I Hate You (🔞)

115 10 0
                                    

"NNGH..."

"HNGH..."

"NGH..."

"AHH..!"

"HNGH..!"

"HAA.."

"AHH.."

"NNGH..."

"NGH.."

"AH!!"

"AHH!!"

"HAA! AH! NGH..."

"AGH AH AGH! HAA..."

"AH- NGH!"

"NGH! MMPH.. MMM.."

"NGH! HNGH NGH MMPH!"

"HAH! MPH!"

"NGH!"

"HAA!"

"FUCKHHH AHH!"

"FUCK YOU VEGAS!"

"AGH! AH!"

Pete mencapai pelepasan nya. Tubuhnya masih bergetar beriringan dengan tangannya yang mencabut vibrator dari lubangnya.

Benar.

Pete bermanstubrasi dimalam hari begitu dia pulang setelah pertemuannya dengan vegas tadi.

Dia benci bagaimana dirinya tidak bisa melupakan Vegas. Semakin keras dia berusaha, semakin dirinya menginginkan Vegas.

Pete berdiri dari duduknya di kloset dan berjalan menuju wastafel untuk membersihkan diri.

Dia melihat dirinya di cermin, dan berkata;

"I HATE YOU..."

----------

Pagi itu, Pete berjalan menyusuri lorong kampus dengan langkah cepat. Dia mengenakan hoodie abu-abu yang sedikit kebesaran, berusaha menyembunyikan wajahnya di balik tudung yang ia tarik rapat-rapat. Entah kenapa, pagi ini terasa berbeda. Dia merasakan tatapan dari banyak orang di sekitarnya, seakan semua mata tertuju padanya. Namun, Pete mencoba mengabaikannya, meyakinkan dirinya bahwa itu hanya perasaannya saja.

"Aku cuma lelah," gumamnya pelan, berusaha menenangkan diri.

Namun, semakin dalam dia melangkah, semakin jelas bahwa perasaan itu bukan hanya imajinasinya. Bisikan-bisikan terdengar dari berbagai sudut lorong, dan beberapa teman sekelas yang biasanya menyapanya kini hanya menatapnya dari kejauhan dengan ekspresi canggung dan jijik.

Pete menghentikan langkahnya, mencoba mengendalikan napas yang tiba-tiba terasa berat. Apa yang terjadi? Kenapa semua orang menatapnya seperti itu?

Tanpa Pete sadari, dua sosok mendekatinya dari belakang—Tawan dan Ken.

"Hi Bitches!" Tawan bersuara, menepuk pundak Pete dengan kasar, membuat tubuh Pete sedikit terhuyung.

Ken dengan cepat memotong langkah Pete, berdiri tepat di depannya dengan senyum sinis yang menjijikkan.

Pete menatap keduanya dengan tatapan datar, merasa bingung dengan semua yang terjadi.

"What happens?" Tanya Pete kebingungan.

Tawan mengeluarkan ponselnya, dan dengan senyum mengejek, dia memperlihatkan sebuah video. Mata Pete melebar ketika dia menyadari apa yang dilihatnya. Itu adalah video dirinya dan Vegas di kamar mandi kampus waktu itu, video yang seharusnya tidak dilihat oleh siapa pun.

Tangan Pete bergetar. Bagaimana mungkin...?

"Don't act like an innocent! you are very disgusting!" teriak Tawan sambil menarik kerah baju Pete.

Tanpa peringatan, Ken melayangkan pukulan ke wajah Pete, membuatnya jatuh terhuyung ke dinding. Tawan ikut menghujani pukulan ke tubuhnya. Pete mencoba melawan, tapi tubuhnya terlalu lemah dibandingkan dengan dua pria itu.

"Memalukan!" teriak Ken sambil melemparkan botol susu yang terbuka ke arah kepala Pete. Cairan putih itu mengalir membasahi rambut dan pakaiannya, membuatnya semakin kacau.

Pete terdiam. Dia merasa tidak berdaya. Tubuhnya gemetar, bukan hanya karena rasa sakit dari pukulan, tapi juga karena kenyataan pahit yang baru saja dia terima. Video itu... tersebar... semua orang melihatnya...

Suasana di lorong semakin ramai. Mahasiswa-mahasiswa yang tadinya hanya berbisik, kini berdiri mengelilingi tempat kejadian. Beberapa dari mereka tertawa, sementara yang lain hanya menatap dengan tatapan jijik. Pete bisa mendengar bisikan-bisikan tajam:

"Dia pasti yang menggoda Vegas duluan." "Memalukan." "Kasihan Vegas, dipermalukan sama orang kayak dia." "Bagaimana image keluarga Theerapanyakul nanti?" "It's gonna be a big headlines"

Pete ingin menangis, tapi air matanya tertahan. Di tengah keramaian itu, langkah seseorang mendekat. Semua orang yang tadinya fokus pada Pete, mendadak terdiam. Pete yang masih duduk di lantai, basah kuyup dan babak belur, mendongak perlahan.

Vegas.

Vegas berdiri di sana, tatapannya penuh dengan campuran kemarahan. Tanpa sepatah kata pun, dia melepas jaketnya dan memakaikannya di bahu Pete, menutupi tubuh kecil yang sudah basah dengan susu dan kotor.

Semua orang tertegun. Vegas, sosok yang mereka kira akan membenci Pete, justru membela dan merawatnya di depan umum. Dengan lembut, Vegas mengusap rambut Pete yang basah, lalu menghapus air mata yang mulai menetes di pipi Pete.

Mata mereka saling pandang, "I hate you..." Pete berkata lirih, tapi Vegas memotong.

"Pete," terdengar lembut namun tegas, "ayo, berdiri."

Pete, yang sudah terlalu lelah untuk melawan, mengulurkan tangan dan membiarkan Vegas membantunya berdiri. Vegas kemudian merangkul Pete, melindungi tubuhnya dari tatapan hina para mahasiswa. Mereka berjalan bersama, meninggalkan kerumunan yang masih terpana dengan kejadian barusan.

Beberapa mahasiswa yang tadinya berbisik bahwa Pete adalah pihak yang salah, kini mulai mempertanyakan asumsi mereka. Bagaimana mungkin seseorang yang dianggap sebagai ''penggoda'' diperlakukan dengan begitu penuh kasih oleh Vegas?

Saat Vegas dan Pete perlahan menghilang di balik sudut lorong, kerumunan itu akhirnya bubar. Tapi bisikan-bisikan baru mulai terdengar, dengan nada yang berbeda kali ini. Kini, lebih banyak yang menyadari bahwa mungkin, Pete dan Vegas memang saling mencintai. (*)

Two of Us - Vegas Pete StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang