Chapter 13

3.8K 248 11
                                    

Tinggalkan vote..

Burung jenis lovebird memulai aktivitas pagi hari dengan kicauan mereka membuat alarm alami bagi mereka yang masih berenang dalam lautan mimpi.

Wanita bergaun kimono putih terlihat keluar dari dalam kamar seraya mengikat rambut panjangnya menuju ke arah dapur.
Segelas air mineral menjadi minuman pertama yang masuk ke dalam tubuh Meitha, wanita cantik itu memang selalu menerapkan pola sehat setiap pagi.

Tepung terigu dan bahan-bahan lain untuk membuat pancake sudah disiapkan, sambil menunggu teflon panas Meitha merenggangkan otot leher dan pinggul.
Urusan masak, Meitha memang payah tapi dia bisa membuat menu simple dan instan karena baginya itu mudah dibuat.

"Pagi"

Tanpa menoleh, Meitha tau pemilik suara itu. Bunyi kursi digeser menandakan orang itu sudah duduk.

"Lo masak?"

"Lagi yoga"

Diaz terkekeh, "Sensi amat, lagi dapet ya lu?"

Meitha berjalan ke arahnya membawa dua gelas susu dan piring yang sudah ada pancake dilumuri madu dan dua potongan kecil pisang.

"Iya. Soalnya gak jadi bikin anak makanya rahim gue ngambek jadinya gue mens"

Aksi ceplas-ceplos gadis itu sudah biasa dan diterima oleh kuping Diaz.

"Bisa gitu ya" Diaz sengaja memancing gadis itu untuk sekedar melihat raut cemberut miliknya.

"Bisa. Udah dimakan sarapan lo"

"Lo masak gak nungguin gue"

"Kenapa harus nungguin lo?"

"Lo kan ceroboh"

Meitha berdecak "Bilang aja lo khawatir gue kenapa-napa"

"Gak juga. Gue cuma khawatir dapurnya rusak"

Diaz terkekeh sambil melindungi wajahnya dengan dua tangan karena Meitha hendak melemparinya dengan garpu.

"Not bad. Belajar dari mana?" puji Diaz pada rasa pancake.

"Istri lo ini gak buruk-buruk amat soal masak"

"Iya deh percaya aja gue"

"Berangkat bareng gak?" tawar Diaz

"Beda arah gak sih?"

"Ya terus?"

"Nanti lo telat lagi"

"Enggak"

"Yaudah, gue siap-siap dulu" ujar Meitha berlalu ke arah kamar.

Diaz melenggang ke wastafel untuk mencuci piring bekas makan mereka berdua sembari menunggu wanita itu selesai berganti.

.
.

Netra Meitha bergulir kanan kiri, atas bawah menilai semua pasang baju dan kameja milik Diaz  yang ada di dalam lemari.
Baru Meitha sadar jika suaminya itu cukup rapi dan bersih, semua warna baju dan celana berada di tempat yang senada, lipatan kain pun sangat indah tidak acak-acakan.

Aroma parfum yang Diaz pakai masih tertinggal di pakaian yang sudah bersih dalam lemari, jika lemari itu dibuka wanginya akan keluar.

"Ck, seleranya kaku banget" cibir Meitha saat melihat pakaian yang sudah Diaz tentukan dari malam hari untuk ia pakai pagi ini.

Outfit bertema formal itu dikembalikan kembali ke dalam lemari, dan digantikan dengan style baru pilihan Meitha.
Lama memilih outfit yang cocok, pilihan Meitha jatuh pada kameja biru langit dan celana abu-abu muda.

Two become One (jenrina) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang