PLAN

482 28 13
                                    










Ingat ini hanya fiksi, semua muse tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh di dunia nyata!





















Deru nafas dua puan yang saling beradu setelah keduanya sama- sama mencapai klimaks, terdengar memenuhi ruangan kamar yang begitu sunyi. Wilasa dan Kavita baru saja melakukan kegiatan panas mereka setelah kemarin malam sempat tertunda. Kali ini Wilasa melakukannya dengan hati- hati, semua yang pernah ia tonton, Wilasa praktekan dengan benar.

Kini keduanya tengah mengatur nafas yang begitu memburu. Wilasa merebahkan dirinya di atas Kavita, membenarkan posisi kepalanya agar lebih nyaman berada di dada Kavita. Kavita pun dengan mata yang masih terpejam, membelai lembut surai Wilasa, tangan lainnya memeluk erat punggung polos Wilasa yang berpeluh.

Kavita membuka matanya perlahan ketika ia teringat kembali tentang perkataan Samana, yang ingin agar dirinya meninggalkan Wilasa. Mengingatnya, semakin membuat Kavita cemas, ia tak ingin kehilangan Wilasa. Hidup tanpa Wilsa-nya begitu menyiksa.

"Wil..."

"Hm?" Wilasa menaikan sedikit tubuhnya, agar kepalanya menjadi di ceruk leher Kavita.

"Kanapa, Kak?"

"Aku kepingin hamil anak Kamu."

Wilasa yang terkejut membuka matanya, ia segera menopang tubuhnya dengan kedua tangan agar bisa melihat wajah sang tercinta. Dahinya berkerut, Wilasa bingung dengan pernyataan tiba- tiba Kavita.

"Kenapa tiba- tiba?" Tanya Wilasa lembut.

"Kamu gak mau?" Kavita malah balik bertanya.

Wilasa menggeleng, "Gak gitu, Kak. Tapi Kakak random aja."

Kavita menarik Wilasa untuk dipeluk, ia membawa kepala Wilasa kembali ke lehernya.

"Aku pingin punya kelyarga sama Kamu. Punya anak dari Kamu. Kita bisa nikah di sini, Wil..."

"Tapi aku belum bisa nikahin Kamu sekarang, Kak. Masih banyak yang harus kuselesein, aku masih harus yakinin kake..."

"Gak harus nikah dulu." Potong Kavita.

Wilasa kembali menopang tubuhnya untuk melihat Kavita, dahinya kembali mengerut.

Kavita menangkup wajah Wilasa, "Kita bisa punya bayi dulu, Wil. Di coba dulu."

"Kakak mau kayak tante Tani sama tante Fanny?"

Kavita mengangguk, "Kata tante Fanny, dia juga gagal di yang pertama, setelah yang kedua baru bisa."

Kavita tersenyum mencoba meyakinkan Wilasa, "IVF. Kita coba, ya?"

Wilasa tampak menimang- nimang saran dari Kavita, setelah itu ia tersenyum lembut dan mengangguk tanda setuju.

"Tapi dengan satu syarat." Ucap Wilasa dengan wajah serius.

"Hm?"

"Lanjut ronde dua, Kak!" Seru Wilasa langsung menggigit leher Kavita.

"Wil! Jangan di gigit juga!"

Ini adalah rencana Kavita untuk mengikat Wilasa, bagaimana pun ia harus mendapatkan Wilsa-nya. Semoga rencananya mendatangkan kebahagiaan untuk mereka berdua dan jangan sampai menjadi boomerang bagi Kavita sendiri.






















Mansion Kanaya

"Thank You, Miss Vergara." Samana memutuskan sambungan telephone setelah mengucapkan terima kasih.

HEARTBEAT (WINRINA) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang