Page 11🌼

131 13 0
                                    

--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--


"Kamu tolong bawa ini ke dapur ya," ucap Rina kepada salah satu pegawainya.

"Oh iya, Mbak." setelah pegawainya itu pergi melaksanakan tugasnya, Rina berniat mengerjakan hal lain. Namun urung ketika ia mendengar seseorang memanggilnya, seseorang yang tak asing lagi dihidup Rina.

"Rina."

Rina berbalik, lalu sedikit terkejut melihat eksistensi seorang pria yang tak dia sangka akan datang. "lho? Kamu datang?"

Seseorang itu tersenyum. "iya dong, masa aku enggak datang di acara peresmian tokonya kekasihku. Kekasih macam apa kalau begitu."

"Aish, kamu ini bisa aja. Tapi emang kamu enggak ada pasien ya? Padahalkan aku bilang enggak papa kalau emang enggak bisa datang hari ini," kata Rina tak enak hati.

"Hadeh, kamu ini. Kalau kamu tanya pasienku ada atau enggak, ya pasti ada 'lah. Tapi kalau kamu tanya ada waktu, tentu ku jawab ada. Lagian kalau emang enggak bisa, aku pasti enggak datang. Tetapi karena aku bisa, ya aku datang," jelas kekasih Rina.

"Emang paling bisa kamu tuh buat aku terbungkam."

Sosok kekasih Rina, terkekeh. "oh iya, aku hampir lupa. Anak aku menitipkan salam dan permohonan maaf untuk kamu, katanya maaf enggak bisa ikut datang. Dia ada acara belajar bareng teman tim olimpiade-nya. Dan selamat atas peresmian toko barunya, kapan-kapan dia akan berkunjung ke sini."

"Bilang padanya aku tak masalah dan makasih untuk ucapannya. Ngomong-ngomong dia ikut olimpiade apa?" tanya Rina.

"Katanya sih dia dan temennya ditunjuk buat ikut olimpiade biologi, makanya dia dan temennya belajar bersama terus beberapa hari ini," jawab kekasih Rina.

"Terus kabar si Mbak gimana?"

"Baik kok."

"Kapan sih kamu bolehin aku ketemu sama si Mbak? Aku 'kan pengen ketemu, dari dulu kamu nunda mulu."

"Sabar ya, tunggu waktu yang tepat."

Rina telihat menghela napas. "ya sudah, kamu--"

"Kak!" seseorang kembali memanggil Rina, segera dia berbalik.

"Si Tobi udah datang tuh, kayaknya dia bareng temennya yang semalam nginep di rumah aku deh. Aku samperin dulu ya, kamu enggak papa aku tinggal sebentar?" ujar Rina.

Kekasih Rina mengangguk. "Iya enggak papa, gih samperin adek kamu dulu. Aku tunggu di sini aja."

Cukup lama kekasih dari Rina menunggu Rina kembali, sebab dapat ia lihat, tak lama setelah adik dari Rina datang, empat orang anak kembali menghampiri sang kekasih. Dan seingatnya, salah satu anak dari keempatnya—anak yang juga meneriaki nama Rina, adalah keponakan dari kekasihnya itu.

Hingga kemudian, Rina beserta anak-anak itu berjalan menghampirinya. Tepat setelah mereka tiba di depan kekasih Rina, Tobi langsung mendekatinya.

"Wih, saya kira si abang enggak bakal datang. Biasanya seorang dokter 'kan sibuk," celetuk Tobi kemudian merangkul kekasih Rina—seolah kekasih dari Rina itu adalah temannya, sedangkan kekasih Rina hanya mampu menggelengkan kepala melihat tingkah adik dari Rina, ia sudah sangat memakluminya.

KrisanPhilia [Selesai] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang