"Kemarin tugas recall makanannya udah dikumpul semua, ya? Tadi materi dari dosen sudah sampai SQFFQ?"
Pertanyaan ibu PLP seolah angin lalu. Tidak ada mahasiswa yang menjawab, hingga sang ibu memanggil nama Hari--Penanggung Jawab Matkul. "I-iya, Bu. Tadi sudah sampai SQFFQ."
"Tugasnya nanti sama, ya, buat video. Jadi meskipun materi ini udah ada dari semester sebelumnya, tugas ini biar kalian bisa makin terampil. Kemarin video recall makanan juga masih banyak yang belum lengkap tanyanya. Nanti bisa jadi salah perhitungan energinya. Jadi ...," lanjut ibu PLP menjelaskan beberapa hal yang perlu diperbaiki ketika melakukan wawancara makanan.
Sementara itu, gadis di bangku belakang sudah tersenyum-senyum sendiri karena memiliki alasan lagi untuk bertemu Abri.
**
"Kak Bri!" Hari langsung berlari ke arah Abri yang baru keluar dari kelasnya. Hal tersebut tentu mengundang tatapan penasaran dari teman Abri. "Kak, gue boleh minta tolong lagi?"
Sepekan berlalu hingga hari Minggu tiba lagi. Hari datang lagi ke kontrakan Abri untuk melakukan wawancara SQFFQ. Gadis itu membawakan martabak telur dan jambu kristal. Baru kunjungan keduanya ini, Hari sudah disambut hangat oleh anggota Sight yang sedang berkumpul di ruang tamu.
"Temen Bri, ya? Sini masuk, Dek. Abri lagi ke kamar mandi dulu," ucap Sahir yang pertama kali menyambut Hari--sama seperti minggu lalu.
Gadis itu dengan canggung mendudukkan diri lesehan di hadapan tiga pria yang sedang sibuk dengan ponselnya--Abri dan Daarun tidak ada. Ketika Hari duduk, semua pandangan benar-benar teralihkan padanya--atau makanan yang dibawa Hari.
"Btw, Dek. Jangan mikir aneh-aneh, ya. Kita cuma ada motor 3 dan kebetulan minggu kemarin mogok 1, yang 1 dipake Sahir, 1-nya dipake gue, makanya lo disuruh ke sini." Treesna menjelaskan situasi agar Hari tidak salah paham karena diajak bertemu di kontrakan.
"Ditambah Bang Bri emang mager keluar panas-panas," celetuk Fidan.
Treesna kembali bersuara, "Di sini juga ada mik sama kamera soalnya, kirain bakalan butuh. Makanya kemarin lo disuruh ke sini, Dek. Terus hari ini, karena lo udah tahu juga rumah kami dan kemarin juga aman aja, jadi di sini lagi."
Mendengar penjelasan Treesna yang bertele-tele membuat Sahir membuka mulut juga. "Intinya kalau nanti enggak nyaman, bilang aja, ya, Hari."
Hari jadi senang bisa mendapat penjelasan dan perhatian seperti ini langsung dari idolanya. Justru makasih banget, Kak. Gue seneng banget bisa interaksi gini sama kalian.
Tidak lama, Abri keluar dari kamar mandi dan turut makan martabak dan jambu pemberian Hari. Sebelum memulai wawancaranya, Abri lebih dulu mengungkit pengangkuan Hari sebagai penggemar Sight.
"Penggemar Bang Bri tepatnya, kemarin aja ...." Fidan menghentikan ucapannya ketika Hari menatapnya dengan penuh harap agar tidak menceritakan kejadian Hari menanyakan pacar Abri. Fidan jadi tertawa sendiri mengingat kejadian tersebut.
"Pantes, sih, Dek. Gue kayak pernah liat wajah lo," ujar Treesna dengan ingatan samar-samarnya.
Sementara itu, Hari jadi makin bersemangat. Gadis itu menceritakan mengenai perjalanannya untuk mengikuti kegiatan panggung Sight. Hari tidak bisa berhenti bercerita mengenai kekagumannya pada Sight. Beberapa di antara mereka, Fidan terutama jadi terharu karena rupanya ada penggemar yang benar-benar menyukai Sight dan musiknya.
"Padahal sekarang, nih, kita lagi sepi job," kata Sahir, "makasih, ya, Hari. Kita jadi tahu harus ap--"
Tiba-tiba Daarun muncul dengan berlari. Dengan napas tersengal-sengal, pemuda itu mencoba mengatakan maksudnya, "Bang ... ga ... wat ... Mas ... gaw ... wat ...."
Fidan malah melempar bantal ke arah Daarun. "Duduk dulu, Run."
Abri yang datang dari dapur menyerahkan segelas air ke Daarun. "Ngapain, sih, Run? Nih, minum, dulu. Duduk dulu, sante aja kal--"
Daarun meneguk air sekaligus membuat kakak-kakaknya tercengang. Pemuda itu menurut untuk duduk dan mulai memberi tatapan serius. Namun, tidak ada yang terucap setelah beberapa menit berselang membuat Treesna mulai tidak sabar.
"Ngomong, Run!" ucap Treesna dengan kesal.
"Oh, iya, Mas. Soalnya tadi disuruh duduk sante, jadinya lupa mau ngomong. Oh, iya, jadi tadi tuh mau ngomong ...." Daarun tiba-tiba memukul pahanya sendiri dengan kencang karena teringat hal yang akan disampaikannya. "Gawat, Bang, Mas! Kita punya tiga jadwal hari ini!"
Kehebohan Daarun tidak memengaruhi siapa pun. Mereka masih memiliki 8 jam di hari ini untuk menyelesaikan semua jadwal tersebut. Namun, ketika Daarun melanjutkan kalimatnya, baru mereka semua turut panik.
"Semua acaranya abis adzan dzuhur, Bang, Mas. Tempatnya juga jauh-jauhan, jadi ...."
"Jadi?" tanya Treesna, Sahir, dan Abri bersamaan. Mereka memang mempercayakan bagian manajemen jadwal kepada Daarun. Hal seperti ini juga pernah terjadi sebelumnya. Namun, dulu selalu ada celah untuk solusi, entah karena jamnya berjauhan sehingga masih sempat, tempat berdekatan, atau janjian yang masih bisa dibatalkan. Saat ini situasinya berbeda. Tiga tempat dalam satu waktu sekaligus.
"Jadi ... gimana?" jawab Daarun yang justru sebuah pertanyaan. Pemuda itu terkikik menyadari kesalahannya yang cukup sulit kali ini. Daarun melirik ke arah Sahir yang menatap kesal saat ini. Daarun berujar lirih, "Bang, gimana, Bang?"
Semua mata jadi melihat ke arah Sahir untuk menemukan solusi, sedangkan Sahir jadi mengembuskan napas berat karena beban yang ditanggungnya. "Kok bisa, Run, tabrakan jadwal sampe tiga gini?" Sahir mencoba sabar. Tanpa menunggu jawaban Daarun, ia mencecar Daarun dengan banyak pertanyaan. "Emang acaranya apa aja, Run? Di mana aja? Jamnya? Kalau dibatalin atau jadwal ulang bisa enggak? Perlu Sight tampil atau cuma kayak pertemuan ngobrol? Terus ...."
"Bang, sabar, Bang ...."
**
Tambahan sedikit:
SQFFQ juga merupakan wawancara makanan (seperti food recall). Perbedaannya, kalau food recall itu makanan yang dikonsumsi dalam 24 jam, sedangkan SQFFQ itu makanan yang biasa dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu (bisa minggu, bulan, atau tahun). Jadi fungsi SQFFQ ini untuk mengetahui kebiasaan makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang.
Hehe, cmiiw.
Terima kasih sudah mampir😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Recall 24/7 [Tamat]
RomanceHari adalah seorang mahasiswi gizi semester 4 yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang seniornya di kampus. Namun, bagi sang senior, Hari hanyalah salah satu dari sekian orang yang menikmati musiknya. Hal inilah yang membuat Hari semak...