Chapter 29

6.4K 240 12
                                    

Tinggalkan Vote.

Miopi atau rabun jauh milik Diaz sudah ada sejak ia remaja berumur dua belas tahun.
Penggunaan kacamata dan lensa menjadi alternatif Diaz dalam membantunya bekerja. Namun pemakaian kacamata ada kekurangannya, seperti Diaz harus mengganti kacamatanya sebanyak empat kali hanya karena gagangnya yang patah, dan sudah banyak kali diganti karena hilang.

Diaz berpikir dia tidak mungkin terus bergantung pada benda itu, apalagi saat bersama Meitha.
Dia lebih suka melihat istrinya tanpa embel-embel mencari kacamata lebih dulu jika jarak mereka agak berjauhan.

Ada kasus lucu dimana ia pernah tak memakai kacamata atau lensa saat memanggil orang yang seperti Meitha tetapi itu bukanlah Meitha.

Maka operasi lasik adalah jawabannya.
Hari ini merupakan hari pertama Meitha menemani Diaz untuk konsultasi dengan dokter di salah satu Rumah Sakit.

Selepas konsultasi, dokter menyarankan untuk segera di operasi hari itu juga.
Alhasil Meitha menunggu di luar ruangan sembari menunggu proses operasinya berakhir.
Namun dikarenakan belum mengisi isi perut dengan sarapan, Meitha menjadi agak lemas dan sedikit pusing.

Meitha memutuskan untuk pergi mencari makanan di sekitar Rumah Sakit, lagipula proses operasinya memakan waktu lima belas menit atau dua puluh menit, setidaknya kesempatan itu dipakai Meitha mengisi perut.

Di perjalanan sepanjang koridor rumah sakit, Meitha banyak berpas-pasan dengan berbagai macam pasien termasuk seorang ibu hamil yang buru-buru dibawa ke ruang bersalin karena ketubannya pecah.

Meitha yang memang sedang menahan rasa lapar, melihat kejadian itu langsung tidak bernafsu makan. Dia malah kepikiran tentang anak. Akankah ia sudah siap menjadi seperti ibu hamil tadi?

.
.

Proses operasi lasik pada mata tidaklah membutuhkan waktu yang berjam-jam, operasi itu bisa dibilang termasuk ke dalam operasi ringan karena hanya mengubah bentuk kornea menjadi sesuai dengan kebutuhan mata pasien.

Setelah bertahan selama dua belas jam lamanya pasca operasi, Diaz diperbolehkan pulang ke rumah tentunya dengan resep obat antibiotik dan obat tetes mata steroid guna meredakan mata yang tiba-tiba terasa gatal.
Sebab setelah mengalami operasi, bagian mata pasien akan mengalami gatal, berpasir, bahkan panas dan berair, jadi dibutuhkan obat tetes mata.

Saat ini Meitha sibuk memainkan peran seorang istri bersama dengan peralatan dapur dan celemek setianya dalam membuat makan malam.

Sesekali mata cantik itu melirik petunjuk yang ada di dalam buku resep membuat perhatiannya terbagi demi memastikan masakannya tidak ada yang kurang atau salah memasukkan bumbu.

Ketika asik menggoreng tempe, pinggang Meitha mendapat lilitan pelukan dari sebuah lengan yang Meitha sudah jelas tau siapa pemilik lengan tersebut.

"Feel better?" tanya Meitha sambil fokus ke masakannya.

"Agak kurang nyaman sedikit but I'm okay" sahut Diaz meletakkan dagu runcingnya ke atas bahu kanan sang istri.

Wangi sampo dari rambut yang diikat asal itu membuat hidung mancung Diaz betah menghirup aromanya.
Bahkan Meitha sedikit risih dengan kulit hidung Diaz tak sengaja menyentuh permukaan kulit lehernya.

"Harusnya tunggu saja di kamar, sebentar lagi masakannya jadi"

Pelukan Diaz makin erat, dadanya telah menyentuh sepenuhnya di punggung sang istri.

"Bosan" sahut Diaz

"Gak bisa baca buku, gak bisa main HP, gak bisa nonton, semua aja gak bisa. Terus aku bisanya apa?"

Two become One (jenrina) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang