1. Senyum Dikit, Baper Banyak

232 24 31
                                    

"Sudah paham, ya? Untuk tugasnya, saya kirim PJ Matkul, ya. Kalau ada yang bingung bisa ditanyakan lewat PJ. Terima kasih."

Setelah seorang wanita yang biasa disebut PLP--Pranata Laboratorium Pendidikan--meninggalkan kelas, segerombolan orang segera berkumpul ke meja paling belakang. Gadis yang sebelumnya terkantuk-kantuk itu segera menegakkan tubuhnya karena teman-teman yang mendesaknya untuk segera membuka ponsel. Benar saja, pesan berisi tugas praktik minggu ini baru saja terkirim ke ponsel Hari--si PJ Matkul.

Setiap orang jadi berebut untuk melihat tugas tersebut.

"Weh, gila! Suruh nyari responden orang luar gizi, Cuy!"

"Eh, iya, gak oleh ambe arek gizi." (Tidak boleh anak gizi)

"Pulang wae, yo? Karo Pak'e" (Pulang aja ya? Biar sama bapak aja)

Sedang ribut-ributnya semua orang dengan tugas tersebut, Hari justru kesal karena ponselnya belum juga dikembalikan. "Gais, ini udah zaman canggih. Biar kukirim tugasnya ke hape kalian masing-masing sini."

Beberapa orang beralih menatap Hari dan tersenyum. Benar juga, pikir mereka masing-masing. Setelah ponselnya dikembalikkan, gadis yang bertugas sebagai PJ Matkul--penanggung jawab mata kuliah--tersebut segera mengirimkan tugas ke grup kelas. Masing-masing mereka jadi meributkan perihal mencari responden di luar jurusan gizi untuk dilakukan wawancara riwayat makan. Hari yang tidak memiliki banyak teman di tempat kuliahnya saat ini jadi ikut kebingungan.

Tugas SKP Pertemuan 1
Membuat video wawancara food recall 24 jam dengan responden di luar jurusan gizi (tidak boleh teman satu jurusan).
Ketentuan video:
1. Sesuai urutan wawancara seperti di materi
2. Maksimal 20 menit
3. Dikumpulkan paling lambat minggu depan
Link pengumpulan: https://TugasSKP1

**

Harum ayam geprek sudah tercium sejak jarak lima meter dari kantin. Hari dan teman-temannya sedikit berlari menyadari kantin yang mulai dipenuhi mahasiswa. Mereka tidak mau menunggu lama, sedangkan perutnya sudah keroncongan dari tadi. Tanpa pikir panjang, keduanya langsung menuju kantin paling ujung untuk memesan ayam geprek seperti biasanya. Namun, tinggal tiga puluh sentimeter lagi mencapai warung, langkah Hari terhenti.

"Duluan, Dan!" Suara yang amat dikenal Hari mengalihkan atensinya. Suaranya tidak begitu keras, tetapi mampu membuat gendang telinga Hari bereaksi begitu cepat. Hari berteriak di dalam hatinya.


Terlihat seorang pria sedang naik di boncengan motor. Pria bertubuh tinggi yang mengenakan seragam biru navy dengan tas gitar diselempangkan di pundaknya tidak bisa Hari abaikan begitu saja. Terlebih senyuman pria itu ketika sedang berbicara dengan temannya. Momen yang hanya berlalu sekitar tiga menit itu berhasil membuat Hari melompat kegirangan.

"Ah! Sa! Sa! Lo harusnya liat, sih, tadi! Sa ...! Kak Abri ...," teriakan Hari akhirnya keluar juga, mengundang atensi penghuni kantin yang memang cukup ramai saat itu.

Tasa-nama asli Tasya-hanya merespons dengan malas. Berbeda dengan Nova yang jadi celingukan mencari keberadaan pria yang selalu dibicarakan temannya tersebut.

"Nov ...." Sasaran rengekan Hari jadi berubah ke Nova. Pembicaraan Hari tentang Kak Abri yang tiada habisnya itu dimulai lagi semenjak mereka memesan makanan hingga makanan hampir tandas.

"Suka banget sama Kak Abri. Heran," ledek Nova yang meski sudah bosan, tetap bersedia menjadi pendengar kebucinan Hari.

"Ngobrol aja enggak pernah, eh!" Ucapan Tasa membuat mereka tertawa, kecuali Hari yang merasa tertampar kenyataan.

Love Recall 24/7 [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang