°°°Bagas dan vino terlihat sedang berjalan di lorong depan kelas. Tiba-tiba Pandangan vino langsung tertuju pada arhan yang sedang berjalan. Vino langsung menghentikan langkahnya, Bagas pun juga ikut menghentikan langkahnya.
"Ngapain sih berhenti." Tanya bagas.
"Eh, gas. itu bukannya si arhan ya."
"Mana?"
"Itu yang lagi jalan, Kayaknya dia mau ke arah lapangan deh."
"Oh iya, Yaudah yok samperin."
Mereka berdua pun langsung berlari menghampiri arhan. Arhan terlihat masih terus berjalan.
"Woiii, arhan!" Teriak vino.
Arhan langsung menghentikan langkahnya. ia pun membalikan posisi badannya, Pandangannya langsung tetuju pada bagas dan vino yang sedang berlari ke arahnya.
"Apa kabar lo? Emang kaki lo udah aman?" Ucap vino.
Arhan terkekeh. "Aman kok, Buktinya sekarang gue udah gak perlu pake tongkat lagi."
"Syukur deh, haha."
"Udah bisa main basket lagi dong berarti." Saut bagas.
"Iya dong, Makanya sekarang gue mau ke lapangan buat tes skil gue."
"Ck, Skil lo mah udah gak perlu di tes-tes segala. Mending ke kantin aja yok, Gue sama bagas juga mau ke kantin soalnya." Ucap vino.
"Yaudah deh, Udah lama juga kita gak nongkrong bareng di kantin." Ucap arhan.
"Nah, gitu dong. Yaudah yok." Ajak vino.
Mereka bertiga pun langsung melangkah untuk menuju ke kantin.
°°°
Sesampainya di kantin. Mereka bertiga langsung duduk di meja yang masih terlihat kosong.
"Mau pada makan apa? Biar gue aja yang pesenin." Ucap vino.
"Gue pesenin minum aja, Tadi gue udah sarapan di rumah soalnya." Ucap Arhan.
Vino mengangguk. "Oke, Kalo Lo mau pesen apa, gas?"
"Samain aja kaya lo." Ucap bagas.
"Oke."
Setelah itu vino pun langsung pergi. Tiba-tiba terdengar suara dari perut bagas, bagas pun langsung meringis sembari memegangi perutnya.
"Kenapa lo." Tanya arhan.
"Ck, Perut gue mules banget. Gue ke toilet dulu ya, han, gak kuat gue."
Setelah itu bagas pun Langsung pergi karna sudah tidak tahan.
"Ada-ada aja." Gumam arhan.
Arhan pun langsung memainkan ponselnya agar tidak bosan.
"Arhan."
Arhan langsung menoleh ke arah suara yang memanggil namanya. Dan Pandangannya tertuju pada oliv yang sedang membawa satu mangkuk bakso sembari tersenyum ke arah dirinya.
"Sendirian aja?" Ucap oliv.
"Enggk, Tadi ada Bagas sama vino juga, Tapi mereka lagi pada pergi bentar." Ucap Arhan datar.
Oliv mengangguk paham. "Oh gitu, Em, gue boleh ikut gabung gak? Soalnya meja yang lain udah pada penuh semua."
"Yaudah." Saut arhan.
Oliv tersenyum semringah. Setelah itu ia pun langsung duduk.
"Lo gak pesen makan?" Tanya oliv.
"Lagi di pesenin sama vino."
KAMU SEDANG MEMBACA
[POSESIF BROTHER]
Teen Fictionpengen ga sih punya kakak kaya deril? Atau malah sebaliknya? Risih karna selalu ngelarang-ngelarang & ngatur-ngatur?🚷🚻