Setelah melakukan sex sepanjang malam, dan sedikit berendam untuk membersihkan diri.
Vegas dan Pete kini tengah berpelukan didalam selimut. Satu tangan Vegas dijadikan bantal oleh Pete, sedangkan tangan yang satunya mengusap-ngusap punggung kecil itu.
Tidak ada percakapan apapun, tapi kehangatan sama-sama mereka rasakan ditengah sunyinya malam.
"I know you have a lot of questions," Pete memecah keheningan.
Pete tau, Vegas tentu punya beribu bertanyaan setelah melihat semua sex stuff yang ia temui di wardrobe Pete tadi malam.
"Hmm did you have a alter account on Twitter or something like that?" Vegas menjawab dengan pertanyaan.
Pete terkekeh, "Nooo it's embracing."
"Or you love to watch porn video while mansturbation?" Tanya Vegas lagi.
Lagi-lagi Pete terkekeh, "Engaaa Vegas."
Belum sempat Vegas bertanya lagi, Pete langsung memotong dan mulai bicara panjang lebar.
"As what I said last night, aku mulai suka sama pakaian feminine sejak umur lima belas, I feel pretty when I dress like a girl, it's just a cute outfit at first, tapi semakin kesini I feel like I love being sexy and started to used lingerie."
"Huh," Vegas masih terlihat bingung.
"Tapi aku cuma pake dikamar aja kok, dan ga untuk foto atau bikin vidio kaya yang kamu pikirin juga.. I don't know.. There's something that I can't explain with a words, but the point is.. I feel happy when I feel sexy with that stuff."
Pete mengakhiri penjelasan panjang lebarnya itu dengan tidur telungkup dan menatap mata Vegas.
Vegas yang ditatap sedikit gelagapan melihat binar dimata Pete. Dia bisa merasakan perasaan Pete, tapi tentu Vegas masih butuh waktu untuk mencerna semua pengakuan Pete.
"No response?" Tanya Pete.
"For the vibrator, the dildo, and the lube?" Vegas lagi-lagi menjawab dengan pertanyaan."
"Well, It's embracing but I'll be honest. I started to buy that stuff since my first sex, which means when I do sex with you. Kita udah ga pernah ketemu lagi sejak kamu balik ke Seoul sama ayah kan? But it's hard for me to handle my horny phases since that. Beberapa kali aku kepikiran buat pake alat-alat itu buat puasin diri aku kalo lagi horny karena ingat how you fuck me that time. But at the end, aku gapernah pake alat bantu, I used my finger, I just need five minutes to coming out when I think about.. "
"You're blushing.. tuh merah banget" Ucapan Vegas menginterupsi ocehan Pete.
"Huh?" Pete membeku beberapa detik sebelum kembali tidur telentang dan menutup wajahnya dengan selimut.
Vegas tertawa kecil sambil bergerak dan menarik selimut untuk melihat wajah merah tomat yang bersembunyi dibalik selimut tersebut.
Selimut itu berhasil ditarik dan mata mereka kembali bertemu pandang.
"Maaf yaa.. waktu itu aku ga ngabarin kamu lagi because I have a reason but I can't tell you the reason now." Kata Vegas sambil mengusap lembut pipi Pete.
"I appreciate you feel and feeling proud about your impression of how I fuck you, I'm a good fucker for a good damn sexy boy like you, I feel satisfied too," tambah Vegas lagi.
Pete mengalihkan pandangannya, tapi Vegas bisa melihat Pete meneteskan air mata.
"Wanna get hug?" Tanya Vegas.
Pete tidak merespon, tapi Vegas tetap menarik pria kecil itu kedalam pelukannya.
Keduanya sama-sama bisa merasakan detak jantung satu sama lain yang berderu kencang. Dan dibawah sana, tentu mereka berdua juga sama-sama bisa merasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two of Us - Vegas Pete Story
RomanceIs it all just a dream? You've got to be kidding me!