6. Apartemen

66 14 6
                                    


Kicauan burung yang terdengar dari luar jendela apartemen Yura yang terbuka membuat angin bebas masuk ke dalam ruangan, mengiringi kegiatannya mengemas beberapa pakaian dan skin carenya karena ia senang merawat diri usai melakukan pekerjaan. Tidak lupa boneka Teddy Bear berbulu putih kecil miliknya, karena ia tidak akan bisa tidur jika tidak ditemani boneka kesayangannya.

Selesai berkemas ia duduk sebentar sambil menikmati ice coffe buatannya, sembari memikirkan bagaimana ia akan hidup berdampingan dengan seorang Han Jimin, mungkin di luar sana banyak yang berharap bisa dekat bahkan tinggal bersama meski hanya sekadar bekerja dengan Jimin. Namun, Yura tak seperti yang lain, ia bahkan tak menginginkan tugas ini, harus berapa lusin stok kesabaran yang akan Yura gunakan untuk menghadapi Jimin nantinya. Yura menghela napas, berharap pekerjaannya tak berlangsung lama.

"Ingat Yura kau harus profesional, meski ia bersikap menyebalkan." Napas berat terdengar, sambil mengacak-acak surainya, Yura menenggelamkan paras ke dalam lututnya yang di tekuk. Tak lama kemudian ia bergegas untuk bersiap-siap menuju rumah sakit.


💉💉💉


Yura berjalan melewati lorong rumah sakit yang di beberapa sudutnya terdapat pasien dan anggota keluarganya sedang duduk mencari udara segar di luar kamar.

Yura meletakkan kopernya di nurse station, setelahnya bersiap untuk membereskan pekerjaannya karena selama beberapa hari ke depan ia akan meninggalkan tugasnya di rumah sakit.

"Yura ... kau sudah siap? bagaimana rasanya menjadi perawat pribadinya Jimin?" Goda Eunbi.

Yura yang sedang fokus dengan pekerjaannya menoleh ke arah Eunbi, sedikit menarik kedua sudut bibirnya yang tak bertahan lama, “Itulah yang sedang aku pikirkan, bagaimana menghadapinya setiap hari.” Yura menghembuskan napas berat, tubuhnya seakan melemas tak kuat menyangga kepalanya, lalu menumpukannya di atas meja kerja. Sejenak memejamkan mata membayangkan sikap Jimin.

“Kau merasa gugup ya? Tinggal bersama pria tampan apa lagi ia seorang idol.” Kembali Eunbi menggoda Yura dengan wajah polosnya, seakan lupa jika Jimin kerap bersikap menyebalkan selama di rawat di rumah sakit.

"Hah? Yang benar saja?” Seketika Yura menegakkan kepalanya kembali, “Apa kau saja yang menjadi perawat pribadinya, nanti akan aku usulkan kepada dokter Yoo Joon?”

Eunbi melebarkan senyumnya sampai terlihat deretan gigi yang berbaris rapi. “Ooh ... tentu tidak perlu repot-repot mengusulkanku, sudah cukup aku menanganinya di sini. Sepertinya hanya kau yang bisa sabar dengan sikapnya." Perkataan Eunbi membuat Yura mengeluarkan tatapan tajamnya, siap menghunus tepat pada sasaran.

Yura mendengus kesal, “Kalau begitu diam lah. Aku sedang menyiapkan mental.”  Eunbi tak bisa menyembunyikan tawannya setelah mendengarkan perkataan Yura.

“Sudah-sudah ayo lanjut bekerja,” ujar Eunbi sambil menahan tawa. “Kau yang mengusikku tadi,” sahut Yura.
Lalu mereka berdua melanjutkan perkerjaannya, ada yang melakukan pemeriksaan rutin di ruangan pasien dan ada pula yang sedang memasukkan data-data kesehatan pasien.


💉💉💉


Setelah siang pukul 11.00kst, Yura sudah selesai mengerjakan berkas kepulangan Jimin dan memberikannya kepada Lee Jaejoong. Jimin sudah siap untuk pulang dan duduk di kursi roda dengan di bantu Yura yang mendorongnya, sedangkan managernya membawakan tas Jimin menuju keluar dari rumah sakit. Di luar gedung sudah banyak wartawan yang meliput dan menanyakan keadaan Jimin.
Sejenak mereka berhenti untuk memberikan keterangan, bahwa Jimin sudah membaik dan tinggal masa pemulihan di rumahnya, setelah itu mereka masuk ke dalam mobil menuju apartemen.

.
.
.

Sesaampainya di apartemen mewah dan luas milik Jimin, manager Lee memberitahukan di mana letak kamar tamu yang akan di gunakan Yura selama beberapa hari ke depan, sedangkan Jimin sudah berada di kamarnya untuk beristirahat.

Kamar yang lebih besar jika di bandingkan dengan kamar di apartemennya  di tambah  desaign yang simple tapi elegan menghiasi kamar tersebut membuat siapa saja yang tinggal merasa nyaman. Kini Yura akan menempatinya sementara waktu. Kamar itu berdampingan  dengan kamar Jimin, agar Yura dapat dengan cepat mendatangi  Jimin jika ia butuh sesuatu. Kini Yura tengah menata pakaian yang di keluarkan dari koper dan ia pindahkan ke dalam almari pakaian.

"Akhirnya selesai juga ... aku akan memberitahu
Eunbi dahulu kalau aku sudah sampai." Yura mengambil ponsel di atas ranjang, terdengar suara nada sambung yang terdengar dari spiker ponsel Yura. Tanpa menunggu lama Eunbi mengangkat panggilannya.


📞 “Aku sudah sampai dan baru saja selesai berkemas,’’ ucap Yura di balik ponselnya.

𝓜𝔂 𝓟𝓪𝓽𝓲𝓮𝓷𝓽  || 𝐏𝐣𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang