"Bisa di lihat dari monitor, jenis kelamin janin adalah laki-laki" ucap dokter itu membuat Rain dan Arsan terpaku di tempat menatap bayi mereka di perut Rain yang sudah terbentuk jauh dari terakhir kali mereka memeriksakan kandungan.
Setetes air mengalir dari pelupuk mata Rain, ini salah dirinya yang selalu menolak untuk melakukan pemeriksaan, jika saja dia mengesampingkan ego dan rutin cek kandungan pasti dia mengetahui semua proses kehamilannya ini.
"Mau mendengarkan detak jantungnya?" Dokter Gina menawarkan.
Arsan langsung mengangguk sedangkan Rain hanya diam tetap memperhatikan dan saat mendengar detak jantung bayi di dalam kandungan Rain, keduanya menangis.
Arsan memeluk Rain namun tatapannya masih menatap monitor, bayi mereka tumbuh dengan sehat, tidak lama lagi untuk menyambut kehadiran sosok malaikat kecil di antara mereka dan keluarga ini akan menjadi keluarga yang bahagia.
“Dia kencing” ucap dokter Gina.
Arsan melongo menatap tak percaya dengan apa yang di lihatnya, benarkah bayi sekecil itu kencing di dalam perut? Jika benar bukankah.., itu sedikit aneh?
“Kencing?” Tanya Arsan masih tidak percaya.
Dokter Gina tertawa kecil melihat respon kedua pasangan ini yang terlihat lucu, keduanya seakan tidak mengetahui sedikitpun tentang bayi di dalam kandungan.
“Ra, anak kita minum air kencingnya sendiri” Arsan menatap Rain dengan ekspresi terkejut dan tak percaya, keduanya syok dan tak mengerti mengapa hal seperti ini bisa terjadi.
“Y-ya gak papa lah, suka-suka dia” ucap Rain yang tidak mau ambil pusing.
“Jorok banget” gumam Arsan pelan.
“Ya, kan di perut gak ada toilet,” ucap Rain asal.
Percakapan kedua pasang suami istri itu mendapatkan balasan tawa dari dokter Gina.
“Kalian ada-ada saja deh”
***
“Menurut mama kamu lahir secara Caesar saja, Ra. Kamu masih belum cukup umur dan kondisi kandungan kamu cukup lemah di beberapa waktu terakhir ini kan? Mama cuma tidak mau sesuatu yang buruk terjadi sama kamu” ucap Selvi ; ibu Arsan memberikan solusi.
“Bener mbak, Zilla setuju karena kan artinya kita bisa pilih tanggal lahiran ponakan aku ya, Zilla udah nemu loh tanggal cantiknya” ucap Azilla bersemangat.
Arsan dan Rain diam memikirkan saran dari Selvi, memang benar lebih baik melakukan operasi Caesar karena mungkin saja resikonya tidak terlalu buruk hanya saja tetap perlu pertimbangan.
“Rain mau lahir normal saja” ucap Rain tegas karena dia menginginkan itu.
“Kamu yakin?” Silvi meyakinkan.
Rain mengangguk yakin sedangkan Arsan tidak akan banyak mengomentari, dia akan mengikuti semua keinginan istrinya selagi itu tidak membahayakan keduanya.
“Arsan..” Silvi membujuk putranya namun Arsan hanya diam dan memeluk pinggang Rain, mengelus perut buncitnya dengan kasih sayang.
“Dia laki-laki Ma, wajahnya mirip Rain banget" ucap Arsan mengalihkan perhatian.
“Wah beneran? Zilla berharap dapat ponakan cewek padahal biar bisa di dandani eh malah cowok" ucap Zilla sedikit sedih.
“Lagipula abang gak akan izinin kamu ketemu sering sama anak abang,” ucap Arsan membuat Zilla cemberut.
***
Kehadiran ibu mertua Rain adalah untuk menjemput Zilla, gadis itu sempat memberontak tidak ingin pulang hanya saja ternyata ibu mertua Rain itu sangat galak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake??
AcakKecelakaan yang membuat seorang perempuan hamil, apakah pertanggungjawaban perlu? "Aku tidak ingin hidup dengan lelaki yang sudah menghancurkan hidupku." "Perlahan kamu akan menerima aku dan anak kita"