Semenjak kejadian saat Yura di buntuti seseorang. Jimin menjadi lebih protektif kepada Yura. Begitu pula dengan Yunki. Bahkan seakan mendapat peluang untuk lebih dekat dengan Yura. Tak seperti biasanya Yunki sudah berada di apartemen Jimin. Sedangkan sang pemilik apartemen memicing curiga karena ia tak mengetahui apa yang Yunki rencanakan.
Jimin memandang lurus ke arah seseorang yang duduk di hadapannya. Arah mata orang itu selalu mengekori setiap Yura bergerak menyiapkan makanan dari dapur berpindah ke atas meja. Ketika Yura kembali ke dapur untuk mengambil minum. Kembali orang itu tak hentinya melepas pandangan.
Jimin berdeham, "Apa kau melihat hantu yang menempel di tubuh Yura?" selidik Jimin sambil bersidekap.
Buru-buru Yunki melepaskan pandangannya kepada Yura, memandang dingin pasien yang di rawat Yura. "Aku curiga yang membuntuti Yura waktu itu bukan sesaeng. Tapi memang seseorang yang ingin mendekatinya." Seperti cenayang yang bisa meramal, Yunki membicarakan tentang pendapatnya dari pada menjawab pertanyaan konyol Jimin, yang sebenarnya ia tak ingin tertangkap basah telah mengamati Yura. Meski yang sebenarnya Yunki memang tengah terpesona dengan keindahan paras Yura yang terlihat natural tanpa polesan make up dengan rambut di kuncir kuda.
Jimin merapatkan tubuhnya dengan ujung meja, menyipitkan kedua matanya seraya memindai sambil menimang pendapat Yunki. Lalu mengelus dagunya dengan jari telunjuknya. Kemudian menoleh memandang punggung Yura yang masih sibuk menuang minuman ke dalam gelas.
"Tak dapat di pungkiri bahwa Yura memang memikat. Tapi siapa orang itu? Pengecut sekali dia!" ujar Jimin geram.
"Entahlah, semoga hal ini tidak terjadi lagi. Aku akan mencari penjaga untuk Yura."
"Tunggu, kau tak pernah seperti ini sebelumnya kepada seseorang yang baru saja kau kenal Hyung. Kenapa kau seolah perhatian sekali. Apa kau ... "
Belum sempat Jimin melanjutkan pertanyaannya. Yura datang dengan nampan berisi tiga gelas di atasnya. Dan ikut bergabung di meja makan bersama kedua pria yang kini saling memandang curiga. Mereka tak lagi melanjutkan obrolan. Yura memilih duduk di sebelah Jimin. Membuat pria itu menarik kedua sudut bibirnya samar. Ada rasa kemenangan bisa duduk dan makan di samping Yura. Sedangkan bagi Yunki tak masalah jika Yura duduk di sebelah Jimin, toh ia masih bisa memandang dengan jelas di hadapannya.
"Hm ... " Yunki mengangguk sambil mengunyah daging Bulgogi. "Rasanya mirip masakan restoran langganan kita dan anak-anak member yang lain kan, Jim." Setelah merasakan masakan Yura dan memvalidasi rasanya. Baru kali ini Yunki merasakan masakan Yura. Yunki semakin bersemangat menghabiskan hidangan di atas meja.
"Makanya berat badanku sekarang makin bertambah. Selain Yura merawatku dengan baik. Masakan yang ia berikan memang sangat lezat." Jimin tak ingin kalah memuji masakan Yura.
Yura menampilkan senyum, "Syukurlah kalian menyukai masakanku. Ayo habiskan."
"Oh ya ... Besok jadwalmu untuk cek up. Setelah itu tugasku menjadi perawat pribadimu telah selesai," sambung Yura.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓜𝔂 𝓟𝓪𝓽𝓲𝓮𝓷𝓽 || 𝐏𝐣𝐦
Fanfiction❗ FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA ❗ Ketika pekerjaan mempertemukan Kim Yura dengan Han Jimin, antara perawat dan seorang idol terkenal, keberanian diuji di tengah kedekatan yang tak terduga. Namun, di balik hubungan yang sedang tumbuh, kehadiran Par...