Chapter 22

3.8K 250 11
                                    

Tinggalkan Vote.

Rawon jadi menu makan malam yang dibuat oleh seorang Diaz yang menantikan Meitha pulang nanti.
Meski kehadiran Riri--sang ART bertugas untuk memasak, tetapi Diaz ingin membuatkan makanan favorit istrinya dengan tangan sendiri.

Jika dipikir-pikir menghabiskan waktu di rumah seharian seorang diri membuat Diaz merasa bosan. Kehidupannya sekarang hanya berputar antara ruang makan, ruang tamu dan kamar tidur.

Riri diam-diam mengambil gambar diri Diaz yang sibuk membuat bahan masakan kemudian dikirimkan ke Meitha melalui pesan. Hanya dengan cara seperti ini Meitha bisa benar-benar tau kondisi Diaz setiap saat ketika ia tak ada di rumah.

Riri:Send a picture

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Riri:
Send a picture.

Riri:
Bapak semangat sekali masaknya Bu

Meitha tersenyum samar, foto Diaz memasak ditatapnya dalam. Sejak kejadian itu, Meitha selalu merasa ingin menangis kala melihat wajah si suami.
Pria itu terlalu baik untuk mendapatkan takdir yang buruk.

Me:
Tolong ingatkan dia untuk minum obatnya ya

Riri:
Baik Bu.

Jarum jam menunjukkan pukul tiga sore, sejam lagi Meitha akan pulang. Diaz menatap bangga pada hasil masakannya, harapan Diaz ingin bisa makan makanan ini bersama Meitha nanti.
Jam makin menunjukkan waktu semakin petang dan akan gelap, ia bergegas pergi membersihkan diri lebih dulu.

Namun di tengah perjalanan menuju kamar, Riri terlihat sedang membawa alat pel.

"Permisi Pak, saya mau izin membersihkan ruang kamar Bapak sama Ibu"

"Itu untuk di kamar?"

Pertanyaan Diaz dijawab sopan oleh Riri.

"Sini biar saya saja"

"Eh? Maksudnya Pak?"

"Tidak apa, sini berikan alatnya sama saya"

Riri segera mundur tak membiarkan tuannya melakukan pekerjaan yang seharusnya Riri kerjakan.

"Jangan Pak. Nanti Ibu marah sama saya"

"Tidak. Meitha tidak akan marah, serahkan sama saya. Saya tau cara pakainya" Diaz kembali ingin mengambil alat pel di tangan Riri.

"Tapi Pak, saya tidak mungkin nyuruh Bapak ngepel. Ini tugas saya"

"Saya tau. Tapi kan kamu tidak lagi menyuruh saya, ini keinginan saya sendiri. Tidak apa, sini alatnya kamu bisa segera pulang"

Wajah Riri kembali melongo, pulang sebelum waktu jamnya pulang?
Mana bisa Riri begitu, ia baru saja diangkat Meitha jadi ART di rumah ini dan wanita itu mempercayakan semuanya pada Riri, kalau sampai Meitha tau, Riri harus beralasan apa.

Two become One (jenrina) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang