19. Penikmat Musik Sight

51 17 2
                                    

Semua anggota Sight hanya menganggukkan kepala ketika Fidan menjelaskan kemunduran jadwal tampil. Mungkin karena rasa saling percaya yang sudah terbangun, seakan keputusan salah satu anggota menjadi cukup dan merupakan yang terbaik saat itu. Hari yang sebelumnya merasa kesal dengan panitia acara pun jadi luluh karena reaksi Sight yang biasa saja.

"Bang, penampilan pertamanya sekitar lima belas menit lagi. Semuanya sudah siap, ya, Bang?" tanya Hari kepada Sahir. Sahir terlihat mengangguk, kemudian memeriksa gitar yang akan dipakainya hari ini. Abri juga terlihat mencoba memainkan lagu menggunakan bassnya. Tanpa alat musik, Daarun memukul angin seolah-olah sedang memainkan drum. Sementara itu, Fidan berulang kali berdeham dan berlatih menyanyi.

Hari jadi penasaran dengan Treesna yang terlihat lebih diam dari yang lainnya. Pria itu terlihat tersenyum dengan ponsel di tangannya. Awalnya Hari penasaran, tetapi mengurungkan niatnya untuk bertanya ketika penampil di panggung sudah turun. Hari keluar dari ruangan Sight untuk memeriksa kondisi. Setelah Sight benar-benar dipersilakan untuk tampil, baru gadis itu memanggil Sahir dan yang lainnya.

Hari jadi gugup sendiri. Padahal bukan dirinya yang tampil di atas panggung, tetapi jantungnya berdetak begitu cepat. Mungkin karena ia sebagai manajer Sight atau memang rasanya selalu seperti ini setiap kali melihat Abri dan Sight tampil.

Sahir memulai perkenalan dan seperti yang Hari kira, banyak penonton yang bersorak untuk Sight. Hari ikut di dalamnya. Meskipun menonton dari arah samping, teriakan Hari tidak kalah kerasnya dari penonton lain hingga beberapa panitia acara jadi heran.

"Ini Aku," gumam Hari setelah mendengar intro dari lagu yang dibawakan Sight. Lagu ciptaan Sight yang pertama kali Hari dengarkan dan membuatnya makin menyukai Sight. Hari menyukai melodi dan musik Sight yang membuatnya ingin ikut bernyanyi. Lagu berjudul Ini Aku menceritakan mengenai seseorang yang meminta keberadaannya dianggap. Apabila dianalogikan dalam hubungan dapat diartikan si cowok ingin lebih dihargai dan lebih berguna bagi pasangannya. Namun, lagu ini juga bisa diartikan Sight yang ingin diketahui keberadaannya dan Sight yang berharap bisa membahagiakan orang dengan lagunya.

Hari ikut melompat senang ketika lagu mencapai klimaksnya, begitupun para penonton. Hingga lagu selesai dinyanyikan, baru penonton berdiri tenang dan bertepuk tangan. Hari tersenyum senang, terlebih ketika melihat Sight juga tersenyum.

"E ...." Abri membuka mulutnya dengan sedikit terengah. "Terima kasih kepada penonton yang ikut bersenang-senang dengan kami. Untuk saat ini kami hanya bisa membawakan satu lagu ...."

Tepat setelah satu kalimat terakhir Abri diucapkan, sorakan kecewa langsung terdengar. Fidan dan Daarun tampak paling terharu mendengar sorakan tersebut. Abri justru tertawa sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Nanti Sight bakal bawain lagu lagi di akhir acara. Oke?" Semua penonton tampak berseru senang menyahut ucapan Abri. Abri melirik ke arah Hari dengan tangan menunjuk jam. Hari langsung paham dan mengisyaratkan kalau waktu Sight di atas panggung tinggal lima menit. Pria itu mengangguk dan kembali berkata, "Sebelum undur diri, Sight mau ngumumin hal penting dulu. Sight sudah punya nama untuk para penikmat musik Sight."

Lagi-lagi seruan dari penonton terdengar kencang membuat Abri menghentikan ucapannya. Semua anggota Sight mengangguk dan tersenyum sebelum Abri melanjutkan ucapannya lagi.

"Insight!" teriak Abri membuat Hari terkejut. Rupanya nama Insight sudah disepakati semua anggota Sight. "Para penikmat musik Sight yang telah menjadi insight kami untuk selalu menciptakan musik-musik indah ... kami mengucapkan terima kasih! Dan sampai jumpa di akhir acara!"

Sight turun dari panggung dibarengi seruan penonton. Treesna, Sahir, dan Abri melambaikan tangan ke penonton, Fidan menutup mulut tidak percaya dengan penggemar Sight yang hadir saat ini, sedangkan Daarun sedikit menunduk malu-malu dan beberapa kali menunjukkan cengirannya. Semuanya turun dan kembali masuk ke dalam ruangan. Hari turut berlari menghampiri Sight.

"Bang! Mas! Run ...! Keren banget ...!" Hari masih heboh dengan pujian yang tidak henti-henti. Gadis itu mengambilkan air minum untuk masing-masing mereka. Hari juga mengambilkan kipas dari dalam tasnya. "Bang ... gue bawa kipas, tapi cuma satu yang ada batrenya, lainnya manual ...." Hari melirik ke arah Abri berharap pria itu bisa menggunakan satu-satunya kipas elektrik.

Namun, Daarun justru mendekat ke arah Hari. "Kak, gue, Kak! Gue mau pake yang muter sendiri," ucap Daarun sambil cengengesan.

Tidak bisa menolak, gadis itu memberikan kipas elektrik ke Daarun dan menyerahkan kipas lainnya ke masing-masing anggota.

"Panas juga, ya, Solo," celetuk Abri.

Treesna langsung menanggapi, "Orang paling heboh sendiri di panggung, gimana enggak panas, Bri ...."

Hari menyerahkan tisu ke Abri untuk mengelap keringatnya. Setelahnya, gadis itu berpindah untuk menyerahkan tisu ke anggota lainnya.

"Ri, duduk dulu. Gue lihat lo paling heboh tadi. Sante aja, penampilan terakhir masih lama." Fidan merasa Hari berusaha terlalu keras hari ini hingga melupakan dirinya juga lelah. "Istirahat dulu, Ri."

"Bener, Hari. Duduk dulu aja." Sahir ikut berkomentar membuat Hari mendudukkan diri di samping Daarun. "Btw, Mbak Pur enggak kesini, Mas?"

Treesna tampak tersenyum membuat Hari sedikit curiga. "Ada dia di bangku penonton. Gue udah suruh ke sini, tapi katanya nanti aja."

Percakapan Treesna dan Sahir mengundang rasa penasaran Hari. Akhirnya gadis itu menyikut lengan Daarun dan berbisik, "Siapa, Run?"

Daarun tampak bermain-main dan menunda memberitahu Hari membuat gadis itu jadi semakin penasaran. Namun, tiba-tiba pintu ruangan diketuk dan Treesna jadi buru-buru membukanya. Hari ikut berdiri karena penasaran dan betapa terkejutnya ketika seorang perempuan cantik berdiri di ambang pintu.

"Itu Mbak Purnama, pacarnya Mas Tris. Tahu enggak, Kak? Pokoknya hubungan mereka tuh banyak banget dramanya. Lagu Ini Aku tuh sebenernya awal mulanya gara-gara Mas Tris galau." Daarun jadi berceloteh tidak henti membuat Hari semakin penasaran. Rupanya pria bertubuh tinggi yang sering tebar pesona ke penonton--Treesna--justru sudah memiliki kekasih.

"Halo, Bri, Dan, Sahir, Daarun!" sapa Purnama sambil menyalami satu per satu anggota. Ketika sampai di depan Hari, wanita itu tersenyum dan menggantungkan kalimatnya, "Mbak ...?"

"Halo, Kak Purnama. Kenalin, Kak. Hari, manajer baru Sight sekaligus Insight. Gue lebih muda dari Mas Tris, jadi panggil Hari aja, Kak." Hari tersenyum lebar. Rasanya senang bisa semakin mengenal Sight dan orang-orang di sekitarnya.

"Ah, Hari ... manajer barunya Sight. Aku panggil Hari, ya, kalo gitu. Hari juga panggilnya Mbak Nam aja ...."

Kedua gadis itu jadi saling melempar senyum. Purnama yang awalnya berniat menemui Treesna jadi mengobrol banyak dengan Hari. Kedua wanita itu menghabiskan waktu dengan saling bertanya. Sementara itu, kelima pria di ruangan tersebut jadi merasa bosan dan menghabiskan waktu menunggu dengan berlatih menyanyi--dan bermain game.

**
😭💛😭
Hehehe ada Mbak Purnamaaa
Cerita tentang Treesna dan Purnama ini sebenernya ada di ceritaku berjudul Journal ..: When Leaves Fall
Ini sebenernya songfic pake lagu-lagu Nam Woohyun dan visual sebelumnya juga bukan Day6😞🙏hehehe
Tapi tetep kupake karakternya di cerita ini
Kalo mau coba baca, bisa liat di wattpadku ya🤩🤗
Heheh terima kasih sudah mampir
💛💛

Love Recall 24/7 [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang