Hari ini adalah hari keberangkatan Pete menuju Seoul. Dia berangkat menuju bandara bersama sahabatnya Tay.
Pete dan Tay menjadi teman akrab sejak mereka berumur 12 tahun. Meskipun mereka bersekolah ditempat yang berbeda-beda, tapi mereka tinggal bertetanggaan dengan jarak empat rumah saja.
Tay memutuskan untuk tidak berkuliah dan memilih untuk melanjutkan usaha keluarganya di desa, mengurusi restoran, vila, dan beberapa cafe milik keluarga.
"Kenapa siap-siapnya lama banget sih? Kan jadi buru-buru gini," celetuk Tay tiba-tiba.
Saat ini Pete dan Tay berada dalam perjalanan menuju bandara. Tay mengantar Pete menuju bandara dengan mengendari mobilnya. Dan memang, sekitar 30 menit lagi, pesawat Pete akan Take-off.
"Iiihh jangan marah-marah dong, tadi aku kebelet eek mau gimana lagi," jawab Pete sambil sambil menggoda Tay.
"Kebiasaan.. Kalau gini kan kita gabisa nongkrong dulu.. Orang kamu udah mau Take-off," sahut Tay lagi.
"Iyaaa maaf ya Taytay.. Nanti kita meet di Seoul deh, aku yang ongkosin," goda Pete lagi.
Taytay, panggilan sayang Pete untuk sahabatnya itu.
"Untung kamu cantik, kalau engga udah aku jitak duluan," tutup Tay.
Begitulah kedekatan antara Pete dan Tay. Mereka suka menggoda satu sama lain, sampai-sampai tetangga sekitar rumah menduga kalau mereka berpacaran.
--------
Pete melambaikan tangan pada Tay yang juga melambaikan tangannya di ujung sana. Beberapa saat setelah sampai di bandara, mereka hanya berpelukan sebentar sebelum akhirnya Pete benar-benar harus pamit karena pesawatnya akan segera Take-off.
--------
Sampainya di Bandara International Seoul, Pete disambut oleh ayah nya. Mereka berpelukan agak lama sebelum akhirnya mereka masuk kedalam mobil.
"Mau makan apa Pete?" tanya ayah Pete di dalam mobil.
"Ayo makan sushi ayah," jawab Pete antusias.
Ayah Pete tersenyum melihat anak nya yang entah kenapa terlihat lebih berseri-seri.
"Oh iya, nanti aku tinggal sendirian di apart atau bagaimana ayah?" tanya Pete tiba-tiba.
"Di apart saja ya nak. Walaupun sebenarnya tuan Theerapanyakul menawarkan kamu tinggal di rumah utama, tapi ayah sungkan, mereka sudah sangat baik. Lagi pula, sayang apart bagus seperti itu ga ada yang huni. Toh apart sama rumah utama sebelahan juga," jelas ayah Pete.
"Hmmm yaudah..," gumam Pete.
Entah kenapa Pete merasa sedikit kecewa mengetahui dia tidak akan tinggal di rumah utama. Entah itu benar-benar karena ayah nya atau karena orang lain yang tinggal dirumah itu juga. We never know..
--------
KAMU SEDANG MEMBACA
Two of Us - Vegas Pete Story
RomanceIs it all just a dream? You've got to be kidding me!