Page 07🌼

133 22 0
                                    

--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--

Bagi sebagian orang, akhir pekan adalah waktu kita untuk sekedar beristirahat dari segala aktivitas. Namun, bagi sebagian orang lagi, tak ada kata istirahat walau diakhir pekan. Salah satunya sosok Re Arendra.

Tiap hari, ia harus mengikuti les dari tempat les yang satu, ke tempat les yang lainnya. Capek? Tentu saja. Namun, sejak dulu Re Arendra sama sekali tak diberi pilihan. Sejak kecil hidupnya seolah sudah diatur dan dipersiapkan masa depannya.

Setelah melakukan rutinitas paginya, Re segera turun untuk melaksanakan sarapan bersama Papah dan Mamahnya.

"Gimana dengan les hukum tata negara kamu? Lancar 'kan?"

Baru saja dirinya duduk, Re sudah disambut dengan pertanyaan menyebalkan milik Papahnya. "Lancar."

"Bagus, pertahankan. Jangan kecewakan Papah dan Mamah."

"Iya, Pah."

Setelahnya acara sarapan paginya berlangsung dengan hening—seperti biasa. Mereka sibuk pada makanan masing-masing, tak ada kehangatan sama sekali di dalamnya.

"Papah berangkat," pamit Papah yang langsung melenggang pergi.

Tak lama setelah Papah, Mamah ikut berdiri. "Mamah berangkat, kamu les yang rajin. Papah udah bayar mahal-mahal les kamu, jangan kecewakan kami."

Re menghela napas. "Selalu seperti itu, gue sampai muak sendiri dengernya."

"Udahlah, mending gue keluar sekarang aja." tanpa menghabiskan makanannya, Re langsung berangkat begitu saja. Terlalu malas berlama-lama dalam keheningan dan kesunyian.

Sebelum menyalakan mesin motornya, Re lebih dulu menelpon seseorang. Lama berdering, hingga panggilan dengan nama kontak 'Lista❤' akhirnya terhubung.

"Selamat pagi, sayangku. Ada apa? Tumben pagi-pagi nelpon?"

"Selamat pagi. Enggak papa, kamu sibuk enggak?"

"Enggak sih, kenapa emang?"

"Siap-siap gih, aku jemput."

"Lho? Mau kemana? Bukannya kamu ada jadwal les ya?"

"Iya, tapi jamnya diundur 2 jam ke depan."

"Owalah, yaudah aku siap-siap ya. Kamu hati-hati di jalan."

"Iya."

"See you."

"See you too."

Setelah telpon mereka putus, Re segera menjalankan motornya menuju rumah Kalista. Setidaknya pergi berdua dengan Kalista lebih baik, daripada berdiam diri di tengah sunyi rumahnya. Dengan Kalista, ia bisa merasakan apa yang ia cari—cinta dan kehangatan, Kalista memiliki itu semua.

KrisanPhilia [Selesai] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang