mampir

17 3 0
                                    

"aku gak mau kamu kenapa-napa, shell."

"yaampun om, khawatir banget kayaknya.." cicit shelly, kevin tidak bisa mendengarnya dengan jelas.

"hah?"

"gak apa-apa, om. jangan khawatir, aku bisa jaga diri kok."

terdengar dari seberang sana kevin menghela nafas.

"yaudah kalo gitu, nanti kalo udah sampai rumah kabarin lewat chat atau telfon juga boleh."

tanpa sadar shelly tersenyum karena perhatian kevin ini.

"iya, om. tenang aja. btw, om udah makan siang?" tanya shelly sambil melirik arloji berwarna pink di tangan kirinya.

"belum nih, shell. kenapa? kamu mau masakin gak dari rumah?"

"ih, om aku tuh gak bisa masak tau. yang ada gosong ntar makan siangnya kalo aku yang masakin."

shelly bisa mendengar bahwa kevin terkekeh.

"gak apa-apa, gosong juga tetap aku makan kok. yang penting kamu bikinnya tulus."

kedua ujung bibir shelly terangkat.

"apaan sih om, ada aja jawabannya. udah sana lanjutin kerjanya om, katanya sibuk."

"iya, emang lagi sibuk nih baca berkas, mau buat laporan dulu. tapi karena aku tau kamu bakalan bosan gak ada aku, jadi aku temenin deh."

shelly tertawa keras.

"om udah kayak cenayang aja."

"kamu masih di sekolah?"

"iya, nungguin matthew sama kak mark selesai rapat."

"oh, yaudah. ku temenin sampai mereka selesai."

"jangan, ih. kan om lagi sibuk. bentar lagi weekend, lho. jangan lupa janji om ke aku."

"haha, enggak dong. mana mungkin aku lupa, shell."

"nah itu om, entar karena banyak kerjaan om gak bisa nemenin aku lagi."

"kalo misalnya ada kerjaan hari itu bakalan aku undur, shell."

"sombong banget, mentang-mentang CEO."

kevin terkekeh.

"apapun biar kamu senang."

ucapan kevin itu membuat shelly senang mendengarnya.

"masa, sih?"

"iya, gak percayaan banget ih kamu."

keduanya kembali terkekeh sampai mark dan matthew membuat shelly kaget dan berhenti tersenyum.

"om, telfonnya aku tutup dulu, ya. kak mark sama matthew udah selesai rapat, nih."

"oke, sampai ketemu nanti, shell."

sambungan pun terputus. matthew menatap shelly penuh selidik.

"nelfon siapa tuh, shell?" tanya mark.

"pasti pacarnya, nih!" seru matthew.

shelly sedikit tersipu, mark mengernyit.

"udah selesai?" tanya shelly balik mengalihkan pembicaraan.

mark dan matthew kompak mengangguk.

"ayo, kakak antar pulang." mark berjalan mendahului mereka berdua.

"kak, gue boleh ikut bareng lo, gak?" matthew menatap mark memelas.

"kenapa mau ikut? bukannya lo bawa kendaraan sendiri?"

"lagi gak bawa, nih. hehe, bolehin dong. please?"

mark menatap mata matthew yang memelas tersebut dan terpaksa mengiyakan permintaannya. sementara matthew bersorak di dalam hati.

sesampainya di parkiran, mark langsung membukakan pintu untuk shelly membuat matthew reflek memasang wajah tak suka.

"cuma shelly aja? gue enggak?" matthew melipat tangannya di depan dada melihat mark yang sedang membuka pintu mobil.

"lo siapa." mark menutup pintu mobil tersebut dengan pelan setelah memastikan shelly duduk tenang di kursi penumpang.

"idih, punya perasaan ya lo sama shelly."

ucapan matthew tersebut menginterupsi pergerakan mark untuk beberapa detik.

"cepat masuk atau gue tinggal." mark tidak menghiraukan ucapan matthew itu walaupun di dalam hatinya ada yang mengganjal.

"perasaan, apanya? gue cuma anggap dia kayak adik cewek gue."

mobil mark melaju meninggalkan parkiran sekolah menuju apartement shelly.

setelah sampai disana, mereka bertiga berpapasan dengan mamah jiwoo lalu mengajak mereka untuk mampir sebentar karena mamah sudah memasak makan siang.

tentu saja hal itu membuat mark dan matthew tak bisa menolak.

siapa yang mau menolak makanan gratis?

mark pun memarkirkan mobilnya di basement apartement.

"jadi, kalian ini temennya shelly?"

mark dan matthew saling lihat-lihatan begitu pertanyaan itu dilontarkan pada mereka berdua.

shelly membantu mamah jiwoo untuk menghidangkan makanan di meja.

begitu semuanya sudah terhidang, mereka berempat makan dengan tenang.

"shell, kamu udah telfon kevin?" tanya mamah jiwoo tiba-tiba.

"hm? oh, udah kok, mah. katanya om kevin lagi sibuk." jawab shelly santai.

"apa? om?" mamah jiwoo terbelalak dan menatap shelly dengan kening mengkerut.

"ehh, maksudnya kak kevin."

"kamu ini, ya. kan mamah udah pernah bilang sama kamu, gimana sih kamu?"

"iya iya, mah. aku belum terbiasa."

mamah berdecak sebal, sementara mark dan matthew hanya menyimak percakapan mereka berdua.

setelah selesai makan, mark dan matthew langsung pamit pulang kepada mamah jiwoo dan shelly.

"mark, matthew..ini tante ada makanan untuk kalian bawa pulang." mamah jiwoo memberikan dua kotak bekal masing-masing kepada mark dan matthew.

"wah, tante. jadi repot-repot gini, kita jadi gak enak lho, tan." mark tersenyum simpul.

"gak apa-apa, kok. kalian sering-sering main kesini ya."

mark dan matthew mengangguk.

"kalau gitu kami pamit dulu ya, tante."

"kita pulang dulu ya, shell."

om kevin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang