" Kondisi janinnya sudah lebih baik, dan kondisi sang ibu sudah lebih baik dari sebelumnya" ucap seorang dokter kandungan pada Rain dan kakak perempuannya.
"Rain, kondisi janin kamu sudah lebih baik. Setelah ini jangan lupa minum vitamin dan makan sehat serta teratur, ya." lanjutnya.
Rain masih diam tidak menanggapi, tatapannya kosong menatap layar yang menampakkan janin kecil yang lebih terlihat besar dari seminggu lalu. Tangannya tanpa sadar mengelus pelan perutnya yang sudah sedikit terlihat lebih besar dari biasanya.
"Pada usia janin delapan minggu, pertumbuhannya memang cenderung lebih cepat, lihatlah janinmu yang manis ini, Rain. Dia sudah bisa bergerak meski mungkin kamu belum bisa merasakannya" ucap dokter itu.
Rain masih mengelus perutnya bagian atas, janin di tubuhnya ternyata sudah seukuran..., mungkin kacang? di lihat dari bentuknya yang seperti kacang merah.
"Rain, ingat untuk minum obat, ya. Lihat bayimu sudah memiliki tubuh yang akan segera sempurna, bahkan dia sudah bertahan dan berkembang cukup baik minggu ini" Dokter menunjuk gambar hitam putih yang memperlihatkan kegiatan janin di dalam perut Rain.
"Sudah delapan minggu kandungan kamu, Rain, waktu akan berjalan dengan cepat dan dia tidak akan lama lagi bisa memeluk dirimu, kita bisa melihatnya secara langsung" ucap dokter Gina yang selama satu bulan terakhir ini menjadi dokter kandungan untuk Rain.
"Apakah kandungannya sangat kuat?" tanya Rain tanpa menatap dokter Gina maupun kakaknya.
Kedu orang dewasa itu saling menatap satu sama lain karena pertanyaan dari Rain, kakaknya menggeleng sebagai isyarat pada dokter Gina.
"Dia kuat, Rain, seperti ibunya"
"Lalu kenapa harus minum obat? Tandanya dia lemah kan?" sinis Rain.
"Vitamin itu untuk tambahan saja, tidak lebih. Kamu dan janin ini, keduanya sangat kuat" Ucapan dokter itu tidak membuat Rain senang, ekspresinya masih kosong menatap kemana saja asal tidak menatap dokter dan kakaknya.
"....Jadi dia akan tetap bertahan?" ucapnya dengan nada ingin tau meski ekspresinya masih seperti semula, tidak ada perubahan pada raut wajah ibu hamil itu.
"Tentu, jadi saya harap jangan mencoba melenyapkannya lagi." Dokter Gina memberes kan peralatan yang sebelumnya dia gunakan, pemeriksaan sudah selesai dan Rain mulai bangkit di bantu oleh kakak perempuannya.
"Perlahan, Ra." ucap Thalia lembut padahal Raina dan membantu adiknya untuk turun karena Rain yang tidak memiliki tenaga lebih saja bergerak dengan sangat pelan.
"..."
Setiap yang di katakan dokter selanjutnya, Rain hanya bungkam tak merespons sedikitpun. Hanya Thalita yang banyak bertanya kondisi Rain, wanita dewasa itu sangat mencemaskan keadaan Rain yang bisa di katakan sangat buruk untuk ukuran seorang yang sedang mengandung.
"Adik anda hamil di usia dini, sembilan belas tahun itu masih belum cukup meski mungkin ini kondisi yang mendekati waktu yang boleh untuk mengandung. Terlebih kehamilan Rain bukan hal yang dia inginkan?. Semuanya lebih dari tidak siap baik dari fisik maupun psikis"ucap dokter Gina yang di dengarkan dengan teliti oleh Thalia.
"Kehamilan pada remaja juga sangat beresiko, fisik Rain juga belum memadai sebenarnya terutama berat badannya yang tidak naik malah menurun. Resiko pendarahan saat melahirkan juga harus di pertimbangkan, ini sangat sulit namun kita bisa membantu tubuh Rain untuk lebih siap, banyak minum Vitamin dan-"
"Katanya kuat, tapi beresiko? Oleh karena itu di tidak seharusnya ada" lirih Rain menunduk menatap perutnya tanpa ekspresi.
"Menggugurkan kandungan juga bukan pilihan terbaik, Rain. Ada banyak hal yang terjadi setelah melakukan pengguguran, nyawa kamu juga bisa tidak selamat dan masih banyak hal lain terlebih membunuh adalah tindakan kejahatan" tegur dokter Gina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake??
RandomKecelakaan yang membuat seorang perempuan hamil, apakah pertanggungjawaban perlu? "Aku tidak ingin hidup dengan lelaki yang sudah menghancurkan hidupku." "Perlahan kamu akan menerima aku dan anak kita"