10. Save

63 13 5
                                    

Jimin tengah memeriksa jadwal pekerjaannya untuk Minggu depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jimin tengah memeriksa jadwal pekerjaannya untuk Minggu depan. Ia yakin Minggu depan sudah bisa beraktivitas kembali. Notifikasi pesan dari Minji yang menanyakan keadaan dan mengingatkan untuk menjaga kesehatan. Hanya di balas Jimin singkat, sekedar berterimakasih atas perhatiannya.

Jimin keluar kamar memanggil Yura, tapi tak ada jawaban. Ia membuka kamar milik Yura namun, wanita itu juga tak ada di sana. Jimin melihat jam yang tertera pada layar ponselnya. Sudah dua jam Yura tak kunjung pulang dari apotek. Tiba-tiba saja perasaan Jimin menjadi tidak tenang. Memikirkan Yura jika terjadi sesuatu, pasalnya ia beberapa kali menghubunginya. Namun, tak ada jawaban sama sekali. Bahkan pesan yang Jimin kirim belum juga di balas.

"Apa dia mampir ke suatu tempat terlebih dahulu? Tapi kenapa tidak memberitahuku?" Jimin membuka tirai yang memperlihatkan jalan menuju ke apartemennya. Tak ada tanda-tanda Yura berada di sekitar apartemen.

.
.
.

"Kenapa kau terlihat ketakutan?" ucap seseorang yang tak sengaja Yura tabrak.

"Ada yang membuntutiku," bisik Yura. Wajah paniknya tak bisa di sembunyikan lagi. Ada rasa ketakutan di sana. Meski ia sudah sedikit lega bertemu dengan seorang yang ia tabrak itu.

Tak sengaja Yura bertemu dengan Yunki. Salah satu anggota member Sevensoul, sekaligus teman Jimin. Ia tengah makan malam sendirian di temani bodyguard agensi di restoran yang sama. Ia mengedarkan pandangan memeriksa keadaan sekitar. Restoran itu terlihat normal dengan pengunjung yang lumayan banyak hari itu. Nampak tak ada yang mencurigakan menurut Yunki.

Dengan wajah datarnya Yunki meyakinkan Yura bahwa tak ada yang perlu di khawatirkan. Ada dia yang menjaga Yura. "Tenanglah, mereka hanya pengunjung biasa."

Belum sempat Yura menjelaskan kejadian yang sebenarnya, Yunki membawa Yura masuk ke salah satu ruangan reservasi restoran tersebut. Untuk berjaga-jaga jika kekhawatiran Yura memang benar. Yunki menarik salah satu kursi dan memesankan minuman untuk Yura. Ia juga meminta salah satu bodyguardnya untuk berjaga di depan pintu ruangan.

Yura menarik napas dalam, mengembalikan ketenangan dalam hatinya. Ia sudah aman.

"Untung saja aku bertemu denganmu. Aku takut jika orang itu membuntutiku sampai ke apartemen Jimin," ujar Yura setelah meminum air mineral. Dan menceritakan kronologis kejadian yang membuatnya takut.

"Aku akan mengantarkanmu kembali ke apartemen Jimin. Pakailah topi, masker, dan jaket salah satu bodyguard ku untuk mengelabui orang yang membuntuti mu."

Yura menuruti saran dari Yunki. Sejenak ia menatap dalam Yunki yang membantunya memakaikan topi. Pria ini ternyata tak menyebalkan seperti saat pertama kali bertemu.

"Jangan menatapku seperti itu," ujar Yunki dengan wajah datarnya.

Yunki segera membalikkan badan, untuk mengambil tasnya sembari menyembunyikan parasnya yang mendadak memerah. Berdiri saling berhadapan dengan Yura tanpa ia sadari membuat anomali jantungnya berdetak tak beraturan. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk senyuman namun tak bertahan lama. Aneh sekali, bahkan Yunki merasa khawatir jika terjadi sesuatu dengan Yura. Padahal mereka baru saja saling mengenal. Debaran apa ini? Bahkan ia tak pernah merasakan sebelumnya, pada siapapun yang pernah dekat dengannya.

𝓜𝔂 𝓟𝓪𝓽𝓲𝓮𝓷𝓽  || 𝐏𝐣𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang