IT'S HURT

416 35 10
                                    







Ingat ini hanya fiksi, semua muse tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh di dunia nyata!




















Kediaman keluarga Waradana...


"Gimana keadaan Kavita?"

Aida berdiri, berjalan kesamping ibunya yang sekarang ada di balkon depan rumah mereka, Aida menumpu kedua tangannya pada besi pembatas. Krystal dan Aida dapat melihat Audi A6 keluaran terbaru memasuki pekarangan rumah dari lantai dua.

"Sama kayak waktu dia di tinggal Wilasa pas dulu." Krystal menghela nafas mendengar jawaban anaknya, "Malah lebih parah, Kavita cuma ngurung diri di rumah, gak mau keluar." Tambah Aida.

"Besok kita kerumah Kavita." Aida menoleh pada ibunya yang ada di samping kirinya, "Kita kesana dulu, lusa baru ibu sama bapak ke Wilasa."

"Kita gak tau gimana keadaan Wilasa karena bang Jaspie gak bisa deketin Wilasa, Bu."

Krystal mengangguk, wajahnya sudah di selimuti kekhawatiran. Ia harus bertindak cepat, ia tidak ingin kehilangan satu- satunya peninggalan kakaknya.

"Sakit jiwa Samana itu, perlakuin cucunya sendiri kayak tahanan." Geramnya.




















Mansion Kanaya...


Suasana diruang kerja Samana nampak begitu tegang, dengan sang putri sulung berdiri di depan ayahnya dengan melipat tangan di depan, serta sang ayah yang memandangi putrinya dari kursi kebesarannya. Keduanya saling melempar tatapan mengintimidasi, tak mau mengalah pada satu sama lain. Yang satu akan protesnya yang satu lagi tetap pada pendiriannya.

"Jangan mendebat ayah lagi, lebih baik Kamu bawa cucu ayah kemari." Kata Samana yang mengalah pada adu tatap mereka.

Tanisha mendengus geli, ia memalingkan wajahnya ke jendela disebelah kanannya, enggan menatap sang ayah.

"Jangan harap aku bawa Taeny kemari, jika mommy-nya saja ayah tolak."

"Jangan pisahkan kakek dengan cucunya, Tanisha."

Tanisha kembali menatap sang ayah, "Itu yang pernah ayah lakukan pada Wilasa." Sindirnya.

Samana menghela nafas panjang, ia melepas kaca mata dan memijit pangkal hidungnya.

"Sampai kapan Kamu mau memberontak, Tanisha. Bahkan Kamu sengaja membiarkan Thoms Enterprises mengakusisi perusahaanmu." Samana beranjak dari duduknya, "Kupikir keluarga kita sudah utuh lagi setelah Wilasa kembali."

"Kembali?" Tanya Tanisha dengan nada merendahkan, "Sejak awal Wilasa tak pernah ada di keluarga ini, nama belakangnya saja yang Kanaya. Sejak awal, dia bagian dari Yasawirya."

"Oh... aku sudah tidak sabar untuk menyerahkan Wilasa pada keluarga Julian. Pasti Wilasa akan lebih bahagia." Tambahnya dengan bersmirk.

"Tanisha!" Bentak Samana.

Namun Tanisha bukannya takut, "Dan perusahaan di Indo, aku lebih suka bekerja di bawah pimpinan Samsara Thomasina daripada oleh ayah sendiri."

"Apa Kamu sadar telah merendahkan nama keluarga kita!?" Tanya Samana dengan menaikan nada bicaranya.

"Ayah yang lebih dulu mempermalukan nama keluarga dengan memiliki anak haram yang di sembunyikan!" Tanisha tak mau mengalah.

Hening. Keduanya mengatur nafas yang memburu juga debar yang menggebu. Perselisihan antar ayah dan anak ini seakan tak kunjung berakhir, di mana keduanya tak ada yang mau mengalah.

HEARTBEAT (WINRINA) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang