18. Harapan

32 8 1
                                    

Apa yang di katakan Lee Jungsuk sungguh keterlaluan bahkan merendahkan Yura sebagai wanita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang di katakan Lee Jungsuk sungguh keterlaluan bahkan merendahkan Yura sebagai wanita. Meski Yura hanya bekerja sebagai perawat biasa tawaran itu sungguh melukai harga dirinya. Jika saja tidak sedang di rumah sakit, Yura pasti sudah menampar Jungsuk dengan keras.  "Sepertinya kau menyalah artikan setiap pertemuan yang tidak di sengaja. Dan saya tegaskan bahwa, saya bukan wanita yang bisa kau beli dengan uangmu itu, Tuan."
Baru kali ini aku merasa menyesal pernah menolong orang.

Bukannya menyadari perbuatanya, pria itu malah semakin mendekati Yura. Menempatkan Yura berada di antara tangannya yang menempel pada tembok. Membuat Yura semakin tersudutkan tak dapat bergerak. Jungsuk menyeringai melihat Yura yang berani menatapnya dengan tatapan tajam. Kepalanya mendekat hingga deruan napas Jungsuk menerpa wajah Yura yang memerah menahan amarah. "Kau semakin cantik jika sedang menahan marah. Aku semakin jatuh cinta kepadamu."

Sungguh Yura sudah ingin meludahi wajah Jungsuk saat ini juga. Beruntung Eunbi datang dan memanggilnya. Membuat Yura bernapas lega bisa terselamatkan dari hewan buas itu. "Semoga kita tidak pernah bertemu lagi setelah ini," harap Yura saebelum ia meninggalkan Jungsuk.

Jungsuk berkacak pinggang. Tertawa lirih, menatap punggung Yura yang mulai menjauhinya. "Kau akan merindukanku jika lama tak bertemu denganku."

Manusia memang boleh berharap tapi belum tentu semesta akan mengabulkannya. Akan tetapi hal itu tak berlaku bagi Jungsuk. Apa yang ia harapkan dan inginkan harus di dapatkan. Apapun caranya. Ia begitu percaya diri dengan apa yang ia miliki. Mempunyai banyak uang maka segala sesuatu yang ia kehendaki pasti akan di dapatkan. Meskipun harus melawan takdir, Jungsuk akan tetap menerjangnya.

"Tugas kalian tak perlu membuntutinya lagi. Ada tugas lain untuk kalian," Perintah Jungsuk kepada seseorang sebelum mematikan ponselnya.

💉💉💉

"Siapa pria tadi? apa dia kekasihmu? kalian terlihat serasi," tanya Eunbi penasaran.

Baru saja Yura duduk menyandarkan punggungnya. Mengatur napas untuk meluruhkan kekesalan yang menyelimuti diri. Malah mendengar pertanyaan Eunbi yang membuatnya kembali kesal.

"Enak saja. Dia pria gila yang lepas dari pengawasan."

Kedua mata Eunbi menyipit seakan tak percaya dengan jawaban Yura. "Pasti kalian sedang bertengkar, ya?"

Yura mendesis kesal. "Sudahlah, ayo lanjut bekerja.'' Rasanya energi yang ia miliki sudah habis jika untuk menjelaskan kepada Eunbi, sebab temannya itu seakan tak mau mempercayai perkataan Yura. Jadi sia-sia saja jika Yura menjelaskan panjang lebar.

Lembaran laporan data kesehatan pasien belum juga Yura selesaikan. Ia masih kesal dengan Jungsuk.  Pikirannya melayang  hingga wajah Jimin yang tengah tersenyum melintas di dalam benaknya. Perkataan Jimin terkadang memang menyebalkan, tapi ia tak pernah bersikap kurang ajar kepada Yura. Bahkan saat memberikan pertolongan saat Yura demam, Jimin dapat menjaga diri  agar tidak melewati batas.  Yura tak bisa membayangkan jika saat itu bukan Jimin yang melakukannya, mungkin Yura sudah kehilangan sesuatu miliknya yang berharga. Yura tersenyum samar, bersyukur bisa mengenal pria bertanggung jawab seperti Jimin. 

𝓜𝔂 𝓟𝓪𝓽𝓲𝓮𝓷𝓽  || 𝐏𝐣𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang