Nyatanya waktu persiapan satu bulan selesai juga tanpa terasa. Tanggal penampilan Sight di kampus Hari sudah tiba. Malam sekitar pukul 7, Hari sudah sibuk menyiapkan segala keperluan untuk Sight. Gadis itu berkoordinasi dengan panitia mengenai segala hal diperlukan Sight, hingga waktu dan durasi penampilan Sight.
"Hari, Hari ... duduk dulu .... Udah semua, 'kan?" tanya Sahir masih merapikan baju yang dikenakannya.
Hari mendudukkan diri dengan napas sedikit terengah. "Bang, ini, 'kan, penampilan masih ada sekitar satu jam lagi. Nah, dari UKM redaksi mau minta wawancara singkat gitu boleh enggak, Bang?" Gadis itu langsung menenggak air setelah selesai mengajukan pertanyaannya.
Sahir tampak berpikir. Pria itu melihat ke arah anggota Sight yang lain. "Gimana? Oke, enggak, Mas? Bri? Dan? Run?"
Daarun tampak mengangguk, diikuti Treesna dan Abri. Pandangan semua orang jadi tertuju ke arah Fidan yang tampak sedang latihan vokal. Pria itu membalas tatapan semua orang dan berakhir pada mata Sahir. "Ya, udah, Bang. Sekalian aja kita umumin rencana Sight ke depannya." Setelah mengatakan hal tersebut, Fidan langsung pergi menuju ke kamar mandi.
Hari cukup terkejut dengan hal tersebut. Gadis itu juga belum mengetahui rencana dan keputusan akhir Sight. Sesuai ucapannya saat itu, Hari memfokuskan diri melakukan yang terbaik sebagai manajer Sight. Namun, mendengar Sight sudah membuat keputusan, sedangkan ia tidak tahu apa-apa justru membuatnya khawatir.
Abri yang menyadari perubahan raut wajah Hari langsung menepuk pundak gadis itu. "Tenang aja, Ri. Inget kata gue kemarin?"
Hari mendongakkan kepalanya untuk melihat Abri yang berdiri di sampingnya. Gadis itu tidak paham dengan pertanyaan Abri. Namun, setelah mendengar ucapan Abri, gadis itu jadi merasa tenang dan tersenyum kembali.
"Kita semua punya satu keinginan yang sama, Ri."
Kita semua mau Sight tetap ada.
**
S
ekitar setengah jam lagi Sight akan naik ke atas panggung. Selama waktu menunggu tersebut, anggota dari UKM Redaksi sudah masuk ke dalam ruang tunggu untuk mewawancarai Sight. Hari tidak ikut di dalamnya. Gadis itu mengawasi acara dan menunggu aba-aba untuk Sight memulai penampilannya.
"Baiklah, untuk acara yang paling dinanti adalah penampilan dari band Sight untuk memeriahkan ulang tahun jurusan Gizi." Salah seorang MC mulai memperkenalkan Sight.
MC lain ikut menanggapi. "Bener, nih, Kak. Penampilan yang udah ditunggu-tunggu. Apalagi, dua membernya ini kuliah di kampus ini juga."
"Bener banget, Kak. Pasti di sini penonton juga udah pada tahu, 'kan? Siapa?" tanya MC sambil mengarahkan mikrofonnya ke arah penonton.
Penonton jadi ramai menyebutkan nama Fidan dan Abri. Salah satu gerombolan mahasiswi yang sepertinya teman sekelas Fidan sangat heboh menyebut nama Fidan. Tidak menunggu lama, MC memanggil Sight untuk naik ke atas panggung.
Treesna lebih dulu masuk, diikuti Sahir, Abri, Fidan, dan Daarun. Penonton semakin heboh. Tidak hanya Fidan dan Abri, melainkan semua anggota dipanggil. Sight memang sudah semakin dikenal.
"Selamat malam ...." Pembuka dari Sahir langsung mengundang kehebohan penonton. Sight jadi tertawa, tidak menduga reaksi penonton akan seperti ini.
Sight memperkenalkan diri, kemudian mulai membawakan lagu-lagu yang telah disiapkannya. Lagu pertama yang dibawakan memiliki nuansa melow sehingga membuat penonton turut terbawa suasana. Lagu menjadi enerjik ketika sudah sampai di pertengahan penampilan. Penonton ikut melompat-lompat mengikuti musik Sight. Sight juga mengajak penonton untuk bernyanyi bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Recall 24/7 [Tamat]
RomanceHari adalah seorang mahasiswi gizi semester 4 yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang seniornya di kampus. Namun, bagi sang senior, Hari hanyalah salah satu dari sekian orang yang menikmati musiknya. Hal inilah yang membuat Hari semak...