CLINGY

673 35 3
                                    






Ingat ini hanya fiksi, semua muse tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh di dunia nyata!



















Wilasa dibuat heran dengan perilaku Kavita sejak kemarin, sifat Kavita memang tidak berubah, tapi bagi Wilasa, Kavita seperti lebih... entahlah. Wilasa tidak paham dengan sikap Kavita sekarang ini.

Contohnya tadi saat Wilasa terbangun, ia merasa ada yang memeluknya begitu erat dari belakang. Sebelumnya ia mengira itu ulah Hanni, karena ia memang memutuskan tidur di kamar Hanni, untuk menghindari Kavita tentunya. Tapi Hanni tidak mungkin bersikap lancang memeluknya, bahkan sampai kakinya naik, melingkar di pinggulnya. Saat Wilasa menoleh, betapa terkejutnya dia melihat Kavita yang begitu dekat mendekapnya. Dan Kavita hanya memakai kaos tanpa bra.

Sungguh, Wilasa dibuat pusing dengan sifat posesif Kavita.

Wilasa yang menuju pantry, melihat Hanni dan Kavita tengah menyantap sarapan sembari menikmati pemandangan dari balik jendela. Wilasa mengambil duduk di sebelah Hanni, membuat Hanni berada diantaranya dan Kavita.

"Mau kopi, Kak?"

Wilasa mengangguk, ketika Hanni hendak beranjak, lengannya ditahan Kavita.

"Gak usah, jangan minum kopi." Hanni kembali ke posisinya semula.

"Minum teh aja. Ini punya aku, cobain deh, Wil." Kavita menyodorkan mug-nya yang berisi teh.

Wilasa menerimanya tanpa rasa curiga, ia meniup pelan sebelum menyesapnya.

"Gimana rasanya indirect kiss, Wil?"

Wilasa sontak tersedak, ia melotot pada Kavita, menatap horor padanya. Bahkan Hanni turut menoleh tak percaya padanya, tapi Kavita hanya tersenyum menanggapi mereka.

Tak mau lama-lama meladeni Kavita yang dianggapnya aneh, Wilasa pun bersuara. "Ada apa sama gaya rambut Kamu, Kak? Terakhir, bukannya warnanya blonde?"

"Ini tu lagi trend tau, Wil... tapi tambah cantik 'kan aku?" Wilasa mendengus geli.

"Bukannya karena rambut Kak Kavi bakalan rusak kalo diwarnain?"

"Enak aja!" Sewot Kavita, "Rambut Kamu yang apa- apaan, Wil? Ngapain coba musti dipotong segala?"

"Kamu cantik kalo rambutnya panjang, Wil."

Wilasa terdiam, wilasa ingat pada Kavita yang selalu mendominasi hidupnya. Apa ia tidak bisa memutuskan apa pun sendiri?

"Kak..." Hanni menoleh pada Kavita, "cara bicara Kak Kavi ke kak Wilsa berubah, gak 'elo gue' lagi. Tapi sekarang 'aku kamu'. Sejak kapan?"

Kavita tersenyum sendu, "Semenjak aku menyadari sesuatu." Jawabnya.

Wilasa menoleh pada Kavita yang saat ini Kavita pun tengah mengunci pandangan kearahnya.

"Ngomong- ngomong kemaren, apa maksud Kak Kavi, kalo kak Wilsa kejem udah misahin mereka?" Sekarang Hanni menoleh pada Wilasa. "Siapa mereka?"

Kavita kembali tersenyum. "Suatu saat Kalian bakalan tau, kok. Makanya aku ada disini, aku gak akan biarin mereka pisah, meski gak bisa sama-sama lagi."






















Flashback kemarin malam...


Wilasa tengah membersihkan tubuhnya dibawah guyuran shower saat Kavita dengan seenaknya masuk kekamar mandi. Wilasa yang terkejut dengan sosok Kavita yang sudah berdiri menghadapnya dibuat gelagapan, mencari handuk untuk menutupi tubuhnya. Yang sayangnya, handuk itu menggantung diluar bilik shower.

HEARTBEAT (WINRINA) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang