—
"Lo yakin kita enggak bakal ketahuan si Fauzan?" Johan dan Hariri kini sedang mengendap-endap menuju pagar belakang—berniat bolos ke warjok.
"Yakin banget, udah ngikut aja kenapa sih."
"Ck, gue lagi mager dihukum, Ri. Mending di perpustakaan aja, adem," keluh Johan.
"Aelah, lo bolos ke perpustakaan juga bisa dapat hukuman kalau ketahuan. Jadi ya sama aja," ucap Hariri.
"Tapi setidaknya enggak harus jalan dan manjat," kata Johan.
"Heleh, bilang aja lo mager."
"Nah tuh lo tahu, jadi mending kita balik sekarang." Johan langsung berbalik, berniat kembali ke perpustakaan. Namun, Hariri tetap kekeh mengajak Johan ke warjok.
"Ck, ayolah Jo. Jadi orang jangan mageran terus, harus semangat kayak gue."
"Dih, ogah."
Asik berdebat, mereka sampai tak sadar sejak tadi sudah ada seseorang yang memantau keduanya. Ia kemudian berdehem agar dua curut di depannya sadar akan kehadiran dirinya."Ehem."
Mendengar suara seseorang, membuat Johan dan Hariri seketika diam. Dengan kompak mereka berbalik ke sumber suara.
'Si*lan, kok dia bisa di sini sih?' batin Hariri.
'Hariri gob*ok, gue bilang juga apa. Pasti ketahuan,' batin Johan.
"Mau kemana kalian?" tanya Fauzan, ya yang memergoki mereka adalah Fauzan.
"Hehe, enggak kemana-mana kok. Cuma mau ke toilet, iya 'kan, Jo?" Hariri memberi kode ke Johan.
"I-iya, si Hariri minta gue buat temani," ucap Johan.
Fauzan menaikan sebelah alisnya. "kalian emang sekelas? Gabut banget Hariri minta lo buat temani, sedangkan kalian enggak sekelas."
'Mampus, salah alasan gue,' batin Hariri.
'Hariri gob*ok, dong*, gil*, sia*an!' batin Johan menyumpah serapahi Hariri.
"Mau pergi sendiri ke lapangan atau mau gue seret?" Fauzan menatap tajam dua curut di depannya.
"Lolosin kita kali ini aja ya?" bujuk Hariri.
"Enggak, salah sendiri jam pelajaran kalian malah bolos dan berkeliaran begini," ujar Fauzan.
"Lho? Lo sendiri juga berkeliaran? Jangan bilang lo juga bolos ya? Wah enggak bener nih, harus--"
"Bac*t lo, Ri. Diem lo!" sebelum Hariri mengatakan hal yang bisa membuat mereka semakin dihukum berat, Johan segera menutup mulut Hariri.
"Gue berkeliaran karena tugas. Lupa lo berdua hari ini hari apa?" kata Fauzan.
"Ingatlah, ini hari 'kan hari rabu," jawab Johan polos.
Fauzan menghela napas lelah. "maksud gue, ada apa dihari rabu."
KAMU SEDANG MEMBACA
KrisanPhilia [Selesai] ✓
FanficNCT DREAM Lokal Krisan Philia, sebuah kisah singkat 7 kepala yang memiliki berisiknya masing-masing, namun mencoba bertahan selama mungkin. Menyatukan 7 kepala menjadi satu bukanlah hal yang mudah. Walau begitu, mereka memiliki tujuan yang sama. M...