodoh, gue bodoh udah biarin Lo pergi secepat ini." Isak Bono.
Ponsel Bono pun bergetar menandakan ada sebuah telpon masuk, Bono merogoh saku untuk mengambil ponselnya dan ia pun melihat nama Malik yang menelpon. Bono mencoba menetralkan kembali suaranya dan menghapus air mata yang membasahi pipinya, ia pun menghembuskan nafasnya pelan lalu mengangkat panggilan itu seakan tak terjadi apa apa.