Chapter 1

9.2K 376 4
                                    


Selamat bergabung bagi kamu yang sudah menemukan cerita ini.
Ramaikan dengan vote / komenmu, thank u~

"Taichan yuk"

Tiba-tiba saja ajakan itu muncul begitu sambungan telepon diterima.

"Sadar diri gak sih lo?"

"Sadar lah, emang gue lagi ngigo?"

"Ini jam dua belas malam Tha, bukan dua belas siang"

Diliriknya jam di layar ponsel yang sengaja diletakkan di atas meja dengan speaker yang aktif.

"Ya terus?"

Helaan nafas panjang dari si penerima telepon sana terdengar mulai lelah, sedangkan si penelpon malah sibuk duduk di meja rias sambil mengangkat kaki kanannya untuk dipakaikan pewarna kuku.

"Gue ngantuk ya, besok juga harus bangun pagi"

"Lo pikir gue gak masuk pagi besok? Ya udah ih temenin bentar doang..dari pada gue diet? Lo gak suka kan gue diet? Giliran diajak makan aja lu gak mau"

"Fine! Kita borong taichan se-kontainer sekalian biar muka lu besok pagi jadi taichan"

Terdengar gelak tawa si penelpon hampir membuat cat kukunya rusak.

"Tawa lu"

"Gue tunggu ya, jangan lama and hati-hati"

"Hooh"

Panggilan yang hanya berisi argumen itu berakhir. Hampir setiap malam lidahnya menjadi radar kuliner yang selalu menginginkan makanan enak tanpa melihat waktu, dan apesnya sang sahabatlah yang menjadi pelarian agar bisa pergi mencari makanan enak.

Hanya berselang dua puluh menit, pintu kamarnya diketuk-ketuk dari luar.

"Mei..di luar ada temanmu tuh"

"Suruh masuk kamar aku aja Mah"

Kamar yang memang sengaja tidak dikunci itu terbuka, sosok yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga walaupun dengan mimik wajah yang merenggut.

"Lo duduk aja dulu, tungguin. Gue gak lama mandinya"

"Sumpah, waktu dua puluh menit tadi lo pake buat apa sih? Kok masih belum siap apa-apa"

"Gue baru beli cat kuku, nih lagi dikeringin dulu..gimana? Cantik gak warnanya?"

"Hm"

"Apaan hm doang"

"Gue lagi males debat, mending sekarang lu mandi gue tungguin sini. Kalau lama gue balik pulang"

"Ih jangan! Iya nih gue mau mandi dulu"

Bawel

"Nih sambil nungguin gue, lu cat kuku lu biar samaan sama gue"

Dirinya tidak langsung menjawab, melainkan membaringkan tubuhnya yang berbalut hoodie, mengambil remot TV dan mulai mencari siaran secara random.

Meski sama-sama memakai bed cover namun entah kenapa bed cover yang bermotif kartun panda itu terasa nyaman apalagi aromanya, aroma wangi dari si pemilik.

Jarum jam dinding sudah berputar beberapa menit kemudian..,

Sengaja tidak ingin memperbanyak waktu, acara mandinya dipercepat hingga body scrub yang rutin digunakan sengaja dilewatinya.

Aroma bengkoang dari sabun yang dipakai menguak saat pintu kamar mandi dibuka. Sesaat sudah keluar, dilihatnya sang sahabat sudah tengkurap menyembunyikan wajahnya di bantal. Bahkan orang itu membiarkan TV yang masih menyala sementara dirinya memilih tidur.

Two become One (jenrina) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang