59

1.4K 51 3
                                    


°°°

Deril dan adara terlihat sedang di perjalanan. Sepanjang perjalanan Adara terlihat melamun. Adara kembali memikirkan arhan, Dari kemarin adara tidak bertemu dengan arhan. Bahkan di saat dirinya di rawat di rumah sakit, arhan tidak terlihat menjenguk dirinya. adara jadi berfikir bahwa arhan benar-benar sudah tidak perduli dengan dirinya.

"Ra?"

Adara langsung tersadar dari lamunannya. ia langsung menoleh ke arah kakaknya.

"Kenapa, bang?"

"Udah sampe, ra."

Adara langsung melihat ke arah depan, Dan ternyata dirinya sudah berada di depan gerbang sekolah.

"Ohiya, Cepet banget prasaan."

"Kamu kenapa? Masih pusing?" Tanya deril.

"Enggk kok, bang." Saut adara.

"Terus kenapa dari tadi kamu diem aja, Lagi mikirin apa?"

"Gak lagi mikirin apa-apa."

"Bohong." Saut deril.

Adara menghela nafasnya. Setelah itu ia langsung mencium singkat pipi kakaknya. "Adara masuk dulu ya, bang."

"Jawab dulu, kamu lagi mikirin apa, ra?" Tanya deril lagi.

Adara memejamkan matanya sejenak. Adara pikir setelah ia mencium deril, Deril akan melupakan pertanyaannya. Tapi ternyata gak ngaruh.

"Di tanya Malah diem." Ucap deril.

"Gak lagi mikirin apa-apa bang derilll, Dah lah, adara mau masuk."

Adara langsung turun dari mobil. Deril pun juga langsung turun dari mobil dan langsung menghampiri adara.

"Ngapain ikut keluar?" Tanya adara bingung.

"Ntar abang jemput."

Deril pun langsung mencium singkat kening adara.

"Abang pulang dulu ya." Ucap deril.

Adara mengerutkan dahinya. "Abang keluar dari mobil cuma mau cium sama bilang itu doang?"

"Iya."

Adara langsung menghela nafasnya. ia benar-benar tidak habis fikir dengan kakaknya.

"Sana masuk." Perintah deril.

"Iya, bang."

Adara pun langsung melangkah memasuki gerbang. Setelah adara sudah tidak terlihat, Deril langsung kembali masuk ke dalam mobil. Setelah itu ia pun langsung pergi meninggalkan area sekolah.

°°°

Adara berjalan dengan santai untuk menuju ke kelas.

"Adara!"

Adara langsung menghentikan langkahnya ketika Mendengar ada yang memanggil namanya. Tiba-tiba fara datang dan langsung memeluk adara.

"Ya ampun, raa. Lo kenapa gak ngasih tau gue kalo kemaren lo di rawat di rumah sakit." rengek fara.

"Kemaren kepala gue bener-bener sakit banget, Jadi gue gak kepikiran buat ngasih tau lo, Lagian hp gue di simpen sama bang deril."

Fara Langsung melepas pelukannya. "Tapi sekarang lo udah bener-bener pulih kan?"

Adara tersenyum. "Iya, tenang aja."

"Gue kemaren kaya orang tolol tau gak gara-gara lo gak berangkat, Gada temen gue." Ucap fara kesal.

Adara hanya terkekeh. Tiba-tiba ada seseorang yang menggenggam tangan adara. Adara pun langsung menoleh ke orang yang berdiri di sampingnya. Adara terkejut begitu mengetahui kalau ternyata itu arhan. tatapan arhan terlihat sangat tajam ketika melihat ke arah dirinya.

[POSESIF BROTHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang