Page 16🌼

108 12 0
                                    

___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___

Sudah 2 bulan berlalu, sejak terakhir pertemuan Bang Asa dan yang lain, hari ini sudah menginjak bulan ke tiga bagi mereka yang saling mengenal satu sama lain, mungkin, bukan lagi dikatakan pengenalan, mereka sudah bisa disebut sebagai seorang teman atau mungkin keluarga?

Banyak yang berubah, dari waktu ke waktu, dari pekerjaan Bang Asa yang semula mencopet, lalu bekerja di tempat bar bersama rekannya Tobi, sampai sekarang Bang Asa bahkan menikmati pekerjaan yang semula membuatnya ragu itu. Cakra dan Setya yang selalu bersama, bahkan bisa dibilang sering, Cakra dan Setya berkunjung ke toko Rina, menghabiskan waktu bersama hanya sebatas bercanda ria dan bermain.

Johan dan Hariri, yang mulai sedikit berubah, dari pakaian urakan, menjadi sedikit rapi karena seringnya bergaul dengan Fauzan juga Re yang terkesan membawa dampak yang baik.

Namun, sikap bolos membolos nya sama sekali susah dihilangkan.

"Fauzan, Re! Bolanya diterima anj*r bukan dihindarin! Ah payah lo berdua!" Johan berteriak frustasi sambil mengacak-acak rambutnya yang sudah tidak lagi terlihat rapi.

"Gua takut kena kepala gua, pe'a! Nanti otak gua geser, yang wakilin olimpiade sekolahan ini lagi siapa?!" Re balas berteriak sambil mengambil bola yang menggelinding itu.

"Kalau pala lo yang ketimpuk sih enggak papa ya, kali aja lo bisa mendadak juara pararel," tambah Fauzan.

"Halah terserah lo pada, dasar. Pinter doang, volly aja enggak bisa! Dah ah sana main sama si Hariri," ketus Johan lalu keluar dari lapangan, melipir ke tempat duduk depan kelas 10-5 yang terasa sejuk.

Nova, terkekeh sambil menyodorkan sebotol air dingin pada Johan.

"Kok udahan?"

"Cape batin gua main sama mereka, otak aja pinter, terima bola aja kudu mikir dulu nj*r." Johan kembali menggerutu lalu membuka segel botol dengan kasar.

"Enggak papa kali, semua orang 'kan punya bakat tersendiri. Lo juga payah main volly kalau bukan gua yang ngajarin," timpal Nova.

Johan memutar bola matanya malas. "si paling ngungkit masa lalu."

"Yeu dasar baperan lo kecap bego! Eh iya, lo tahu enggak, denger-denger nih dari anak kelas sebelah, katanya sekolah kita bakal kedatangan tamu spesial, gua denger-denger aktris papan atas, lo tahu siapa?"

Laki-laki itu nampak tidak tertarik dengan informasi yang pacarnya itu bawa, Johan memang suka melihat-lihat sosial media, namun Johan selalu tidak tertarik pada seputar dunia entertainment. Melihat film lokal saja, Johan malas. Ia lebih suka film dari luar negeri.

Tapi, selama seminggu berturut-turut, Johan memang sering menemukan berita tentang seorang aktris yang katanya akan menyelesaikan syuting film terbarunya, lalu melakukan promosi ke beberapa tempat.

KrisanPhilia [Selesai] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang