weekend (2)

10 2 0
                                    

kevin mengulas senyum bahagia melihat shelly berdiri diantara bunga-bunga cantik yang tentu saja tak bisa dibandingkan dengan kecantikan shelly.

dia berjalan menghampiri shelly dan hendak mengajaknya ke coffee shop yang ada di dalam taman ini.

lonceng berbunyi begitu kevin dan shelly membuka pintu coffee shop tersebut.

"kamu cari tempat duduk aja, shell. biar aku yang pesenin." shelly mengangguk dan mencari spot terbaik menurutnya.

shelly berjalan menaiki anak tangga, jadi coffee shop ini ada dua lantai. dia memilih balkon lantai dua, karena bisa melihat pemandangan hamparan bunga-bunga dari sana.

om kevin

om, aku di balkon lantai dua ya |


handphone kevin bergetar begitu chat dari shelly masuk. dia pun segera membuka chat itu dan membalasnya selagi menunggu pesanan tersebut selesai.

shellyy
| siap, ditunggu ya celii

shelly membuka chat itu lalu senyumnya mengembang melihat kevin memberikan panggilan "celi" untuk dirinya.

tak lama kemudian, kevin datang membawa nampan berisi dua chocolate frappe dan dua porsi spaghetti.

"wow, om tau aja kesukaan aku." puji shelly lalu kevin meletakkan piring di depan mereka berdua.

"whatever and whenever, shell." kevin tersenyum.

lalu mereka menikmati makanan sambil sesekali menertawai diri mereka masing-masing.

"om cerita dong," ujar shelly tiba-tiba.

"apa yang mau diceritain?"

"kok om bisa pindah ke kanada? kenapa gak di korea aja?"

"hm? kalo gak pindah ke kanada gak ketemu kamu dong, shell. kita juga gak akan disini sekarang."

"iyaa, tapi bukan gitu maksud aku."

"gimana-gimana?"

"alasannya gitu."

kevin menarik nafas panjang sebelum berbicara.

"jadi, dulu setelah tamat sma di korea, aku disuruh lanjutin corporation keluarga sekalian kuliah di kanada. akhirnya, aku dengan terpaksa meninggalkan korea."

"kok kayaknya ceritanya sedih banget?"

lelaki di depan shelly terkekeh kecil kemudian melanjutkan kalimatnya.

"padahal kamu tau gak, shell?"

"apa?"

"aku ninggalin orang yang ku sayang di korea, dan selama belasan tahun kita gak ketemu."

"terus-terus? akhirnya gimana? ketemu lagi gak?" tanya shelly antusias.

kevin mengangguk sebagai balasan. "iya, kita ketemu lagi. tapi dia gak inget aku, shell."

shelly yang tadinya memasang senyum di wajahnya menjadi cemberut. ikut merasakan sedih yang pasti dirasakan kevin sekarang.

"sabar ya, om. suatu hari nanti, dia pasti inget lagi dan kembali sama om."

lelaki itu menatap shelly. "menurut kamu gitu, shell?"

"iya, aku yakin. selama om emang bener-bener sayang ke dia, pasti dia juga rasain hal yang sama. karena rasa sayang itu pasti nular."

setelah menghabiskan waktu cukup lama di taman itu, mereka langsung kembali ke vancouver mengingat perjalanan yang harus dilalui cukup panjang.

"shell, kamu gak mau tidur aja? kalau capek jangan dipaksain," ucap kevin. dia melirik shelly dan jalanan bergantian.

shelly menggeleng.

"udah, kamu tidur aja gak apa-apa. di jok belakang ada selimut, kamu ambil aja."

kevin memang sudah memperhatikan shelly yang terus menguap daritadi. shelly pun mengambil selimut tersebut dan memakainya.

selimut itu beraroma seperti kevin, rasanya juga hangat. rasanya benar-benar seperti mendapat pelukan dari kevin.

sepanjang perjalanan shelly tidur dengan nyenyak. mereka sampai di apartemen jam 9 malam.

melihat shelly yang masih tertidur nyenyak, kevin memutuskan untuk menggendong shelly naik ke apartemen. ini sudah yang kedua kalinya.

kevin menutupi tubuh shelly dengan selimut karena dress yang dia pakai. setengah sadar, shelly memeluk kevin dan menyandarkan kepalanya ke dada bidang milik kevin.

lelaki itu hanya bisa tersenyum hangat melihat shelly merasa nyaman dengannya. setelah sampai di depan pintu apartemen shelly, kevin menekan bel dan selang beberapa detik pintu pun terbuka menampilkan mamah jiwoo dengan wajah kagetnya.

"shelly kenapa, kev?" tanyanya khawatir.

"dia gak kenapa-napa kok, kak. tadi dia ngantuk dan ketiduran di mobil, itu pun karena aku suruh." kevin nyengir.

"ohh yaudah, tolong bawa masuk ya." kevin menggangguk dan meletakkan shelly di atas tempat tidurnya.

setelah itu kevin pergi ke dapur.

"kak, aku minta air panas ya." katanya setengah berteriak.

"iya." setelah mendapatkan jawaban, kevin mencampurkan air panas tersebut dengan air biasa.

kevin membawanya ke kamar shelly lalu membersihkan lengannya dengan air hangat. karena udara di luar sedang dingin, kemudian kevin mematikan pendingin dan menyalakan penghangat ruangan.

begitu selesai, kevin duduk di pinggir ranjang sambil menatap shelly untuk beberapa menit.

tiba-tiba saja shelly menggenggam tangannya erat dan mengeluh dia kedinginan.

kevin menggenggam kembali tangan shelly di dalam tangannya untuk memberikan kehangatan.

mamah jiwoo melihat itu semua dan senyumnya pun mengembang.

om kevin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang