baikan

26 4 0
                                    

shelly makin dibuat bingung dengan kevin yang tiba-tiba minta maaf kepadanya.

"kemarin katanya gak marah, tapi kok ngakunya sekarang marah."

"iya...om." jawab shelly pelan, nyaris tak bisa didengar oleh kevin.

melihat kevin yang masih diam saja, shelly pun menyikut lengan kevin.

"udah om, gak usah dibahas."

"kamu gak apa-apa?"

"iya, aku gak apa-apa. aku baik-baik aja selama om gak tiba-tiba gak jelas kayak kemarin," ucap shelly bercanda ke kevin.

akhirnya kevin nyengir lebar yang menampilkan deretan giginya dan menurut shelly itu lumayan lucu. kemudian kevin mengambil tas shelly untuk dibawa di pundaknya.

"ringan banget ini tas kamu, gak bawa buku?" tanya kevin sambil berjalan ke lift bersama shelly.

"siapa bilang aku gak bawa buku? sok tau banget om." shelly melirik sinis, tapi kevin tau itu bercanda.

sesampainya di bawah, kevin mampir ke swalayan untuk membeli sesuatu.

"nih." kevin menempelkan kotak susu strawberry di pipi shelly membuat sang empu meringis.

"aduh, dingin tau! om rese banget." kesal shelly lalu mengambil kotak susu itu.

"lah diambil juga tuh susunya." kevin tersenyum jahil.

"oh jadi ini mau dikembaliin ke kasir? biar aku kembaliin ya om."

kevin cepat-cepat menahan shelly.

"ya enggak dong, kan aku beli buat kamu."

"baik banget. namanya siapa?"

dengan wajah yang masih senyam-senyum, kevin menjawab dengan bangga.

"kevin moon!"

shelly cekikikan dan sesaat kemudian tersadar karena mengetahui nama lengkap kevin.

"omong-omong om ini blasteran?" tanya shelly saat sudah masuk ke dalam mobil. keduanya memasang safety belt kemudian kevin menjalankan mobil menuju sekolah shelly.

"iya, kayak kamu." jawab kevin sambil menyetir.

"berarti om punya nama korea dong?"

"iya, shell."

"siapa?"

"hmm, siapa ya?"

"yang bener dong, om. siapa?"

"banyak tanya ah kamu."

"ih, jawab dulu. aku penasaran banget ini."

"gak mau ah, aku lagi nyetir bawa kamu, shell. entar kalo nabrak kan bahaya, kalo aku sendirian mah gak apa-apa."

shelly memukul lengan kevin. untungnya, kevin memakai kaos tanpa lengannya itu sehingga rasa sakitnya lebih terasa.

"om mau nabrakin diri? aneh-aneh aja."

"bercanda doang, shell. kamu serius banget, apa mau diseriusin?"

shelly bergidik ngeri. "apaan, sih? gak jelas banget, dasar aneh." maki shelly dan kevin hanya tertawa terbahak-bahak.

shelly memalingkan pandangannya ke tepi jalanan yang ditumbuhi pohon dan beberapa bunga yang sedang bermekaran.

"sekarang lagi musim semi, ya?" monolog shelly namun bisa di dengar kevin.

"kenapa? kamu mau ke taman bunga?"

shelly yang tadinya membelakangi kevin sontak menatapnya penuh semangat. "mau mau!"

"kapan om mau ajak aku ke taman bunga?" tanya shelly antusias.

"weekend dong, sekalian bawa kamu jalan-jalan. kemanapun kamu mau, om jabanin." jawab kevin sambil sesekali melirik shelly.

"seriusan? om baik banget."

kevin tersenyum lebar. "udah lama gak liat kamu seneng gitu, shell." cicit kevin.

"apa om? gak kedengeran jelas." tanya shelly, kevin geleng-geleng kepala.

mobil kevin terparkir sempurna di depan sekolah shelly namun sang pemilik tak mau minggat dari depan sekolahnya.

"om! kenapa harus nungguin aku masuk kelas, sih?" protes shelly.

"siapa bilang aku nungguin kamu masuk kelas? aku lagi liatin sekolahnya nih, bagus banget kan? pasti lebih gede dari sekolah lama kamu." alibi kevin.

"apaan sih, om? udah sana balik ke apartemen." usir shelly dengan mendorong pundak kevin untuk kembali ke mobilnya.

"enggak mau."

"ih, om--"

"shelly!"

om kevin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang