It's Too Much

101 7 0
                                    

Satu minggu berlalu, tibalah hari dimana pertunangan Vegas dan Enzy akan diselenggarakan. Pertunangan kali ini berbeda dari pertunangan yang sempat gagal dilaksanakan sebelumnya.

Pertunangan dua keluarga kaya itu dilaksanakan di rumah utama keluarga  Theerapanyakul.

Dan juga, berbeda dari sebelumnya seperti pertunangan mendadak tanpa persiapan, yang bahkan Enzy belum ada di lokasi pertunangan dilaksanakan. Pertunangan mereka kali ini dipersiapkan secara matang.

Enzy sudah berada di Seoul tiga hari sebelum pertunangan. Dia dan Vegas juga sudah dipertemukan dan makan malam bersama, yang tentu saja itu semua disetting oleh papa Vegas.

Suasana kediaman Theerapanyakul mulai ramai didatangi tamu undangan, bahkan beberapa media juga diundang untuk meliput pertunangan tersebut.

Enzy baru saja selesai di makeup, kemudian dia menoleh kearah Vegas yang duduk disampingnya.

Vegas dan Enzy berada di kamar tamu yang disulap menjadi ruang make up untuk mereka. Enzy terlihat mengenakan dress panjang, dan Vegas tampil menawan dengan set jaz putih tulang juga.

Para desainer dan make up artis meninggalkan kamar tersebut, menyisakan Vegas dan Enzy di sana.

"Are you okay?" Enzy menanyakan hal tersebut kepada Vegas karena sedari tadi pria itu terlihat melamun.

Alih-alih menjawab, Vegas tampak tak bergeming dan larut dalam lamunannya.

Enzy membuang napas dalam, dan mulai meninggalkan Vegas sambil berkata,

"I'll go first, but you still have to remember that kamu juga harus keluar lebih awal untuk menyapa tamu undangan."

Vegas mengandalkan punggungnya ke senderan kursi sambil meregangkan tubuh dan menengadah ke langit-langit kamar.

"It's been a week, is he doing okay?" Vegas bertanya pada diri sendiri.

Tidak lain dan tidak bukan, orang yang dia pertanyakan adalah Pete. Mereka benar-benar tidak bertemu lagi sejak terakhir Vegas diusir paman Jo dari apartment minggu lalu.

----------

Pete tampak sibuk mengobrol dengan teman-teman dari kampusnya. Benar, beberapa teman kampus Vegas juga diundang di acara pertunangan tersebut. Teman sesama anggota BEM Vegas, teman-teman dekat Vegas, termasuk Kimhan dan Porchay, mereka menjadi teman dekat sejak kejadian Pete mabuk kala itu.

Sedangkan Pete datang bukan sebagai tamu undangan sebagai teman kampus Vegas, tapi sebagai anak dari Jo, pekerja kepercayaan keluarga Theerapanyakul.

Pete tampak mengenakan celana hitam dan kemeja putih yang dibalut dengan vest hitam press body. Penampilan yang basic tapi Pete terlihat segar dengan make-up tipis di wajahnya.

"Pokoknya kamu harus mengajari aku make-up!" Porchay lagi-lagi berkata hal yang sama pada Pete. Sejak bertemu lima belas menit yang lalu, dia tak henti meminta Pete untuk mengajarinya ber make-up, karena dia juga ingin tampil cantik seperti Pete.

"Babe, kamu gaperlu make-up, gini aja udah cantik banget, kalau ditambah make-up aku bisa-bisa pingsan ditempat," Kimhan menggoda pacarnya.

Pete yang sudah terbiasa dengan pasangan ini, hanya membalikkan bola matanya. Sebuah kebiasaan ketika Kimhan dan Porchay mulai flirting satu sama lain.

"You both too noisy.." Pete berkata sambil tertawa geli.

----------

~Pete POV~

Tepat pukul delapan malam acara dimulai. Mc membuka acara disusul dengan sambutan dari kedua belah keluarga. Semuanya terlihat mewah, mulai dari dekor, makanan, hingga penampilan para tamu.

Disamping ku, Kimhan dan Porchay bergandengan tangan sambil sesekali memuji Enzy, sang tunangan Vegas yang terlihat sangat cantik. Benar, dia cantik.

Beberapa kali mataku bertemu pandang dengan Vegas dari kejauhan. Entah mengapa aku merasa dia memperhatikan ku. Huh! Jika saja ayah tidak memaksaku untuk datang.

Aku tersentak mendengar sorakan elegan para tamu undangan. Ternyata acara yang sebenarnya akan dimulai, tukar cincin.

Melihat Vegas dan Enzy saling memasangkan cincin satu sama lain membuat jantungku terasa sesak.

Kepalaku mendadak pusing. Tiba-tiba terbayang bagaimana aku menghabiskan malam bersama Vegas. Bagaimana dia memperlakukan aku ketika kami berhubungan sex. After care yang dia berikan, tidak bisa aku lupakan bahkan dalam mimpi sekalipun.

Kissing! Kissing! Kissing!

Kiss her Vegas!

Enzy! Give your man a kiss!

Kissing! Kissing! Kissing!

Para tamu semakin heboh meneriaki Vegas dan Enzy untuk saling berciuman setelah saling bertukar cincin.

Jantungku terasa semakin sesak, aku merasa tercekik dan sepertinya aku akan menangis.

Vegas dan Enzy berciuman di tengah undangan yang heboh sambil bertepuk tangan dan meneguk minuman ditangan masing-masing.

Aku sudah berusaha menahan diri, tapi tubuh ini sama sekali tidak bisa diajak kompromi.

Aku berbalik badan meninggalkan acara, mengabaikan Porchay yang memanggil-manggil namaku.

~Pete POV End~

----------

Tamu undangan menyantap hidangan begitu acara selesai. Seperti biasanya mengobrol tentang bisnis, uang, dan harta kekayaan.

Vegas berjalan meninggalkan lokasi begitu dia sadar semua mata sudah tidak fokus pada dirinya dan Enzy.

Vegas berjalan ke arah halaman belakang, dimana dia sebenarnya tau Pete meninggalkan acara dan melenggang pergi kearah sana.

Di pinggir kolam renang, Vegas bisa melihat Pete sedang duduk disana. Ia mendekati Pete yang juga sudah menyadari kehadiran Vegas.

Pete berdiri dari duduknya dan menatap Vegas. Begitu keduanya saling berhadapan, keheningan mengiri tatapan keduanya.

Keduanya sama-sama membeku dalam tatapan satu sama lain. Sebelum akhirnya Pete mengalihkan pandangan nya dan melenggang pergi.

"I'm sorry.." Ucap Vegas sambil memegang pergelangan tanga Pete, mencegah pria kecil itu melangkah pergi.

"No need to feel sorry.. Let me go.." Sahut Pete sambil berusaha menarik tangannya dari genggaman Vegas.

"Pete, wait!"

"Vegas, please... it's all too much for me. I don't wanna talk to you right now. Aku gatau bagaimana hubungan kita kedepannya, but for now, let it go. I can't handle it anymore."

Pete mengatakan hal tersebut kepada Vegas dengan suara yang sudah bergetar.

Vegas yang tertegun sekaligus merasa hancur mendengar suara dan perkataan Pete, hanya bisa melepaskan tangan kecil itu dari genggamannya, dan perlahan punggung kecil itu menghilang dari pandangan Vegas.

Di sisi lain, Enzy diam-diam menguping pembicaraan Vegas dan Pete. Sejak awal, dia memang mengikuti Vegas yang menyelinap meninggalkan acara.

Walupun tidak bisa mendegar obrolan dua pria tersebut dengan jelas, tapi Enzy mencium sesuatu yang suspicious. (*)

Two of Us - Vegas Pete StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang